Prolog: Pertentangan
Aldo menarik tali gas sepeda motornya begitu kuat
hingga terdengar bagai auman sang raja hutan. Sejalan dengan suasana hati Aldo yang panas ketika ia hampir menghajar
Fidel di depan halte kampus.
Tiada ampun bagimu, Fidel, ucap batin Aldo sambil menatap jalan dengan sorot
mata lurus dan tajam.
*
Fidel berada di antara gelisah, ragu dan kesal. Ada
banyak hal yang tidak bisa dijelaskan ketika perempuan yang dicintai Aldo
menjebak dirinya.
Perempuan itu… Bagaimana aku bisa menjelaskannya,
Aldo? Haruskah dengan cara pertikaian? Fidel bertanya pada dirinya sendiri
sambil menahan tali gas sepeda motonya dengan kecepatan konstan.
