Klarifikasi
22
Maret 2016
Ini
sudah kedua kali Ervano dipanggil ke kantor polisi. Kepolisian meminta
klarifikasi dari Ervano mengenai siapa saja orang luar yang mengetahui gedung
kursusnya.
“Bisa dijelaskan siapa saja orang
luar yang pernah mengunjungi tempat kursus Anda?”
“Maksud Bapak?” tanya Ervano yang
kurang mengerti.
“Selain jajaran pegawai dan petugas
kebersihan, apakah bapak pernah mengajak seseorang yang bukan bagian dari
Amazing Children Course?” tanya seorang pria berpangkat AKP sambil mengetik
keterangan yang diutarakan Ervano, tadi.
“Ada tiga orang luar yang pernah
mengunjungi gedung les saya. Yang pertama adalah istri saya.”
“Apa tujuan istri Anda ke sana? Apa
Anda tidak menemukan kata-kata atau perilaku yang aneh begitu tiba di gedung
kursus?”
“Sejauh apa yang saya amati, saya
tidak menemukan kata-kata dan perbuatan aneh dan mencurigakan dari istri saya
sendiri. Dia tak mungkin melakukan hal bodoh semacam itu,” jawab Ervano sambil
membela istrinya yang diprasangka sebagai pelaku oleh polisi yang tengah
menyelidiki dirinya.
Pria berkumis putih tipis yang berada di depan
Ervani manggut-manggut saja sambil melanjutkan pertanyaan selanjutnya.
“Baiklah kalau begitu. Dan siapa
lagi orang yang kedua?”
“Yang kedua, seorang pengusaha toko
buku. Kedatangan beliau beberapa waktu yang lalu membicarakan perihal tawaran
suntikan dana pembangunan perpustakaan kecil sekaligus menyumbang buku-buku
bacaan.”
“Apakah Anda menerima tawaran yang diajukan
pengusaha itu?”
“Saya menerima tawaran yang diajukan
pengusaha itu. Dan perpustakaan kecil hasil dari tawaran dana itu, sudah pernah Anda lihat ‘kan sewaktu menyisir TKP?”
“Saya bersama dengan anggota saya
sudah melihat perpustakaan itu. Namun kondisi perpustakaan kecil hancur
berantakan. Buku-buku yang berada di dalam rak, berserakan. Bagaimana dengan
orang yang ketiga?”
“Yang ketiga itu, manajer saya.
Egath Violana. Dia pernah meminta saya untuk mengajaknya ke gedung kursus.
Katanya sekedar ingin tahu bagaimana suasana di sana,” jawab Ervano seingatnya.
“Ketika kamu mengajaknya ke sana,
apa reaksi saudari Egath yang menurut Anda menyiratkan kecurigaan atau keanehan
tersendiri untuk Anda?”
“Errr... dia tak menunjukkan reaksi
apa-apa yang menurut saya mencurigakan. Dia tenang-tenang saja.”
“Baiklah kalau begitu. Kami akan
segera melakukan pemanggilan kepada tiga orang yang Anda sebutkan tadi. Mungkin
keterangan yang Anda paparkan sudah cukup jelas. Terimakasih atas
kedatangannya, Pak Ervano,” pungkas Ervano sambil berdiri mengulurkan tangan.
Ervano juga ikut berdiri, membalas
uluran tangan pria yang ada di depannya. “Sama-sama, Pak. Saya senang juga
membantu usaha penyelidikan pihak kepolisian. Tapi apakah pihak kepolisian juga
sudah menemukan keberadaan manajer pertama saya?” Ervano melepas jabat tangan
sang polisi tapi sorot mata lelaki itu seakan ingin tahu apa jawaban sang polisi.
“Kami sedang berusaha semaksimal
mungkin mencari keberadaan Christia Damanik.”
Begitu mendengar jawaban sang polisi, Ervano memalingkan
badan, meninggalkan kantor kepolisian.
No comments:
Post a Comment