Destinasi
Sang
surya gagah menampakkan dirinya di hadapan alam semesta. Bersinar cerah dan angin
berhembus menghantarkan kesejukan . Embun menempel di atas dedaunan perlahan
menguap ke udara karena hangatnya terik surya pagi . Cahaya sang surya
menerangi seluruh bagian – bagian tersembunyi di bawahnya , tak terkecuali di
rumah sederhana bercat kuning yang mulai pudar di makan usia . Berkas sinarnya
memasuki kamar seorang pemuda yang masih tertidur lelap , walaupun kamarnya
mulai terasa panas tapi dia tak segera bangun dari tempat tidurnya .
“ Raka , bangun ! Apa kamu nggak masuk kuliah hari ini ?
“ sahut ibunya dari luar kamarnya .
“ Nggak mak ! Hari ini libur semester . Kami libur hampir dua bulan lebih . “ balas
Raka dari dalam kamarnya , sementara itu dirinya masih saja tak mau beranjak
dari tempat tidurnya .
“ Jadi karena libur kamu jadi malas bangun pagi ?
Daripada kamu terus – terusan tidur di spring
bed mu , lebih baik kamu bantu ibu untuk berjualan di toko . “ seru sang
ibu .
“ Iya bu . Nanti aku bangun kira – kira 10 menit lagi .
Ini lagi tanggung tidurnya . “
Mendengar jawaban sang anak , ibunya segera menuju toko
kelontongnya untuk berjaga siapa tahu ada orang yang ingin membeli . Di
kamarnya , Raka masih saja menempel di kasurnya sambil memeluk erat gulingnya .
Mood yang tidak enak hari ini membuat
dirinya malas beringsut dari kasurnya . Dilihatnya jam dinding di kamarnya
sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit . Ternyata hari sudah pagi ,
dirinya memutuskan untuk bangun , meskipun rasa malas masih hinggap di badannya
. Ketika dia hendak keluar dari kamarnya , handphone
nya berbunyi . Sepertinya ada yang sedang menghubunginya .
“KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG!”
Raka langsung mengangkat panggilan di handphone nya tanpa melihat siapa yang
menghubunginya .
“ Hallo
, Ini siapa ya ? “
“ Ini aku
Satrio ... Ini suranya kayak orang habis bangun tidur ? Kalau malam jangan
kebanyakan begadang , jadinya begini , kalau bangun nya susah kayak kerbau mau
bajak sawah . ” Satrio berkelakar .
“Ah sok
menasihati orang kau . Kaupun tidurjuga nyenyak banget kayak zombie. Sudahlah ,
emangnya ada perlu apa sih pagi-pagi gini nelpon ?”
“ Gini
... aku, Fachry , Agun , Vinna , Rahel sama Anna mau pergi berlibur ke pulau
Hinako , numpung libur kuliah kita masih panjang dan lagipula nggak bosan apa
liburan di rumah terus ? Gimana Rak , mau gak ???! “
Raka
mencoba berpikir sejenak . Di satu sisi dirinya juga ingin membantu ibunya
berjaga di toko , tapi di satu sisi dia juga butuh liburan .
“ Tapi
ngomong – ngomong , berapa hari kita berlibur ? “
“ Ah
Cuma 3 hari aja . Ya inipun pakai biaya masing – masing dan misalnya kalau ada
yang kurang kami bisa menutupi kekurangannya . “ ujar Satrio .
Mendengar apa yang dikatakan temannya itu , dia tertarik
untuk menerima tawaran liburan itu , lagipula waktu liburan tak terlalu lama .
Ia berpikir sehabis liburan itu dia pun masih pun banyak waktu untuk membantu
ibunya .
“ OK !
Boleh . Jam b’rapa kalian tiba di bandara ? “
“ Kutunggu
jam 11 soalnya pesawat udah brangkat jam 12 .. ditunggu ya , jangan sampai
telat . “
“ Ok
mas bro , met pagi ! “
“ Yokk
!”
Raka segera mengambil baju kemaja dan celana jeans
panjangnya dan menarik gagang pintu kamarnya dan menuju kamar mandi . Tidak
lupa disambarnya handuk kesayangannya berwarna biru muda untuk dibawa ke kamar
mandi . Sambil bersenandung kecil , Raka menyabuni tiap jengkal tubuhnya . Usai
mandi , ia membuka pintu kamar mandi , dan s’gera bergegas menuju kamarnya .
Raka memilih baju kemeja tipis dengan corak kotak – kotak hitam dan celana jeans
cut bray . Setelah selesai berpakaian
dan merias diri , ia mengambil 3 stel baju dan celana serta pakaian dalam untuk
dimasukkan dalam tasnya . Sekarang waktunya Raka untuk berangkat ke bandara .
Ibunya yang melihat Raka membawa begitu banyak muatan dalam tas nya , membuat
penasaran bundanya .
“ Raka kamu mau kemana nak ? Bawa barang sebegitu
banyaknya . “
“ Ya ini mau liburan sama teman – teman . “
“ Liburan ke mana nak ? “
“ Ke pantai ma . Ya paling 2 hari saja mak . “ ujar Raka
.
“ Kenapa harus mendadak seperti ini . Akhir – akhir ini ,
ibu punya firasat buruk sama kamu nak . Tapi ya sudahlah , kamu hati – hati ya
nak . “ tutur ibu sambil memeluk anak laki – lakinya begitu erat seakan tak mau
lepas dari pelukannya . Raka mencium tangan ibunya sambil melambaikan tangan
pertanda dia akan segera pergi .
Di
bandara , Fachry , Agun , Satrio , Vinna , & Anna masih menunggu kedatangan
Raka & Rahel . Di sana , Satrio berkacak pinggang sambil mondar – mandir .
“ Aduh
, lama banget nih si Raka ! Si Rachel juga ... lama – lamakunikahkan tuh anak
... sama - sama tukang telat ... “ omel Satrio .
20
menit kemudian , sebuah angkutan menurunkan sepasang manusia yang membawa
barang bawaan begitu banyak .
“ Sorry kita dua telat ... di Perbaungan
macet panjang tadi . “ kata Raka .
“ Nah
ini dia yang kita tunggu - tunggu. Sejoli kekasih telatan udah datang ! “ sindir
Vinna .
“ Gak
usah nyindir gitulahVin , beresin barang
– barangmu, pesawatnya udah mau landing . “ sanggah Agun .
Mereka semua menuju pesawat yang sudah tiba di bandara .
Pesawat sudah menyiapkan tangga supaya penumpang bisa masuk ke dalam . Kini
semua penumpang sudah masuk ke dalam pesawat tak terkecuali mereka bertujuh .
Pesawat sudah mengudara di atas langit .
Terlihat
Anna & Vita sedang ngobrol , Raka & Fachry tertidur pulas , sedangkan
Rahel terlihat asyik bermain dengan gadget nya .
Sementara
itu , Agun terlihat khawatir , mengundang hati Rachel untuk mencoba bertanya
padanya .
“ Ada
apa Gun , tumben-tumbenan mukamu khawatir gitu ? “
“ Nah ,
coba baca ni koran ... “
Rahel
membaca koran itu dengan jeli . Di koran itu terpapar sebuah judul besar “
Seorang Nelayan Tewas dengan Dada Berlubang “ . Ia terhenyak ketika mengetahui
pembunuhan ituberlokasi di pulau tujuan liburan mereka , pulau Hinako .
“ Kapan
kamu beli koran ini , Gun ? “
“ Pas aku
mau berangkat dari Tebing . “
“ Ini
berita kapan kejadiannya ? “
“
Beritanya 3 hari yang lalu ... katanya nelayan yang mati tuh keadaan nya
mengenaskan banget dadanya bolong kayak bekas tikaman gitu entah apalah ... “
“ Nggak
mungkin ada orang di sana , mungkin itu mati dimakan singa atau harimau gitu .”
Ternyata
suara ribut mereka didengar oleh Vina , Anna , Fachry juga Raka .
“
Masbro , ribut banget ?! Ada apa sih ?!!! heboh banget kalian s’mua !!! “ kata
Fachry .
“ Iya
nih , kami lagi asyik curcol, kalian
smua malah bikin keributan . “ sambung
Anna .
“
Begini kata si Satrio , soal berita pembunuhan di pulau Hinako , ada seorang nelayan
matinya gak wajar banget di pulau itu . “ jelas Rahel .
“ Jadi kalian
berdua heboh satu kampung gara – gara berita itu doang ???? Kepo banget sih!!! ” ejek Vinna .
“
Husshh , jaga omongan mu , Vin . Lagi
pula kita juga gakpercaya dengan berita itu , polisi juga belum menemuin bukti
siapa pembunuh sebenarnya . “ jelas Raka .
“ Lagi
- lagi pasti belain Rachel juga , Uhh modusmu , Rak ... “ sindir Anna .
“ Eh
daripada kalian semua ribut ,coba liat ke depan deh .. “ bisik Satrio pelan .
Tanpa
mereka sadari pandangan para penumpang pesawat tak terkecuali pramugarinya tertuju
ke mereka , Agun yang sedari tadi tahu , hanya bisa diam dan mereka berempat
kembali ke tempat mereka masing – masing .
Pukul 12
.30 mereka t’lah sampai di bandara .Selepas turun dari pesawat , mereka
langsung menuju pusat bagasi dan mengambil tas & barang bawaan nya .
Setelah itu , mereka pergi ke luar bandara dan menunggu angkutan lewat . 15
menit mereka menunggu , akhirnya angkutan yang mereka tunggu sudah datang .
Hari begitu panas , walaupun penumpangnya sepi , rasa sesak dan sumpek masih
terasa .
“ Dek ,
ngomong-ngomong kalian semua mau ke mana ? “ tanya si supir penasaran .
“ Kami
semua mau ke desa Baturaja sekalian ke pulau Hinako ngabisin waktu liburan ,
pak . “ jawab Raka .
Sang
supir sangat terkejut dengan jawaban Raka mengerem mobilnya mendadak . Membuat
tubuh mereka tersorong ke depan .
“
Weitsss , pak kalau terkejut nggak usah berlebihan banget donk . Ini sih
namanya mau membunuh , pak . “ gertak Fachry .
“
Sebaiknya batalkan rencana kalian ke sana ,berbahaya !
“ Apa
yang membuat kami harus membatalkan rencana untuk liburan ke sana ?! “ sanggah
Agun
“ Kalau
menjelaskan sekarang takkan sempat , tapi yang pasti pulau itu sangat berbahaya
sekali , kalau kalian ke sana sama saja menyia-nyiakan nyawa kalian . “
“ Eh kalian
denger kan kata pak supir barusan , sama kayak yang kubilang tadi di bandara ,
pulau itu udah punya nuansa serem dan spooky
banget , kayaknya betul banget deh yang dibilang pak supir tadi mendingan kita
balik aja yok ?! “
“ Ah
gila kau Sat ! Aku gak mau ! “ pekik Fachry .
“ Iya
kita gak mungkin batalin rencana kita hanya karena hal ini kan ? “ sambung
Rachel .
“ Iya aku
sama Anna juga setuju , kami berdua udah ngeluarin banyak duit buat ngisi
liburan kita dan kamu bilang mau batalin begitu aja , gak ! Gak mau ! “ pekik
Vinna .
“ Ada
betulnya juga kata teman-teman kita Sat , kita gak mungkin membatalkan rencana
kita , dengan alasan yang belum tentu kebenarannya dan lagi pula kita barusan
kenal sama bapak ini . “ jelas Raka .
Agun
hanya mengangguk saja mungkin pertanda setuju dengan penjelasan Raka .
“ Tapi
... Kalian semua dikasi tau yang benar malah gak mau dengerin ! biarin dah
kalau udah kenapa-napa baru tau rasa! “ kata Satrio sambil memperingati
teman-temannya yang ternyata pendapatnya sendiri tidak didengar mereka .
“Keliatan
bapak juga sependapat sama teman kalian yang satu ini .Apa kalian yakin mau
melanjutkan perjalanan ke sana ? “ tanya Pak supir sembari menyakinkan kembali
.
“OK Pak
! Lanjut ! “ jawab Raka dengan penuh keyakinan .
Pak
Supir kembali menyalakan mesin nya sambil melanjutkan perjalanan mereka ke sana
, yaitu Desa Baturaja .
30 menit
sudah terlewati dalam perjalanan . Mereka bertujuh , satu per satu mulai turun
dari dalam angkutan .
“ Wah
sampe juga kita di desa ini , pemandangan nya indah benget cuy . “ tutur Satrio
pertama kali turun dari dalam angkutan .
“ Sat ,
udah kau kasih gak uangnya sama bapak itu ? “ tanya Raka .
“ Wah ,
hampir lupa Rak ! “
Satrio
tertawa singkat sambil menagih uang dari teman-temannya yang juga sudah turun
dari mopen .
“ Nah
ini Pak ... “ kata Raka sambil memberikan uang itu pada pak supir .
“ Makasih
nak , tapi apa kalian memang sudah memutuskan bulat-bulat rencana kalian untuk
tetap ke sana ? “ sambil menyakinkan kembali .
“ Kami
udah yakin pak , terima kasih pak buat tumpangannya . “ kata Raka sambil
tersenyum kecil .
“ Hmm ,
apa boleh buat , bapak harap kalian tidak akan menyesal .” kata si sopir sambil
menghela nafas panjang .
Mereka
bertujuh melambaikan tangan kepada sopir mopen yang sudah pergi menjauh .
“ Eh ,
kita cari penginapan dulu udah capek nih badan . “ ajak Vinna
“ Setuju
! “ tukas Anna .
Mereka
bertanya kepada penduduk desa yang mengetahui tempat penginapan terdekat di
sana , tapi mereka agak kesulitan memahami bahasa penduduk di sana yang kental
dengan bahasa adat setempat , tapi itu juga tak menjadi masalah karena penduduk
di sana juga memahami bahasa Indonesia dan malah bersikap ramah sekali kepada
mereka yang mau menunjukkan jalan .
“ Terima
kasih ya Pak , udah ngeropitin orang Bapak . “ kata Raka
“
Sama-sama lah nak , nggak usah terlalu dipikirin kali . “ kata Bapak tersebut
“ Kalau
gitu Bapak pergi dulu ya . “ sambil mengangkat tangan tanda berpisah
“ Ya
sama – sama Pak . “ serempak mereka semua .
“ Wey
tanya dulu sama resepsionis nya , ada gak kamar buat kita-kita . “ kata Fachry
Vinna
yang mendatangi resepsionis nya .
“ Permisi
kak , masih ada kamar lagi gak buat kami semua? tanya Vinna .
“ Oh
kebetulan ada 3 kamar lagi dek , nomor 013 , 014 , dan 017 . “ kata resepsionis
nya sambil memberikan kunci-kunci kamar tersebut .
“ Ya
udah kak , kami ambil . “ kata Agun .
Mereka
berjalan mencari nomor kamar tersebut dan akhirnya ketemu .
“ Nah ,
aku , Rachel , sama Vinna tidur kamar ini . “ kata Anna sambil membuka pintu
dan mereka masuk ke dalam nya nomor 014 .
“ Nah ni kunci udah sama kita , kita bertiga
tidur di kamar ini , nah kamu Sat , tidur sendiri di kamar ini , ya ? “kata
Raka .
“ Ah
mana mau aku, Rak .Aku kan penakut . Gak
mungkin donk aku tidur sendirian . “ pekik Satrio .
“ Ah
dasar parno .Kemarin ditakut-takutin pake topeng gajah , takutnya setengah mati
, mukamu udah pucat kayak kain kafan . “ ejek Fachry .
“ Udahlah
Fach , aku mau kok satu kamar sama Satrio . “ tawar Agun .
“ Gitu
donk , tiru donk nih si Agun , pengertian ... “ puji Satrio .
Akhirnya
mereka berempat masuk ke kamar mereka masing – masing , cewek-ceweknya pada
pergi mandi , Satrio keliatan sedang ngapdate
status di sosmed , Agun sedang
membereskan pakaiannya, dan Raka & Fachry sedang memesan makanan untuk
mereka .
Sehari
t’lah berlalu .Tanpa terasa jam dinding menunjukkan pukul 22 . 05 , sudah banyak energi
terkuras untuk melakukan perjalanan sepanjang hari ini . Sinar rembulan
bersinar cerah di malam yang sunyi begini . Begitu melelahkan perjalanan
seharian ini hingga mereka berlima tertidur pulas di ranjang yang empuk , tapi
ada satu yang terjaga , yakni Raka . Kelihatannya dia sedang memikirkan sesuatu
.
“
Sayang , ngapain kamu gak tidur udah larut malam ? Gak takut masuk angin ? “
tanya Rahel .
“ Eh
kamu Rahel , kamu juga belum tidur ya , sayang ? “
“ Belum
ngantuk sayang .Ada apa kamu sendirian termenung malambegini ?“
“ Aku
lagi mikirin sesuatu yang mengganjal di pikiranku ? “
“
Pikiran mengganjal ? mengganjal apaan ? “
“
Sebenarnya aku juga ngerasa khawatir dengan perjalanan ini sejak awal . Firasat
ku mengatakan kalau akan terjadi sesuatu yang buruk yang bakal terjadi sama
kita semua . Aku ngerasa ragu kalo ngatain ini dari awal . “ kata Raka wajahnya
menunujukkan rasa ragu .
“
Sebenarnya aku juga sependapat dengan kamu , tapi kalau kita bilang sejak awal sama
mereka , mungkin mereka akan kecewa sama kita . ini kan sudah menjadi keputusan
bersama nggak mungkin donk kita batalinnya secara sepihak . Biarlah kita
serahin aja semua sama Yang Mahakuasa supaya segalanya lancar dan yang
terpenting keep positive thinking ,
darling . “ kata Rahel sambil menyakinkan Raka .
“
Makasih ya yang , kamu udah mau ngertiin
aku . Gak salah aku milih kamu jadi pacarku .” kata Raka sambil menggenggam
tangan Rahel .
“
Thanks juga Rak . Hehehe bisa aja ngegombal . “ Rahel tertawa kecil .
“ Tapi kamu
kok bisa tau kalau aku ada di sini ? ” tanya Raka
“
Mungkin firasat .? “ terka Rahel .
“ Bisa
jadi . “ jawab Raka .
Di
samping mereka sedang bercanda berdua , takkala terlihat sepasang mata
mengawasi mereka dari balik dinding , yang ternyata Agun – diam - diam
mengawasi kedekatan mereka berdua yang sudah berpacaran selama 2 tahun -- Agun
adalah sahabat baik Raka sejak mereka SMA , hingga mereka sama-sama masuk di
tempat perkuliahan yang sama . Walaupun Agun terlihat dingin dan tak banyak
bicara kepada banyak orang , tapi bagi Raka , Agun adalah teman terbaik . Dia
selalu ada buat Raka , bukan saat senang saja tapi saat dia susah , saat dia
butuh teman untuk memberikan saran & nasihat dalam menghadapi persoalan
yang dihadapinya . Saling berbagi , layaknya seperti saudara , walaupun bukan
saudara kandung ,termasuk hubungan Raka dan Rahel yang sudah berjalan cukup
lama , dia pun mengetahui nya . Sebenarnya , Agun pun memendam rasa terhadap
Rahel yang t’lah lama dia pendam , tak berani mengungkapakan karena Rahel sudah
berpacaran dengan Raka , dia pun juga tak ingin menghancurkan persahabatannya
dengan Raka hanya karena seorang wanita
dan dia memilih untuk menahan perasaannya , kelihatannya Rahel juga lebih menyukai Raka .
Agun
cepat-cepat kembali ke kamarnya karena mereka berdua sudah selesai dengan “
urusannya “ supaya mereka tidak melihat bahwa Agun sudah lama memperhatikan
mereka .
Kini waktu
sudah menunjukkan jam 7 pagi . Fachry sudah membawa handuk dan pakaian ganti di
tangannya hendak menuju kamar mandi . Melihat tak ada satu pun teman nya yang
bersiap – siap , timbul ide Fachry untuk menggedor – gedor pintu kamar teman –
temannya .
“ Weiii
, bangun! Liat tuh udah jam berapa ! Asyik molor kalian semua ! Nanti kita
telat nih ! “ teriak Fachry sambil mengggedor pintu kamar teman-temannya .
“ Ahk ,
bising banget kau , Fach , lama-lama kulempar juga pake jam weker ! “ teriak
Satrio dari dalam kamar .
Suara
ribut mereka , akhirnya juga membangunkan Rahel , Raka , Vinna & Anna .
Usai
mandi , Fachry sudah siap mengemas barang-barangnya sedangkan Raka & Agun
baru saja selesai mandi .
Setelah
30 menit berlalu , Fachry masih menunggu teman – temannya di bagian resepsionis
.
“ Ah
gara-gara nunggu kalian semua , kita jadi telat . “ ketus Fachry
“ Sorry
deh Fach . Semalam aku , mimpinya nyebar kemana- mana , jadi bangun nya telat ,
ya kan Vin ? “ kata Anna sambil menyikut badan Vinna .
“ Eh
iya kok , Fach . “ jawab Vinna
“
Udahlah daripada kita – kita ribut , ayok kita cabut . “ kata Raka sambil
mereka melangkah pergi dari penginapan tersebut .
Masih
ada 3 kilometer lagi perjalanan yang harus mereka tempuh . Untuk mengusir
kebosanan mereka mengambil kamera dan memfoto objek apapun yang menarik menurut
mereka , tak terkecuali Rahel yang mengambil handycam nya yang merekam
aktivitas teman – temannya tersebut .
Tanpa
terasa perjalanan mereka sudah sampai , Pulau Hinako . Tak henti – hentinya
mereka mengagumi keindahan pulau itu mulai dari air pantai nya yang jernih
bening , pasir pantai s’perti gula pasir , hingga pohon kelapa yang tumbuh merata
di pulau itu . Mereka segera berbagi tugas ; Agun & Satrio mendirikan tenda
, Anna & Vinna menyusun barang , Fachry memancing ikan , dan Raka &
Rahel mencari kayu bakar & dedaunan yang bisa menjadi bahan makanan .
Mereka
pun sudah disibukkan dengan tugas yang sudah mereka bagi . Terlihat Agun &
Satrio bekerja sama mendirikan tenda , Anna & Vinna mengeluarkan
barang-barang bawaan mereka semua yang akan mereka perlukan , Fachry sudah
menyiapkan joran dan umpan pancingan yang sudah lama dia siapkan untuk memancing
dan Raka & Rahel sudah lama pergi ke dalam hutan .
Raka
& Rahel pergi ke dalam hutan , mereka berdua berpencar dengan membuat tanda
di mana tempat mereka berpisah tadi . Raka dengan parang yang di bawa nya juga
botol yang akan dia gunakan untuk menampung sumber air jernih . Rahel sedang
melihat – lihat tanaman yang tumbuh di hutan yang bisa digunakan sebagai bahan
makanan. Sedang sibuknya mencari dedauanan , Rachel tidak sengaja melihat
perempuan berambut panjang sebahu berbaju terusan putih berjalan membelakanginya
, menimbulkan pertanyaan dalam hati Rahel , bagaimana bisa ada seorang wanita
tinggal di hutan sunyi ini , apakah dia penduduk desa yang ingin tinggal
sendiri di hutan ini .
Hal
itulah yang menimbulkan rasa penasaran di hati Rahel dan ingin mengikutinya
pelan – pelan dari belakang , tapi belum sempat dia mengikuti nya dia
menghilang lebih dulu dan Rahel merasakan hal yang tidak enak dan segera
kembali kepada ke tempat Raka .
“ Rak , Rak , ayo balik ke
base camp yuk . “ kata Rahel wajahnya pucat .
“ Eh ada apa sih Rachel mukamu
kok pucat , kayak abis liat hantu ? “ tanya Raka yang penasaran .
“ Ya ya aku nengok ada
perempuan gitu yang jalan di depanku dan ... sudahlah Rak , ayok balik ! aku takut
nih ! “ kata Rahel sambil menarik tangan Raka cepat – cepat untuk segara
kembali ke perkemahan .“Iya iya kita balik tapi nariknya pelan-pelan donk .”
suruh Raka .
Mereka mulai berjalan menjauhi hutan , tapi di balik pepohonan rimbun itu sepasang mata
mengawasi gerak – gerik mereka .
bersambung
bersambung
No comments:
Post a Comment