Monday, 25 May 2015

The Last Holiday ( part 1 )



            Destinasi
Sang surya gagah menampakkan dirinya di hadapan alam semesta. Bersinar cerah dan angin berhembus menghantarkan kesejukan . Embun menempel di atas dedaunan perlahan menguap ke udara karena hangatnya terik surya pagi . Cahaya sang surya menerangi seluruh bagian – bagian tersembunyi di bawahnya , tak terkecuali di rumah sederhana bercat kuning yang mulai pudar di makan usia . Berkas sinarnya memasuki kamar seorang pemuda yang masih tertidur lelap , walaupun kamarnya mulai terasa panas tapi dia tak segera bangun dari tempat tidurnya .
            “ Raka , bangun ! Apa kamu nggak masuk kuliah hari ini ? “ sahut ibunya dari luar kamarnya .
            “ Nggak mak ! Hari ini libur semester .  Kami libur hampir dua bulan lebih . “ balas Raka dari dalam kamarnya , sementara itu dirinya masih saja tak mau beranjak dari tempat tidurnya .
            “ Jadi karena libur kamu jadi malas bangun pagi ? Daripada kamu terus – terusan tidur di spring bed mu , lebih baik kamu bantu ibu untuk berjualan di toko . “ seru sang ibu .
            “ Iya bu . Nanti aku bangun kira – kira 10 menit lagi . Ini lagi tanggung tidurnya . “          
            Mendengar jawaban sang anak , ibunya segera menuju toko kelontongnya untuk berjaga siapa tahu ada orang yang ingin membeli . Di kamarnya , Raka masih saja menempel di kasurnya sambil memeluk erat gulingnya . Mood yang tidak enak hari ini membuat dirinya malas beringsut dari kasurnya . Dilihatnya jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit . Ternyata hari sudah pagi , dirinya memutuskan untuk bangun , meskipun rasa malas masih hinggap di badannya . Ketika dia hendak keluar dari kamarnya , handphone nya berbunyi . Sepertinya ada yang sedang menghubunginya .      
“KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG!”
            Raka langsung mengangkat panggilan di handphone nya tanpa melihat siapa yang menghubunginya .
“ Hallo , Ini siapa ya ? “
“ Ini aku Satrio ... Ini suranya kayak orang habis bangun tidur ? Kalau malam jangan kebanyakan begadang , jadinya begini , kalau bangun nya susah kayak kerbau mau bajak sawah .  ” Satrio berkelakar .
“Ah sok menasihati orang kau . Kaupun tidurjuga nyenyak banget kayak zombie. Sudahlah , emangnya ada perlu apa sih pagi-pagi gini nelpon ?”
“ Gini ... aku, Fachry , Agun , Vinna , Rahel sama Anna mau pergi berlibur ke pulau Hinako , numpung libur kuliah kita masih panjang dan lagipula nggak bosan apa liburan di rumah terus ? Gimana Rak , mau gak ???! “
Raka mencoba berpikir sejenak . Di satu sisi dirinya juga ingin membantu ibunya berjaga di toko , tapi di satu sisi dia juga butuh liburan .
“ Tapi ngomong – ngomong , berapa hari kita berlibur ? “
“ Ah Cuma 3 hari aja . Ya inipun pakai biaya masing – masing dan misalnya kalau ada yang kurang kami bisa menutupi kekurangannya . “ ujar Satrio .
            Mendengar apa yang dikatakan temannya itu , dia tertarik untuk menerima tawaran liburan itu , lagipula waktu liburan tak terlalu lama . Ia berpikir sehabis liburan itu dia pun masih pun banyak waktu untuk membantu ibunya .
“ OK ! Boleh . Jam b’rapa kalian tiba di bandara ? “
“ Kutunggu jam 11 soalnya pesawat udah brangkat jam 12 .. ditunggu ya , jangan sampai telat . “
“ Ok mas bro , met pagi ! “
“ Yokk !”
            Raka segera mengambil baju kemaja dan celana jeans panjangnya dan menarik gagang pintu kamarnya dan menuju kamar mandi . Tidak lupa disambarnya handuk kesayangannya berwarna biru muda untuk dibawa ke kamar mandi . Sambil bersenandung kecil , Raka menyabuni tiap jengkal tubuhnya . Usai mandi , ia membuka pintu kamar mandi , dan s’gera bergegas menuju kamarnya . Raka memilih baju kemeja tipis dengan corak kotak – kotak hitam dan celana jeans cut bray . Setelah selesai berpakaian dan merias diri , ia mengambil 3 stel baju dan celana serta pakaian dalam untuk dimasukkan dalam tasnya . Sekarang waktunya Raka untuk berangkat ke bandara . Ibunya yang melihat Raka membawa begitu banyak muatan dalam tas nya , membuat penasaran bundanya .
            “ Raka kamu mau kemana nak ? Bawa barang sebegitu banyaknya . “
            “ Ya ini mau liburan sama teman – teman . “
            “ Liburan ke mana nak ? “
            “ Ke pantai ma . Ya paling 2 hari saja mak . “ ujar Raka .
            “ Kenapa harus mendadak seperti ini . Akhir – akhir ini , ibu punya firasat buruk sama kamu nak . Tapi ya sudahlah , kamu hati – hati ya nak . “ tutur ibu sambil memeluk anak laki – lakinya begitu erat seakan tak mau lepas dari pelukannya . Raka mencium tangan ibunya sambil melambaikan tangan pertanda dia akan segera pergi .
Di bandara , Fachry , Agun , Satrio , Vinna , & Anna masih menunggu kedatangan Raka & Rahel . Di sana , Satrio berkacak pinggang sambil mondar – mandir .
“ Aduh , lama banget nih si Raka ! Si Rachel juga ... lama – lamakunikahkan tuh anak ... sama - sama tukang telat ... “ omel Satrio .
20 menit kemudian , sebuah angkutan menurunkan sepasang manusia yang membawa barang bawaan begitu banyak .
Sorry kita dua telat ... di Perbaungan macet panjang tadi . “ kata Raka .
“ Nah ini dia yang kita tunggu - tunggu. Sejoli kekasih telatan udah datang ! “ sindir Vinna .
“ Gak usah nyindir gitulahVin ,  beresin barang – barangmu,  pesawatnya udah mau landing . “ sanggah Agun .
            Mereka semua menuju pesawat yang sudah tiba di bandara . Pesawat sudah menyiapkan tangga supaya penumpang bisa masuk ke dalam . Kini semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat tak terkecuali mereka bertujuh . Pesawat sudah mengudara di atas langit .
Terlihat Anna & Vita sedang ngobrol , Raka & Fachry tertidur pulas , sedangkan Rahel terlihat asyik bermain dengan  gadget nya .
Sementara itu , Agun terlihat khawatir , mengundang hati Rachel untuk mencoba bertanya padanya .
“ Ada apa Gun , tumben-tumbenan mukamu khawatir gitu ? “
“ Nah , coba baca ni koran ... “
Rahel membaca koran itu dengan jeli . Di koran itu terpapar sebuah judul besar “ Seorang Nelayan Tewas dengan Dada Berlubang “ . Ia terhenyak ketika mengetahui pembunuhan ituberlokasi di pulau tujuan liburan mereka , pulau Hinako .
“ Kapan kamu beli koran ini , Gun ? “
“ Pas aku mau berangkat dari Tebing . “
“ Ini berita kapan kejadiannya ? “
“ Beritanya 3 hari yang lalu ... katanya nelayan yang mati tuh keadaan nya mengenaskan banget dadanya bolong kayak bekas tikaman gitu entah apalah ... “
“ Nggak mungkin ada orang di sana , mungkin itu mati dimakan singa atau harimau gitu .”
Ternyata suara ribut mereka didengar oleh Vina , Anna , Fachry juga Raka .
“ Masbro , ribut banget ?! Ada apa sih ?!!! heboh banget kalian s’mua !!! “ kata Fachry .
“ Iya nih , kami lagi asyik curcol, kalian smua malah bikin keributan . “  sambung Anna .
“ Begini kata si Satrio , soal berita pembunuhan di pulau Hinako , ada seorang nelayan matinya gak wajar banget di pulau itu . “ jelas Rahel .
“ Jadi kalian berdua heboh satu kampung gara – gara berita itu doang ???? Kepo banget sih!!! ” ejek Vinna .
“ Husshh  , jaga omongan mu , Vin . Lagi pula kita juga gakpercaya dengan berita itu , polisi juga belum menemuin bukti siapa pembunuh sebenarnya . “ jelas Raka .
“ Lagi - lagi pasti belain Rachel juga , Uhh modusmu , Rak ... “ sindir Anna .
“ Eh daripada kalian semua ribut ,coba liat ke depan deh .. “ bisik Satrio pelan .
Tanpa mereka sadari pandangan para penumpang pesawat tak terkecuali pramugarinya tertuju ke mereka , Agun yang sedari tadi tahu , hanya bisa diam dan mereka berempat kembali ke tempat mereka masing – masing .
Pukul 12 .30 mereka t’lah sampai di bandara .Selepas turun dari pesawat , mereka langsung menuju pusat bagasi dan mengambil tas & barang bawaan nya . Setelah itu , mereka pergi ke luar bandara dan menunggu angkutan lewat . 15 menit mereka menunggu , akhirnya angkutan yang mereka tunggu sudah datang . Hari begitu panas , walaupun penumpangnya sepi , rasa sesak dan sumpek masih terasa .
“ Dek , ngomong-ngomong kalian semua mau ke mana ? “ tanya si supir penasaran .
“ Kami semua mau ke desa Baturaja sekalian ke pulau Hinako ngabisin waktu liburan , pak . “ jawab Raka .
Sang supir sangat terkejut dengan jawaban Raka mengerem mobilnya mendadak . Membuat tubuh mereka tersorong ke depan .
“ Weitsss , pak kalau terkejut nggak usah berlebihan banget donk . Ini sih namanya mau membunuh , pak . “ gertak Fachry .
“ Sebaiknya batalkan rencana kalian ke sana ,berbahaya !
“ Apa yang membuat kami harus membatalkan rencana untuk liburan ke sana ?! “ sanggah Agun
“ Kalau menjelaskan sekarang takkan sempat , tapi yang pasti pulau itu sangat berbahaya sekali , kalau kalian ke sana sama saja menyia-nyiakan nyawa kalian . “
“ Eh kalian denger kan kata pak supir barusan , sama kayak yang kubilang tadi di bandara , pulau itu udah punya nuansa serem dan spooky banget , kayaknya betul banget deh yang dibilang pak supir tadi mendingan kita balik aja yok ?! “
“ Ah gila kau Sat ! Aku gak mau ! “ pekik Fachry .
“ Iya kita gak mungkin batalin rencana kita hanya karena hal ini kan ? “ sambung Rachel .
“ Iya aku sama Anna juga setuju , kami berdua udah ngeluarin banyak duit buat ngisi liburan kita dan kamu bilang mau batalin begitu aja , gak ! Gak mau ! “ pekik Vinna .
“ Ada betulnya juga kata teman-teman kita Sat , kita gak mungkin membatalkan rencana kita , dengan alasan yang belum tentu kebenarannya dan lagi pula kita barusan kenal sama bapak ini . “ jelas Raka .
Agun hanya mengangguk saja mungkin pertanda setuju dengan penjelasan Raka .
“ Tapi ... Kalian semua dikasi tau yang benar malah gak mau dengerin ! biarin dah kalau udah kenapa-napa baru tau rasa! “ kata Satrio sambil memperingati teman-temannya yang ternyata pendapatnya sendiri tidak didengar mereka .
“Keliatan bapak juga sependapat sama teman kalian yang satu ini .Apa kalian yakin mau melanjutkan perjalanan ke sana ? “ tanya Pak supir sembari menyakinkan kembali .
“OK Pak ! Lanjut ! “ jawab Raka dengan penuh keyakinan .
Pak Supir kembali menyalakan mesin nya sambil melanjutkan perjalanan mereka ke sana , yaitu Desa Baturaja .
30 menit sudah terlewati dalam perjalanan . Mereka bertujuh , satu per satu mulai turun dari dalam angkutan .
“ Wah sampe juga kita di desa ini , pemandangan nya indah benget cuy . “ tutur Satrio pertama kali turun dari dalam angkutan .
“ Sat , udah kau kasih gak uangnya sama bapak itu ? “ tanya Raka .
“ Wah , hampir lupa Rak ! “
Satrio tertawa singkat sambil menagih uang dari teman-temannya yang juga sudah turun dari mopen .
“ Nah ini Pak ... “ kata Raka sambil memberikan uang itu pada pak supir .
“ Makasih nak , tapi apa kalian memang sudah memutuskan bulat-bulat rencana kalian untuk tetap ke sana ? “ sambil menyakinkan kembali .
“ Kami udah yakin pak , terima kasih pak buat tumpangannya . “ kata Raka sambil tersenyum kecil .
“ Hmm , apa boleh buat , bapak harap kalian tidak akan menyesal .” kata si sopir sambil menghela nafas panjang .
Mereka bertujuh melambaikan tangan kepada sopir mopen yang sudah pergi menjauh .
“ Eh , kita cari penginapan dulu udah capek nih badan . “ ajak Vinna
“ Setuju ! “ tukas Anna .
Mereka bertanya kepada penduduk desa yang mengetahui tempat penginapan terdekat di sana , tapi mereka agak kesulitan memahami bahasa penduduk di sana yang kental dengan bahasa adat setempat , tapi itu juga tak menjadi masalah karena penduduk di sana juga memahami bahasa Indonesia dan malah bersikap ramah sekali kepada mereka yang mau menunjukkan jalan .
“ Terima kasih ya Pak , udah ngeropitin orang Bapak . “ kata Raka
“ Sama-sama lah nak , nggak usah terlalu dipikirin kali . “ kata Bapak tersebut
“ Kalau gitu Bapak pergi dulu ya . “ sambil mengangkat tangan tanda berpisah
“ Ya sama – sama Pak . “ serempak mereka semua .
“ Wey tanya dulu sama resepsionis nya , ada gak kamar buat kita-kita . “ kata Fachry
Vinna yang mendatangi resepsionis nya .
“ Permisi kak , masih ada kamar lagi gak buat kami semua? tanya Vinna .
“ Oh kebetulan ada 3 kamar lagi dek , nomor 013 , 014 , dan 017 . “ kata resepsionis nya sambil memberikan kunci-kunci kamar tersebut .
“ Ya udah kak , kami ambil . “ kata Agun .
Mereka berjalan mencari nomor kamar tersebut dan akhirnya ketemu .
“ Nah , aku , Rachel , sama Vinna tidur kamar ini . “ kata Anna sambil membuka pintu dan mereka masuk ke dalam nya nomor 014 .
  Nah ni kunci udah sama kita , kita bertiga tidur di kamar ini , nah kamu Sat , tidur sendiri di kamar ini , ya ? “kata Raka .
“ Ah mana mau aku,  Rak .Aku kan penakut . Gak mungkin donk aku tidur sendirian . “ pekik Satrio .
“ Ah dasar parno .Kemarin ditakut-takutin pake topeng gajah , takutnya setengah mati , mukamu udah pucat kayak kain kafan . “ ejek Fachry .
“ Udahlah Fach , aku mau kok satu kamar sama Satrio . “ tawar Agun .
“ Gitu donk , tiru donk nih si Agun , pengertian ... “ puji Satrio .
Akhirnya mereka berempat masuk ke kamar mereka masing – masing , cewek-ceweknya pada pergi mandi , Satrio keliatan sedang ngapdate status di sosmed , Agun sedang membereskan pakaiannya, dan Raka & Fachry sedang memesan makanan untuk mereka .
Sehari t’lah berlalu .Tanpa terasa jam dinding  menunjukkan pukul 22 . 05 , sudah banyak energi terkuras untuk melakukan perjalanan sepanjang hari ini . Sinar rembulan bersinar cerah di malam yang sunyi begini . Begitu melelahkan perjalanan seharian ini hingga mereka berlima tertidur pulas di ranjang yang empuk , tapi ada satu yang terjaga , yakni Raka . Kelihatannya dia sedang memikirkan sesuatu .
“ Sayang , ngapain kamu gak tidur udah larut malam ? Gak takut masuk angin ? “ tanya Rahel .
“ Eh kamu Rahel , kamu juga belum tidur ya , sayang ? “
“ Belum ngantuk sayang .Ada apa kamu sendirian termenung malambegini ?“
“ Aku lagi mikirin sesuatu yang mengganjal di pikiranku ? “
“ Pikiran mengganjal ? mengganjal apaan ? “
“ Sebenarnya aku juga ngerasa khawatir dengan perjalanan ini sejak awal . Firasat ku mengatakan kalau akan terjadi sesuatu yang buruk yang bakal terjadi sama kita semua . Aku ngerasa ragu kalo ngatain ini dari awal . “ kata Raka wajahnya menunujukkan rasa ragu .
“ Sebenarnya aku juga sependapat dengan kamu , tapi kalau kita bilang sejak awal sama mereka , mungkin mereka akan kecewa sama kita . ini kan sudah menjadi keputusan bersama nggak mungkin donk kita batalinnya secara sepihak . Biarlah kita serahin aja semua sama Yang Mahakuasa supaya segalanya lancar dan yang terpenting keep positive thinking , darling . “ kata Rahel sambil menyakinkan Raka .
“ Makasih ya  yang , kamu udah mau ngertiin aku . Gak salah aku milih kamu jadi pacarku .” kata Raka sambil menggenggam tangan Rahel .
“ Thanks juga Rak . Hehehe bisa aja ngegombal . “ Rahel tertawa kecil .
“ Tapi kamu kok bisa tau kalau aku ada di sini ? ” tanya Raka
“ Mungkin firasat .? “ terka Rahel .
“ Bisa jadi . “ jawab Raka .
Di samping mereka sedang bercanda berdua , takkala terlihat sepasang mata mengawasi mereka dari balik dinding , yang ternyata Agun – diam - diam mengawasi kedekatan mereka berdua yang sudah berpacaran selama 2 tahun -- Agun adalah sahabat baik Raka sejak mereka SMA , hingga mereka sama-sama masuk di tempat perkuliahan yang sama . Walaupun Agun terlihat dingin dan tak banyak bicara kepada banyak orang , tapi bagi Raka , Agun adalah teman terbaik . Dia selalu ada buat Raka , bukan saat senang saja tapi saat dia susah , saat dia butuh teman untuk memberikan saran & nasihat dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya . Saling berbagi , layaknya seperti saudara , walaupun bukan saudara kandung ,termasuk hubungan Raka dan Rahel yang sudah berjalan cukup lama , dia pun mengetahui nya . Sebenarnya , Agun pun memendam rasa terhadap Rahel yang t’lah lama dia pendam , tak berani mengungkapakan karena Rahel sudah berpacaran dengan Raka , dia pun juga tak ingin menghancurkan persahabatannya dengan Raka hanya karena seorang wanita  dan dia memilih untuk menahan perasaannya ,  kelihatannya Rahel juga lebih menyukai Raka .
Agun cepat-cepat kembali ke kamarnya karena mereka berdua sudah selesai dengan “ urusannya “ supaya mereka tidak melihat bahwa Agun sudah lama memperhatikan mereka .
Kini waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi . Fachry sudah membawa handuk dan pakaian ganti di tangannya hendak menuju kamar mandi . Melihat tak ada satu pun teman nya yang bersiap – siap , timbul ide Fachry untuk menggedor – gedor pintu kamar teman – temannya .
“ Weiii , bangun! Liat tuh udah jam berapa ! Asyik molor kalian semua ! Nanti kita telat nih ! “ teriak Fachry sambil mengggedor pintu kamar teman-temannya .
“ Ahk , bising banget kau , Fach , lama-lama kulempar juga pake jam weker ! “ teriak Satrio dari dalam kamar .
Suara ribut mereka , akhirnya juga membangunkan Rahel , Raka , Vinna & Anna .
Usai mandi , Fachry sudah siap mengemas barang-barangnya sedangkan Raka & Agun baru saja selesai mandi .
Setelah 30 menit berlalu , Fachry masih menunggu teman – temannya di bagian resepsionis .
“ Ah gara-gara nunggu kalian semua , kita jadi telat . “ ketus Fachry
“ Sorry deh Fach . Semalam aku , mimpinya nyebar kemana- mana , jadi bangun nya telat , ya kan Vin ? “ kata Anna sambil menyikut badan Vinna .
“ Eh iya kok , Fach . “ jawab Vinna
“ Udahlah daripada kita – kita ribut , ayok kita cabut . “ kata Raka sambil mereka melangkah pergi dari penginapan tersebut .
Masih ada 3 kilometer lagi perjalanan yang harus mereka tempuh . Untuk mengusir kebosanan mereka mengambil kamera dan memfoto objek apapun yang menarik menurut mereka , tak terkecuali Rahel yang mengambil handycam nya yang merekam aktivitas teman – temannya tersebut .
Tanpa terasa perjalanan mereka sudah sampai , Pulau Hinako . Tak henti – hentinya mereka mengagumi keindahan pulau itu mulai dari air pantai nya yang jernih bening , pasir pantai s’perti gula pasir , hingga pohon kelapa yang tumbuh merata di pulau itu . Mereka segera berbagi tugas ; Agun & Satrio mendirikan tenda , Anna & Vinna menyusun barang , Fachry memancing ikan , dan Raka & Rahel mencari kayu bakar & dedaunan yang bisa menjadi bahan makanan .
Mereka pun sudah disibukkan dengan tugas yang sudah mereka bagi . Terlihat Agun & Satrio bekerja sama mendirikan tenda , Anna & Vinna mengeluarkan barang-barang bawaan mereka semua yang akan mereka perlukan , Fachry sudah menyiapkan joran dan umpan pancingan yang sudah lama dia siapkan untuk memancing dan Raka & Rahel sudah lama pergi ke dalam hutan .
Raka & Rahel pergi ke dalam hutan , mereka berdua berpencar dengan membuat tanda di mana tempat mereka berpisah tadi . Raka dengan parang yang di bawa nya juga botol yang akan dia gunakan untuk menampung sumber air jernih . Rahel sedang melihat – lihat tanaman yang tumbuh di hutan yang bisa digunakan sebagai bahan makanan. Sedang sibuknya mencari dedauanan , Rachel tidak sengaja melihat perempuan berambut panjang sebahu berbaju terusan putih berjalan membelakanginya , menimbulkan pertanyaan dalam hati Rahel , bagaimana bisa ada seorang wanita tinggal di hutan sunyi ini , apakah dia penduduk desa yang ingin tinggal sendiri di hutan ini .
Hal itulah yang menimbulkan rasa penasaran di hati Rahel dan ingin mengikutinya pelan – pelan dari belakang , tapi belum sempat dia mengikuti nya dia menghilang lebih dulu dan Rahel merasakan hal yang tidak enak dan segera kembali kepada ke tempat Raka .
“ Rak , Rak , ayo balik ke base camp yuk . “ kata Rahel wajahnya pucat .
“ Eh ada apa sih Rachel mukamu kok pucat , kayak abis liat hantu ? “ tanya Raka yang penasaran .
“ Ya ya aku nengok ada perempuan gitu yang jalan di depanku dan ... sudahlah Rak , ayok balik ! aku takut nih ! “ kata Rahel sambil menarik tangan Raka cepat – cepat untuk segara kembali ke perkemahan .“Iya iya kita balik tapi nariknya pelan-pelan donk .” suruh Raka .
            Mereka mulai berjalan menjauhi hutan , tapi di balik pepohonan rimbun itu sepasang mata mengawasi gerak – gerik mereka .

bersambung

No comments:

Post a Comment