Wednesday, 27 May 2015

The Last Holiday ( Part 2 )



Menghilang & Misterius
“ Ah gak mungkin Hel ? Masa di hutan sunyi senyap kayak gini ada orangnya ? Ngaco kau Hel ?! “ tandas Fachry .
“ Sumpah Chry , aku gak berani bohong ! aku juga berani sumpah kok ! Kalo ada orang lain selain kita di sini ! “ sanggah Rahel .
“ Alah hebat banget ngelesnya ya , Hel . Jangan pake deh alasan ada hantu lah , ada cewek lah di hutan , ya bilang aja kau mau ngecengi kita kan sama kemesraan kalian berdua kan ?! “ sentak Vinna penuh kesinisan .
“ Eh Vin , jaga omongan mu ! Kenapa sihkamu slalu sirik sama kita berdua ! Emangnya kita berdua salah apa sih sama mu ! Apa sih yang kamu dendamin dari hubungan kita berdua ! Kalo cemburu ya tinggal bilang aja . “ bentak Raka .
Vinna terdiam mendengar kata – kata Raka begitu juga dengan Rachel .
“ Kamu emang udah berubah Raka ... “ kata Vinna pelan tak sadar air mata nya menetes dan pergi meninggalkan mereka .
“ Mau k’mana, Vin ?! ” tanya Anna sambil menyusul Vinna .
“ Kamu gak apa-apa kan Hel ? “ tanya Raka ,
“ Kamu seharusnya jangan ngomong kayak gitu , Rak . Perasaan cewek itu halus . “ kata Rahel .
“ Gak apa-apa , Hel , nanti baikan sendiri . Aku juga bingung kenapa tuh si Vinna ngomongnya sinis banget sama mu , Hel , sama kedekatan kita berdua . ”
Rahel hanya menggeleng kepala nya sekali melihat sifat keras kepala pacarnya tersebut .
“ Si Vinna kenapa Rak ? “
“ Oh biasa , kerjanya ngambek mulu , Gun . “ jawab Raka tersenyum kecil .
“ Oh itu . “
Wajar Agun bertanya seperti itu , karena dia barusan saja selesai mencuci piring bekas makan siang mereka .
Senja t’lah beralih malam. Di hamparan langit tinggi nan hitam terdapat rembulan dan ribuan bintang bertebaran .
Terlihat dua orang wanita sedang bercerita di atas batu karang yang tak terlalu besar .
“ Nggak nyangka Ann , dia sebegitu gampangnya ngelupain dan memilih penggantiku , Rachel temen kita sendiri Ann . “ kata Vinna sambil menangis sesunggukkan  .
“ Kamu harus sabar Vin . Kutahu perempuan mana yang gak sakit hati , lihat mantan nya dengan begitu gampangnya ngelupain kenanganyang sudah dilalui bersama dan udah menggandeng yang lain . “ kata Anna sambil berusaha menenangkan hati kawan nya yang sedang bersedih .
“ Tapi yang kutahu , sahabatku gak pernah serapuh ini sama cowok , yang pasti kalo dia emang udah tercipta hanya milikmuseorang , si Raka pasti bakal balik ke pelukanmu kok , namanya jodoh kita gak pernah tau Vinn , itu cuma rahasia Tuhan dan para staff-staffnya . “ Anna sambil meyakinkan dengan sedikit candaan .
“ Hmm , makasih ya Ann , kamu emang sahabat yang bisa ngertiin aku . “
“ Gini donk baru namanya sobat, kamu itu sobatku yang paliiiing cantik . jangan sedih Vinn entar luntur lagi cantiknya . “
“ Haha bisa aja kau ,Ann... “ sambil menanggapi menanggapi candaan temannya yang berusaha menghiburnya .
“ Hoamm “ Anna menguap .
“ Gak ngantuk Vin , anak-anak udah pada tidur , lagipula udah banyak nyamuk mau nyari makan Vin ?! . “ ajak Anna
“ Kau duluan , Ann . Aku blum ngantuk Ann , Aku masih pengen liat bintang – bintang sama bulan di malam hari ini kayaknya beda dan indah banget , Ann . “ kata Vinna
“ Yakin Vinn ? “
“ Yakin , sist ... “
“ Ya udahlah , aku balek duluan ya Vinn , cepet-cepet nyusul ,  jangan kelamaan di luar . “
“ OK ! “
Merasa t’lah diyakinkan dengan jawaban teman nya , Annasegera kembali ke tenda untuk tidur bersama Rahel meskipun di hatinya terselip rasa khawatir terhadap sahabatnya itu .
Sementara itu , Vinna sedang asyik melihat gugusan bintang dilangit dan sinar bulan purnama yang begitu cerah memancarkan seberkas sinar kepada diri nya , setidaknya ini bisa juga membuat hatinya tenang mengingat kejadian tadi siang yang membuat dirinya harus meneteskan air mata .
Angin laut berhembus begitu sejuk , mungkin sepoi-sepoi , membuat badan Vinna sedikit merasa kedinginan , tapi hal ini masih membuatnya bertahan di sana karena dia memakai jaket & shalf , bisa mengurangi rasa dingin yang menyergap tubuh nya . Semakin lama dia bertahan semakin lama angin bertiup lebih kencang , Vinna yang menyadari keadaan alam sekitar menjadi tak bersahabat , Vinna segera menyusul Anna menuju tenda perkemahan .
Sebelum Vinna sampai ke tenda kemah , Vinna melihat perempuan yang dibicarakan Rachel tadi siang ,persis sekali yang dikatakan Rachel . Merasa penasaran  dengan perempuan tersebut sekaligus membuktikan benar tidaknya perkataan Rachel , Vinna mengikuti langkah perempuan itu .
“ Hei , tunggu ! “ kata Vinna .
Vinna segera menyusul perempuan itu tidak lupa juga dia membawa obor Anna yang ditinggalkan Anna untuknya .
“ Kamu mau kemana ! Hey ! “ Vinna berjalan menyusul perempuan itu .
Tapi Vinna merasakan suatu keanehan .Perempuan itu berjalan seperti berlari di atas angin sehingga dia harus bergegas untuk mengejarnya .
“ Tunggu dulu , aku gak pernah lihat kamudi hutan ini . Apa kamu penduduk desa sana ?! “ teriak Vinna tapi perempuan itu seperti tidak mendengarkan perkataannya sambil terus berjalan .
“ Heh kamu dengar nggak ! “ bentak Vinna .
Ternyata kata-katanya membuat perempuan itu berhenti . Tapi hal yang paling mengejutkan adalah bulu kuduknya berdiri ! Begitu juga rambut halus di tangannya semua nya berdiri sesaat perempuan itu berhenti di depannya dengan punggung membelakanginya .
Keringat dingin menetes dari dahi Vinna sangking banyaknya , karena dia tak bisa untuk memalingkan kakinya untuk pergi darinya , sepertinya terkunci , sendi kakinya bahkan tak dapat bergerak sedikit pun .
Akhirnya perempuan itu membalikkan badannya ke belakang .
Bola matanya seperti hampir mau keluar hanya bisa melotot , bibirnya pun kelu , tak tahu apa kata yang bisa diungkapkan , melihat perempuan tersebut dengan wajah pucat pasi seperti tak ada darah yang mengalir di wajahnya , tatapan kosong , dari sudut bibirnya menetes darah kental berbau amis menyengat dengan dada yang bolong dan membusuk serta pakaian putih kumal . Mungkin jika dia dapat berkata dan menggerakkan badan nya dia hanya bisa berteriak kencang dan berlari-lari kalang kabut menuju tenda perkemahan teman – teman nya .
Perempuan itu perlahan mendekat , semakin mendekat , dan terus mendekat , hingga wajahnya hampir mendekati wajah Vinna . Vinna terus berdoa dalam hatinya agar pengalaman horor ini dapat berakhir , tapi sepertinya dia membuka mulutnya sedikit seperti ingin mengatakan sesuatu . Ada keajaiban yang datang , dia dapat menggerakkan badan & mulut nya keseluruhan , dia segera berlari secepat mungkin , pergi menjauhi hantu perempuan yang menyeramkan tersebut , tak tahu kemana arahnya , karena obor yang dia bawa tadi telah ditinggalnya bersama hantu perempuan tersebut . Yang ada dipikirannya adalah berlari secepat mungkin agar hantu tersebut tidak mengejar nya & kembali ke tenda teman –temannya .
Mungkin malang tak dapat ditolak , belum hilang rasa takut dan shock nya barusan akibat kejadian menyeramkan yang dialaminya , dari dalam gelapnya rimbunan pepohonan , sebuah tali tiba – tiba menjerat leher Vinna . Vinna sekuat tenaga melepaskan tali tambang yang menjerat leher nya , semakin dia berusaha memberontak semakin tali itu erat mengikat leher nya dan karena tali yang menjerat lehernya membuat nya tercekik dan kekurangan oksigen , akhirnya ia terjatuh dan memudahkan penculik itu untuk menyeret nya .
Sekilas dia melihat , penculik itu memakai topeng dan menggunakan jaket kulit hitam serta memakai celana jeans panjang hitam . Berusaha melawan , dia berpegangan erat pada tanaman yang ada di sekitar nya , tapi sepertinya penculik itu  juga semakin menyeretnya paksa dengan sekuat tenaga . Usaha yang dilakukan nya sia – sia  , Vinna semakin lemah sementara dia merasakan sesak yang luar biasa , hanya satu usaha yang dilakukannya ; melepaskan jam tangan yang melekat di tangan nya dan membuangnya berharap temannya bisa menemukan dirinya dengan petunjuk yang dia berikan . Sisa oksigen yang tersisa tak cukup untuk membuatnya bertahan , dengan keadaan mengenaskan dia tewas dengan lidah menjulur dan liur menetes dan wajah mulai membiru karena kehabisan oksigen , si penculik terus saja menyeret nya dan membawanya ke dalam kegelapan hutan .
Senin pagi , jeritan keras Anna menggema di tenda perkemahan .
“ VINNA , KAU DI MANA , VIN ?” teriak Anna , Rachel juga ikut berteriak berharap ada harapan untuk menemukan temannya tersebut .
Mendengar suara teriakan Vinna membuat Satrio , Raka , Fachry , dan Agun terbangun dan bertanya .
“ An , kau k’napa sih? Emangnya si Vinna ke mana ? “ tanya Satrio .
“ Si Vinna gak ada Sat  , Vinna hilang ! “ seru Anna .
“ Hah ! Vinna hilang ?! Gimana bisa ?! “ kejut Raka .
“ Kalian semua gak usah banyak tanya ! Bantuin aku mencari si Vinna ! Aku sudah panik dari tadi ! Aku takut si Vinna kenapa - napa ! “ pekik Vinna sambil menangis .
Mendengar perkataan Anna , tergeraklah hati mereka untuk mencari teman mereka yang hilang . Mereka membagi arah pencarian : Agun & Satrio mencari ke sebelah Utara hutan , Raka & Fachry mencari ke sebelah Selatan hutan , sedangkan Rahel & Anna mencari ke bagian dalam hutan . Akhirnya mereka berpencar mencari Vinna dengan arah yang telah ditentukan . Segala usaha telah mereka kerahkan mulai dari teriakan sampai menyusuri daerah hutan tapi tidak sampai keseluruhan karena mereka lelah dan lapar karena belum sarapan . Tidak begitu dengan Rahel & Anna mereka terus mencari Vinna walaupun lelah dan lapar juga menyerang tubuh mereka .
“ Vin !Kau di mana , Vin ?! “ teriak Anna .
“ Vin !Kamu di mana ?! “ teriak Rachel juga .
Rahel melihat Anna dengan kondisi panik dan wajah telah dibasahi oleh air mata dalam mencari Vinna , timbul dalam hati Rachel untuk menenangkan Anna .
“ An, tenang . Kuyakin si Vinna gak apa – apa & pasti bisa ditemukan kok .”
“ Tenang ?! Kau bilang tenang ! Kalau gak gara – gara kalian berdua , diagak akan begini , Hel ! “ bentak Anna .
Dia hanya bisa membisu dan menunduk mendengar perkataan temannya yang telah terbakar emosi .
“ Vin !Kamu di mana , Vin! Elo di manaaaaa !!!! “ jerit Anna sejadi-jadinya dan menangis kuat mengingat seperti nya tak ada jejak maupun petunjuk di mana keberadaan Vinna .
Melihat keadaan Anna seperti itu membuat Rahel juga menangis karena dia sendiri tak tahu harus melakukan apa lagi ditambah dengan keberadaan Vinna yang tak tau ke mana rimbanya . Di tengah kesedihan yang mendera mereka , Rahel tak sengaja menginjak sesuatu . Dia mencari sesuatu yang diinjaknya , ternyata dia melihat sebuah jam tangan .
“ Jam tangan ??! ini kan jam tangannya ...??? “
“ An ! Aku menemukan jam tangan Vinna ! “
Sambil menunjukkan pada Anna dan Anna mendatangi Rachel untuk memastikan yang dikatakan Rachel . Ya , ternyata memang betul itu adalah jam tangan Vinna .
“ Ya Tuhan terimakasih !Kau sudah memberikan petunjuk ! “
“ Sekarang kita balik ke kemah siapa tau cowok-cowok udah pada balik ke kemah dan ngasi tau mereka , siapa tau dengan petunjuk ini , kita bisa temukan di mana Vinna . Yok cabut ! “ ajak Rahel .
Akhirnya mereka pergi dan meninggalkan tempat tersebut .
“ Hey teman – teman , aku sama Rachel menemukan sesuatu di dalam hutan barusan ! ” ungkap Rahel .
“ Hah ? Sesuatu apaan ?! “
“ Jam Tangan Vinna ! “
Akhirnya mereka sampai juga ke tenda perkemahan nya , mereka melihat-lihat jam tangan yang dibawa oleh Rahel & Anna dan memastikannya .
“ Ya betul banget Hel , ini jam tangan nya Vinna . Tapi kenapa jam tangan nya bisa ada di dalam hutan ? “ tanya Raka .
“ Ya mana aku tau Rak . aku nggak berani nebak yang enggak-enggak . “ jawab Anna
“ Ya sudah kalau begitu kita cari bersama-sama ke dalam hutan , karena kita udah dapat satu petunjuk buat nemuin Vinna . “ ajak Raka
Sekarang semua pergi menuju ke dalam hutan , mereka mencari dengan jeli setiap tanda atau petunjuk yang bisa menunjukkan di mana keberadaan Vinna .
“: Heh semua coba liat ini .”
“ Ada apa Fach ? “
 “ Coba lu lihat tanaman ini . Ini tercabut sampai ke akarnya . “ Rahel menunjuk sebuah rumput liar .
Tanaman tersebut memiliki keganjilan di mana tanaman itu tercabut seperti yang dicabut paksa oleh seseorang dan daun-daun yang ada di sekitarnya menunjukkan bahwa ada orang yang dibawa dengan cara diseret kelihatan dari daun – daun yang membentuk seretan yang mengarah ke bagian hutan yang lebih dalam .
“ Nih lihat . Ada bekas seretan . Kayaknya ada orang yang diseret ke dalam hutan &berharap orang itu bukan Vinna . “
“ Aku juga harap kayak gitu . “
Mereka mengikuti bekas seretan tersebut , terus mengikuti , dan mengikutinya . Begitu jauh sampai mereka bertemu ...
“ Hei apa yang kalian lakukan di sini ?! “ tanya seseorang yang mengejutkan mereka dari depan .
“ Aaaa !!!! “ mereka serempak berteriak karena terkejut ada sesorang yang tiba – tiba datang di hadapan mereka .
“ Oh kalian ternyata . Kita jumpa lagi ya . “ kata orang tersebut
“ Wah orang bapak kok bisa ada di sini ? “ tanya Raka
“ Haha maaf ya kalo bapak mengejutkan kalian semua . Ngomong – ngomong kalian sedang mencari apa ? “
“ Eitss , tunggu dulu . kayaknya aku kenal orang ini deh ?! “ kata Satrio sambil mengingat ingat orang yang dulu pernah dia temui .
“ Iya Sat . Kita emang sudah pernah ketemu ama bapak ini . Bapak ini yang udah pernah ngasi tahu jalan ke penginapan itu , lo . “ kita Fachry .
“ Owh iya ya . Aku ingat kok . “ sambil menegaskan yang dia katakan .
“ Hmm “ Fachry berdeham .
“ Gini pak , mulai dari tadi malam teman kami hilang , kami udah cari ke mana – mana sampe sekarang belum ada tanda – tanda mau ketemu . “
“ Ya pak , tapi kami udah dapat satu petunjuk : jam tangan teman kami , Vinna.” kata Raka .
“ Hmmm , begitu ya . Jadi teman kalian hilang selama satu malam . “ kata Bapak tersebut .
“ Ya begitulah . “ Raka mengiyakan .
“ Saya hanya bisa mengingatkan bahwa di pulau ini ada hantu perempuan yang bergentayangan ganas dan berbahaya . Dia suka membawa orang ke dalam hutan dan saat mereka tersesat , hantu itu akan memangsa kalian. “ kata bapak tersebut sambil memberitahu mereka tentang hantu yang bergentayangan di pulau itu .
“ Oh begitu ya pak . Kalau begitu kami akan selalu waspada dan berhati – hati terhadap keberadaan hantu tersebut . Terimakasih ya pak buat informasi nya . “ kata Raka . Ia mendengarkan penjelasan Armand dengan antusias
“ Ya sama-sama dek . Tapi janganlah panggil saya bapak . Panggil aja abang , umur saya masih 24 tahun . kan masi seumuran juga kayak kalian . “ candanya.
“ Haha enggak lah bang udah lumayan jauh . Umur kami rata-rata 20 -22 tahun . Tapi kalo boleh tahu nama abang siapa ? “ canda Raka .
  Nama saya Armand . Rumah abang nggak jauh kok dari pulau ini . Lihat aja rumah atap rumbia berdinding anyaman bambu . Sederhana sekali . tutur Armand sambil menyunggingkan senyum kecil .
“ Nah bang perkenalkan teman – teman saya : yang pertama Satrio , kedua Fachry , ketiga Agun , yang cewek nya : pertama Rahel , kedua Anna . “ sambil berjabatan tangan  ,  mengenalkan nama mereka satu per satu .
“ Dan nama saya Raka .” sambil berjabat tangan juga .
“ Jadi nama teman kalian yang hilang itu siapa tadi ? “ tanya bang Arman .
“ Nama nya Vinna , bang . “                                                                                    
“ Kalau begitu saya akan mencoba mencari teman kalian yang hilang tersebut . Kita berdoa saja kalau teman kalian masih temukan dengan selamat . “
“ Terima kasih juga bang ,sudah mau membantu kami mencari teman kami yang hilang , kami harap juga tidak terjadi apa – apa dengan teman kami , kalau begitu kami semua harus kembali ke perkemahan kami , sekali lagi terimakasih ya bang , kami pergi dulu .” sambil beranjak dari tempat tersebut.
“ Ya sama – sama juga dek . Hati – hati ! “ seru bang Arman .
Mereka telah beranjak pergi dari tempat tersebut dan melanjutkan perjalanan ke tenda perkemahan mereka . Tapi ada satu hal yang ganjil ; Agun . Agun seperti tidak menyukai tingkah laku abang Arman . Teman - temannya , juga memahami sifat Agun yang dingin , dan tidak gampang berteman , hanya bisa memakluminya , tapi bagi mereka Agun adalah teman yang sangat penting bagi mereka .
“ Heh , Gun , knapa sih mukamu tadi , liat bang Arman kayaknya kau itu gak senang sama bang Armand , ya ? “ tanya Satrio .
“ Ya . Gua curiga sama itu orang . “ ujar Agundingin .
“ Curiga kenapa ? Bawaanmu curiga aja sama orang . “ tanya Fachry .
“ Sikapnya seolah ingin akrab sama kita , mencurigakan banget , Chry . Perasaan mulai enggak enak semenjak dia datang . “ ujar Agun matanya menatap lurus kemudian memalingkan kepalanya .
“ Ya elah , Gun . Saat ini kita lagi butuh bantuan orang buat menemukan si Vinna . Dan kita beruntung , bang Armand datang di momen yang tepat . Kamu jangan sesuka hatimu memvonis orang lain . Pantaslah orang lain tak ada yang care samamu . “ Fachry mencoba menyanggah pendapat Agun yang seolah – olah mencurigai Armand tanpa ada bukti jelas .
“ Ya sudah sukamu lah , Chry . Terserah ! “ Agun membentak .
“ Sudah – sudah ! Nggak usah pada berantem . Sudah pusing gimana caranya menemukan Vinna , kalian malah ribut . Bukannya malah ngasih ide lagi . “ hardik Raka.
Fachry dan Agun terdiam . Mereka tak ada berbicara sepatah kata pun . Hanya suara jangkrik pohon mengiringi perjalanan mereka menuju tenda perkemahan .
Akhirnya mereka sampai juga di tenda perkemahan . Mereka sudah menyiapkan makan siang dan mulai menyantapnya dengan lahap . Di sisi lain , Agun sedang bergegas mempersiapkan sesuatu , entah apa yang akan dilakukannya kali ini .
“ Rak , aku mau cari kayu dulu ke hutan . “ kata Agun .
“ Ok , Gun . jangan kelamaan lo .”
“ Ya . ”
Agun membawa botol minuman dan sebuah pisau untuk berjaga – jaga . Akhirnya dia pergi sendiri menelusuri hutan sambil berusaha mencari kawannya yang hilang . Dia menulusuri setiap jalan yang telah mereka lalui tadi dan berusaha mencari rumah yang telah abang Arman tunjukkan kepada mereka . Lumayan jauh , tapi Agun tetap gigih meneruskan perjalanannya , hingga dia menemukan
“ Sebuah rumah ? “
“ Tapi ini rumah siapa ? Apa ini rumah yang dibilang abang itu . Tidak sesuai yang dikatakan nya . Tapi ini ... sungguh tidak mungkin . “ Agun membatin .
Untuk mengusir rasa penasaran nya , Agun masuk ke rumah tersebut . Pintunya tidak terkunci . Dia melihat tidak ada barang mewah di sana kecuali hanya sebuah bingkai foto dan dan sebuah lilin yang diletakkan di piring kecil . Sebuah bingkai foto yang tergeletak di sebuah meja menarik perhatiannya .
“ Bingkai foto ? “ Agun mengambilnya dan dipandangnya lekat – lekat .
“ Foto siapa ini ? Orang yang ada di foto ini mirip seperti Rachel walau tak sepenuhnya . “
Sambil meletakkan kembali bingkai foto tersebut di tempat semula dan melihat sesuatu lagi
“ Apa ini ? Terkunci ? . ” Agun berlutut sambil memandang sebuah pintu yang terkunci lebih tepatnya sebuah bunker .
“ Ya memang terkunci . “
“ Apa ada kunci yang diletakkan di sini ? “
Agun sepertinya tidak menemukan kunci untuk membuka gemboknya , terpaksa dia mengambil pisau kecil yang ada di saku nya . Agun mencongkel – congkel gembok itu dengan sangat hati – hati , ia bahkan tidak tahu kalau ada seseorang yang sedang berjalan ke arahnya .
“ BUUKKKK !!! “ sebuah tumbukkan mendarat di pipi Agun dan membuat nya sedikit terdorong .
“ Isshh , siapa lo ! Berani – berani nya ! “ sentak Agun sambil mengelus pipinya .
Sepertinya orang misterius itu beraksi lagi , tapi kelihatannya dia tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Agun dan malah mempersiapkan ancang – ancang untuk memukul Agun .
Pukulan demi pukulan terus dilancarkan , tapi selalu saja Agun berhasil menepis pukulan yang diberikan oleh pria itu dengan sigap . Melihat lawannya yang sedikit lengah , dirinya mengambil celah untuk melancarkan pukulannya .
“ PUKK !!! “ pukulan Agun mengenai perut dan juga Agun memukul pipinya , dia jatuh dan mengerang kesakitan dan saat itulah Agun mencoba membuka gembok itu dengan tergesa - gesa , gemboknya sudah terbuka ...
“ BRUKK ! “ sebuah benda keras mengenai di tengkuk Agun dan dia tergeletak pingsan .
“ Kau terlalu gegabah, nak ... “ kata orang itu sambil membawa Agun ke dalam bunker tersebut .
            Di tenda , Raka mondar – mandir seperti orang yang menunggu persalinan , tapi ini lain . Raut wajah cemas tersirat di balik wajah bulatnya sambil melipat tangannya .
“Wah ke mana lagi itu anak ? Udah mau sore gini kok gak nampak ? “ kata Raka yang dalam hatinya terselip kekhawatiran dengan keadaan sahabatnya .
“ Tenang aja Rak , entar juga balik. “  Satrio menyela .
“ Hmm , semoga saja . “ Raka sambil menganggukkan kepalanya tapi perkataan Satrio tidak bisa menenangkan pikirannya yang sedang gundah .

bersambung


Monday, 25 May 2015

The Last Holiday ( part 1 )



            Destinasi
Sang surya gagah menampakkan dirinya di hadapan alam semesta. Bersinar cerah dan angin berhembus menghantarkan kesejukan . Embun menempel di atas dedaunan perlahan menguap ke udara karena hangatnya terik surya pagi . Cahaya sang surya menerangi seluruh bagian – bagian tersembunyi di bawahnya , tak terkecuali di rumah sederhana bercat kuning yang mulai pudar di makan usia . Berkas sinarnya memasuki kamar seorang pemuda yang masih tertidur lelap , walaupun kamarnya mulai terasa panas tapi dia tak segera bangun dari tempat tidurnya .
            “ Raka , bangun ! Apa kamu nggak masuk kuliah hari ini ? “ sahut ibunya dari luar kamarnya .
            “ Nggak mak ! Hari ini libur semester .  Kami libur hampir dua bulan lebih . “ balas Raka dari dalam kamarnya , sementara itu dirinya masih saja tak mau beranjak dari tempat tidurnya .
            “ Jadi karena libur kamu jadi malas bangun pagi ? Daripada kamu terus – terusan tidur di spring bed mu , lebih baik kamu bantu ibu untuk berjualan di toko . “ seru sang ibu .
            “ Iya bu . Nanti aku bangun kira – kira 10 menit lagi . Ini lagi tanggung tidurnya . “          
            Mendengar jawaban sang anak , ibunya segera menuju toko kelontongnya untuk berjaga siapa tahu ada orang yang ingin membeli . Di kamarnya , Raka masih saja menempel di kasurnya sambil memeluk erat gulingnya . Mood yang tidak enak hari ini membuat dirinya malas beringsut dari kasurnya . Dilihatnya jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit . Ternyata hari sudah pagi , dirinya memutuskan untuk bangun , meskipun rasa malas masih hinggap di badannya . Ketika dia hendak keluar dari kamarnya , handphone nya berbunyi . Sepertinya ada yang sedang menghubunginya .      
“KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG!”
            Raka langsung mengangkat panggilan di handphone nya tanpa melihat siapa yang menghubunginya .
“ Hallo , Ini siapa ya ? “
“ Ini aku Satrio ... Ini suranya kayak orang habis bangun tidur ? Kalau malam jangan kebanyakan begadang , jadinya begini , kalau bangun nya susah kayak kerbau mau bajak sawah .  ” Satrio berkelakar .
“Ah sok menasihati orang kau . Kaupun tidurjuga nyenyak banget kayak zombie. Sudahlah , emangnya ada perlu apa sih pagi-pagi gini nelpon ?”
“ Gini ... aku, Fachry , Agun , Vinna , Rahel sama Anna mau pergi berlibur ke pulau Hinako , numpung libur kuliah kita masih panjang dan lagipula nggak bosan apa liburan di rumah terus ? Gimana Rak , mau gak ???! “
Raka mencoba berpikir sejenak . Di satu sisi dirinya juga ingin membantu ibunya berjaga di toko , tapi di satu sisi dia juga butuh liburan .
“ Tapi ngomong – ngomong , berapa hari kita berlibur ? “
“ Ah Cuma 3 hari aja . Ya inipun pakai biaya masing – masing dan misalnya kalau ada yang kurang kami bisa menutupi kekurangannya . “ ujar Satrio .
            Mendengar apa yang dikatakan temannya itu , dia tertarik untuk menerima tawaran liburan itu , lagipula waktu liburan tak terlalu lama . Ia berpikir sehabis liburan itu dia pun masih pun banyak waktu untuk membantu ibunya .
“ OK ! Boleh . Jam b’rapa kalian tiba di bandara ? “
“ Kutunggu jam 11 soalnya pesawat udah brangkat jam 12 .. ditunggu ya , jangan sampai telat . “
“ Ok mas bro , met pagi ! “
“ Yokk !”
            Raka segera mengambil baju kemaja dan celana jeans panjangnya dan menarik gagang pintu kamarnya dan menuju kamar mandi . Tidak lupa disambarnya handuk kesayangannya berwarna biru muda untuk dibawa ke kamar mandi . Sambil bersenandung kecil , Raka menyabuni tiap jengkal tubuhnya . Usai mandi , ia membuka pintu kamar mandi , dan s’gera bergegas menuju kamarnya . Raka memilih baju kemeja tipis dengan corak kotak – kotak hitam dan celana jeans cut bray . Setelah selesai berpakaian dan merias diri , ia mengambil 3 stel baju dan celana serta pakaian dalam untuk dimasukkan dalam tasnya . Sekarang waktunya Raka untuk berangkat ke bandara . Ibunya yang melihat Raka membawa begitu banyak muatan dalam tas nya , membuat penasaran bundanya .
            “ Raka kamu mau kemana nak ? Bawa barang sebegitu banyaknya . “
            “ Ya ini mau liburan sama teman – teman . “
            “ Liburan ke mana nak ? “
            “ Ke pantai ma . Ya paling 2 hari saja mak . “ ujar Raka .
            “ Kenapa harus mendadak seperti ini . Akhir – akhir ini , ibu punya firasat buruk sama kamu nak . Tapi ya sudahlah , kamu hati – hati ya nak . “ tutur ibu sambil memeluk anak laki – lakinya begitu erat seakan tak mau lepas dari pelukannya . Raka mencium tangan ibunya sambil melambaikan tangan pertanda dia akan segera pergi .
Di bandara , Fachry , Agun , Satrio , Vinna , & Anna masih menunggu kedatangan Raka & Rahel . Di sana , Satrio berkacak pinggang sambil mondar – mandir .
“ Aduh , lama banget nih si Raka ! Si Rachel juga ... lama – lamakunikahkan tuh anak ... sama - sama tukang telat ... “ omel Satrio .
20 menit kemudian , sebuah angkutan menurunkan sepasang manusia yang membawa barang bawaan begitu banyak .
Sorry kita dua telat ... di Perbaungan macet panjang tadi . “ kata Raka .
“ Nah ini dia yang kita tunggu - tunggu. Sejoli kekasih telatan udah datang ! “ sindir Vinna .
“ Gak usah nyindir gitulahVin ,  beresin barang – barangmu,  pesawatnya udah mau landing . “ sanggah Agun .
            Mereka semua menuju pesawat yang sudah tiba di bandara . Pesawat sudah menyiapkan tangga supaya penumpang bisa masuk ke dalam . Kini semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat tak terkecuali mereka bertujuh . Pesawat sudah mengudara di atas langit .
Terlihat Anna & Vita sedang ngobrol , Raka & Fachry tertidur pulas , sedangkan Rahel terlihat asyik bermain dengan  gadget nya .
Sementara itu , Agun terlihat khawatir , mengundang hati Rachel untuk mencoba bertanya padanya .
“ Ada apa Gun , tumben-tumbenan mukamu khawatir gitu ? “
“ Nah , coba baca ni koran ... “
Rahel membaca koran itu dengan jeli . Di koran itu terpapar sebuah judul besar “ Seorang Nelayan Tewas dengan Dada Berlubang “ . Ia terhenyak ketika mengetahui pembunuhan ituberlokasi di pulau tujuan liburan mereka , pulau Hinako .
“ Kapan kamu beli koran ini , Gun ? “
“ Pas aku mau berangkat dari Tebing . “
“ Ini berita kapan kejadiannya ? “
“ Beritanya 3 hari yang lalu ... katanya nelayan yang mati tuh keadaan nya mengenaskan banget dadanya bolong kayak bekas tikaman gitu entah apalah ... “
“ Nggak mungkin ada orang di sana , mungkin itu mati dimakan singa atau harimau gitu .”
Ternyata suara ribut mereka didengar oleh Vina , Anna , Fachry juga Raka .
“ Masbro , ribut banget ?! Ada apa sih ?!!! heboh banget kalian s’mua !!! “ kata Fachry .
“ Iya nih , kami lagi asyik curcol, kalian smua malah bikin keributan . “  sambung Anna .
“ Begini kata si Satrio , soal berita pembunuhan di pulau Hinako , ada seorang nelayan matinya gak wajar banget di pulau itu . “ jelas Rahel .
“ Jadi kalian berdua heboh satu kampung gara – gara berita itu doang ???? Kepo banget sih!!! ” ejek Vinna .
“ Husshh  , jaga omongan mu , Vin . Lagi pula kita juga gakpercaya dengan berita itu , polisi juga belum menemuin bukti siapa pembunuh sebenarnya . “ jelas Raka .
“ Lagi - lagi pasti belain Rachel juga , Uhh modusmu , Rak ... “ sindir Anna .
“ Eh daripada kalian semua ribut ,coba liat ke depan deh .. “ bisik Satrio pelan .
Tanpa mereka sadari pandangan para penumpang pesawat tak terkecuali pramugarinya tertuju ke mereka , Agun yang sedari tadi tahu , hanya bisa diam dan mereka berempat kembali ke tempat mereka masing – masing .
Pukul 12 .30 mereka t’lah sampai di bandara .Selepas turun dari pesawat , mereka langsung menuju pusat bagasi dan mengambil tas & barang bawaan nya . Setelah itu , mereka pergi ke luar bandara dan menunggu angkutan lewat . 15 menit mereka menunggu , akhirnya angkutan yang mereka tunggu sudah datang . Hari begitu panas , walaupun penumpangnya sepi , rasa sesak dan sumpek masih terasa .
“ Dek , ngomong-ngomong kalian semua mau ke mana ? “ tanya si supir penasaran .
“ Kami semua mau ke desa Baturaja sekalian ke pulau Hinako ngabisin waktu liburan , pak . “ jawab Raka .
Sang supir sangat terkejut dengan jawaban Raka mengerem mobilnya mendadak . Membuat tubuh mereka tersorong ke depan .
“ Weitsss , pak kalau terkejut nggak usah berlebihan banget donk . Ini sih namanya mau membunuh , pak . “ gertak Fachry .
“ Sebaiknya batalkan rencana kalian ke sana ,berbahaya !
“ Apa yang membuat kami harus membatalkan rencana untuk liburan ke sana ?! “ sanggah Agun
“ Kalau menjelaskan sekarang takkan sempat , tapi yang pasti pulau itu sangat berbahaya sekali , kalau kalian ke sana sama saja menyia-nyiakan nyawa kalian . “
“ Eh kalian denger kan kata pak supir barusan , sama kayak yang kubilang tadi di bandara , pulau itu udah punya nuansa serem dan spooky banget , kayaknya betul banget deh yang dibilang pak supir tadi mendingan kita balik aja yok ?! “
“ Ah gila kau Sat ! Aku gak mau ! “ pekik Fachry .
“ Iya kita gak mungkin batalin rencana kita hanya karena hal ini kan ? “ sambung Rachel .
“ Iya aku sama Anna juga setuju , kami berdua udah ngeluarin banyak duit buat ngisi liburan kita dan kamu bilang mau batalin begitu aja , gak ! Gak mau ! “ pekik Vinna .
“ Ada betulnya juga kata teman-teman kita Sat , kita gak mungkin membatalkan rencana kita , dengan alasan yang belum tentu kebenarannya dan lagi pula kita barusan kenal sama bapak ini . “ jelas Raka .
Agun hanya mengangguk saja mungkin pertanda setuju dengan penjelasan Raka .
“ Tapi ... Kalian semua dikasi tau yang benar malah gak mau dengerin ! biarin dah kalau udah kenapa-napa baru tau rasa! “ kata Satrio sambil memperingati teman-temannya yang ternyata pendapatnya sendiri tidak didengar mereka .
“Keliatan bapak juga sependapat sama teman kalian yang satu ini .Apa kalian yakin mau melanjutkan perjalanan ke sana ? “ tanya Pak supir sembari menyakinkan kembali .
“OK Pak ! Lanjut ! “ jawab Raka dengan penuh keyakinan .
Pak Supir kembali menyalakan mesin nya sambil melanjutkan perjalanan mereka ke sana , yaitu Desa Baturaja .
30 menit sudah terlewati dalam perjalanan . Mereka bertujuh , satu per satu mulai turun dari dalam angkutan .
“ Wah sampe juga kita di desa ini , pemandangan nya indah benget cuy . “ tutur Satrio pertama kali turun dari dalam angkutan .
“ Sat , udah kau kasih gak uangnya sama bapak itu ? “ tanya Raka .
“ Wah , hampir lupa Rak ! “
Satrio tertawa singkat sambil menagih uang dari teman-temannya yang juga sudah turun dari mopen .
“ Nah ini Pak ... “ kata Raka sambil memberikan uang itu pada pak supir .
“ Makasih nak , tapi apa kalian memang sudah memutuskan bulat-bulat rencana kalian untuk tetap ke sana ? “ sambil menyakinkan kembali .
“ Kami udah yakin pak , terima kasih pak buat tumpangannya . “ kata Raka sambil tersenyum kecil .
“ Hmm , apa boleh buat , bapak harap kalian tidak akan menyesal .” kata si sopir sambil menghela nafas panjang .
Mereka bertujuh melambaikan tangan kepada sopir mopen yang sudah pergi menjauh .
“ Eh , kita cari penginapan dulu udah capek nih badan . “ ajak Vinna
“ Setuju ! “ tukas Anna .
Mereka bertanya kepada penduduk desa yang mengetahui tempat penginapan terdekat di sana , tapi mereka agak kesulitan memahami bahasa penduduk di sana yang kental dengan bahasa adat setempat , tapi itu juga tak menjadi masalah karena penduduk di sana juga memahami bahasa Indonesia dan malah bersikap ramah sekali kepada mereka yang mau menunjukkan jalan .
“ Terima kasih ya Pak , udah ngeropitin orang Bapak . “ kata Raka
“ Sama-sama lah nak , nggak usah terlalu dipikirin kali . “ kata Bapak tersebut
“ Kalau gitu Bapak pergi dulu ya . “ sambil mengangkat tangan tanda berpisah
“ Ya sama – sama Pak . “ serempak mereka semua .
“ Wey tanya dulu sama resepsionis nya , ada gak kamar buat kita-kita . “ kata Fachry
Vinna yang mendatangi resepsionis nya .
“ Permisi kak , masih ada kamar lagi gak buat kami semua? tanya Vinna .
“ Oh kebetulan ada 3 kamar lagi dek , nomor 013 , 014 , dan 017 . “ kata resepsionis nya sambil memberikan kunci-kunci kamar tersebut .
“ Ya udah kak , kami ambil . “ kata Agun .
Mereka berjalan mencari nomor kamar tersebut dan akhirnya ketemu .
“ Nah , aku , Rachel , sama Vinna tidur kamar ini . “ kata Anna sambil membuka pintu dan mereka masuk ke dalam nya nomor 014 .
  Nah ni kunci udah sama kita , kita bertiga tidur di kamar ini , nah kamu Sat , tidur sendiri di kamar ini , ya ? “kata Raka .
“ Ah mana mau aku,  Rak .Aku kan penakut . Gak mungkin donk aku tidur sendirian . “ pekik Satrio .
“ Ah dasar parno .Kemarin ditakut-takutin pake topeng gajah , takutnya setengah mati , mukamu udah pucat kayak kain kafan . “ ejek Fachry .
“ Udahlah Fach , aku mau kok satu kamar sama Satrio . “ tawar Agun .
“ Gitu donk , tiru donk nih si Agun , pengertian ... “ puji Satrio .
Akhirnya mereka berempat masuk ke kamar mereka masing – masing , cewek-ceweknya pada pergi mandi , Satrio keliatan sedang ngapdate status di sosmed , Agun sedang membereskan pakaiannya, dan Raka & Fachry sedang memesan makanan untuk mereka .
Sehari t’lah berlalu .Tanpa terasa jam dinding  menunjukkan pukul 22 . 05 , sudah banyak energi terkuras untuk melakukan perjalanan sepanjang hari ini . Sinar rembulan bersinar cerah di malam yang sunyi begini . Begitu melelahkan perjalanan seharian ini hingga mereka berlima tertidur pulas di ranjang yang empuk , tapi ada satu yang terjaga , yakni Raka . Kelihatannya dia sedang memikirkan sesuatu .
“ Sayang , ngapain kamu gak tidur udah larut malam ? Gak takut masuk angin ? “ tanya Rahel .
“ Eh kamu Rahel , kamu juga belum tidur ya , sayang ? “
“ Belum ngantuk sayang .Ada apa kamu sendirian termenung malambegini ?“
“ Aku lagi mikirin sesuatu yang mengganjal di pikiranku ? “
“ Pikiran mengganjal ? mengganjal apaan ? “
“ Sebenarnya aku juga ngerasa khawatir dengan perjalanan ini sejak awal . Firasat ku mengatakan kalau akan terjadi sesuatu yang buruk yang bakal terjadi sama kita semua . Aku ngerasa ragu kalo ngatain ini dari awal . “ kata Raka wajahnya menunujukkan rasa ragu .
“ Sebenarnya aku juga sependapat dengan kamu , tapi kalau kita bilang sejak awal sama mereka , mungkin mereka akan kecewa sama kita . ini kan sudah menjadi keputusan bersama nggak mungkin donk kita batalinnya secara sepihak . Biarlah kita serahin aja semua sama Yang Mahakuasa supaya segalanya lancar dan yang terpenting keep positive thinking , darling . “ kata Rahel sambil menyakinkan Raka .
“ Makasih ya  yang , kamu udah mau ngertiin aku . Gak salah aku milih kamu jadi pacarku .” kata Raka sambil menggenggam tangan Rahel .
“ Thanks juga Rak . Hehehe bisa aja ngegombal . “ Rahel tertawa kecil .
“ Tapi kamu kok bisa tau kalau aku ada di sini ? ” tanya Raka
“ Mungkin firasat .? “ terka Rahel .
“ Bisa jadi . “ jawab Raka .
Di samping mereka sedang bercanda berdua , takkala terlihat sepasang mata mengawasi mereka dari balik dinding , yang ternyata Agun – diam - diam mengawasi kedekatan mereka berdua yang sudah berpacaran selama 2 tahun -- Agun adalah sahabat baik Raka sejak mereka SMA , hingga mereka sama-sama masuk di tempat perkuliahan yang sama . Walaupun Agun terlihat dingin dan tak banyak bicara kepada banyak orang , tapi bagi Raka , Agun adalah teman terbaik . Dia selalu ada buat Raka , bukan saat senang saja tapi saat dia susah , saat dia butuh teman untuk memberikan saran & nasihat dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya . Saling berbagi , layaknya seperti saudara , walaupun bukan saudara kandung ,termasuk hubungan Raka dan Rahel yang sudah berjalan cukup lama , dia pun mengetahui nya . Sebenarnya , Agun pun memendam rasa terhadap Rahel yang t’lah lama dia pendam , tak berani mengungkapakan karena Rahel sudah berpacaran dengan Raka , dia pun juga tak ingin menghancurkan persahabatannya dengan Raka hanya karena seorang wanita  dan dia memilih untuk menahan perasaannya ,  kelihatannya Rahel juga lebih menyukai Raka .
Agun cepat-cepat kembali ke kamarnya karena mereka berdua sudah selesai dengan “ urusannya “ supaya mereka tidak melihat bahwa Agun sudah lama memperhatikan mereka .
Kini waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi . Fachry sudah membawa handuk dan pakaian ganti di tangannya hendak menuju kamar mandi . Melihat tak ada satu pun teman nya yang bersiap – siap , timbul ide Fachry untuk menggedor – gedor pintu kamar teman – temannya .
“ Weiii , bangun! Liat tuh udah jam berapa ! Asyik molor kalian semua ! Nanti kita telat nih ! “ teriak Fachry sambil mengggedor pintu kamar teman-temannya .
“ Ahk , bising banget kau , Fach , lama-lama kulempar juga pake jam weker ! “ teriak Satrio dari dalam kamar .
Suara ribut mereka , akhirnya juga membangunkan Rahel , Raka , Vinna & Anna .
Usai mandi , Fachry sudah siap mengemas barang-barangnya sedangkan Raka & Agun baru saja selesai mandi .
Setelah 30 menit berlalu , Fachry masih menunggu teman – temannya di bagian resepsionis .
“ Ah gara-gara nunggu kalian semua , kita jadi telat . “ ketus Fachry
“ Sorry deh Fach . Semalam aku , mimpinya nyebar kemana- mana , jadi bangun nya telat , ya kan Vin ? “ kata Anna sambil menyikut badan Vinna .
“ Eh iya kok , Fach . “ jawab Vinna
“ Udahlah daripada kita – kita ribut , ayok kita cabut . “ kata Raka sambil mereka melangkah pergi dari penginapan tersebut .
Masih ada 3 kilometer lagi perjalanan yang harus mereka tempuh . Untuk mengusir kebosanan mereka mengambil kamera dan memfoto objek apapun yang menarik menurut mereka , tak terkecuali Rahel yang mengambil handycam nya yang merekam aktivitas teman – temannya tersebut .
Tanpa terasa perjalanan mereka sudah sampai , Pulau Hinako . Tak henti – hentinya mereka mengagumi keindahan pulau itu mulai dari air pantai nya yang jernih bening , pasir pantai s’perti gula pasir , hingga pohon kelapa yang tumbuh merata di pulau itu . Mereka segera berbagi tugas ; Agun & Satrio mendirikan tenda , Anna & Vinna menyusun barang , Fachry memancing ikan , dan Raka & Rahel mencari kayu bakar & dedaunan yang bisa menjadi bahan makanan .
Mereka pun sudah disibukkan dengan tugas yang sudah mereka bagi . Terlihat Agun & Satrio bekerja sama mendirikan tenda , Anna & Vinna mengeluarkan barang-barang bawaan mereka semua yang akan mereka perlukan , Fachry sudah menyiapkan joran dan umpan pancingan yang sudah lama dia siapkan untuk memancing dan Raka & Rahel sudah lama pergi ke dalam hutan .
Raka & Rahel pergi ke dalam hutan , mereka berdua berpencar dengan membuat tanda di mana tempat mereka berpisah tadi . Raka dengan parang yang di bawa nya juga botol yang akan dia gunakan untuk menampung sumber air jernih . Rahel sedang melihat – lihat tanaman yang tumbuh di hutan yang bisa digunakan sebagai bahan makanan. Sedang sibuknya mencari dedauanan , Rachel tidak sengaja melihat perempuan berambut panjang sebahu berbaju terusan putih berjalan membelakanginya , menimbulkan pertanyaan dalam hati Rahel , bagaimana bisa ada seorang wanita tinggal di hutan sunyi ini , apakah dia penduduk desa yang ingin tinggal sendiri di hutan ini .
Hal itulah yang menimbulkan rasa penasaran di hati Rahel dan ingin mengikutinya pelan – pelan dari belakang , tapi belum sempat dia mengikuti nya dia menghilang lebih dulu dan Rahel merasakan hal yang tidak enak dan segera kembali kepada ke tempat Raka .
“ Rak , Rak , ayo balik ke base camp yuk . “ kata Rahel wajahnya pucat .
“ Eh ada apa sih Rachel mukamu kok pucat , kayak abis liat hantu ? “ tanya Raka yang penasaran .
“ Ya ya aku nengok ada perempuan gitu yang jalan di depanku dan ... sudahlah Rak , ayok balik ! aku takut nih ! “ kata Rahel sambil menarik tangan Raka cepat – cepat untuk segara kembali ke perkemahan .“Iya iya kita balik tapi nariknya pelan-pelan donk .” suruh Raka .
            Mereka mulai berjalan menjauhi hutan , tapi di balik pepohonan rimbun itu sepasang mata mengawasi gerak – gerik mereka .

bersambung