Monday, 29 June 2015

14 Februari



            Sudah 2 tahun berlalu , namun aku masih saja mengingatnya. Namaku Adit. Aku merupakan siswa di sebuah SMA Negeri kelas XI IPA.
            Aku senang sekali hari itu telah datang . 14 Februari–hari Valentine. Meskipun hari itu lebih banyak dirayakan oleh orang luar negeri tetapi di dalam negeri khususnya Indonesia juga merayakannya.
14 Februari adalah hari yang paling ditunggu–tunggu oleh kawula muda terutama aku. Aku ingin mengungkapkan perasaanku kepada seorang gadis. Namanya Nana. Ia adalah gadis yang paling kusuka. Seorang gadis yang manis, baik dan pintar. Sebelum kami pindah kelas sesuai dengan jurusan, kami merupakan teman sekelas.
Aku senang sekali bisa sekelas denganny. Aku senang mengamati wajah manisnya. Aku senang mengisenginya untuk mencari perhatiannya, melucu atau melawak di depannya agar aku bisa melihat dia tertawa. Jika dia tertawa, dia selalu menutup mulutnya. Mungkin saja, dia malu gelak tawanya dilihat oleh lelaki.
Meskipun dia sudah punya pacar, aku tetap berusaha mendekatinya. Mengirim pesan lewat SMS pun juga kulakukan walaupun kami sekelas.
Timbul rasa suka dan kagum padanya. Ingin rasanya aku memiliki dirinya, tapi kenyataannya dia masih dimiliki oleh lelaki lain. Mau gimana lagi, aku harus menunggu dan memendam perasaan ini sampai dia putus dengan pacarnya.
Waktu semakin berlalu. Tuhan telah mengabulkan pintaku. Pada akhir Januari, kudengar dia sudah putus dengan pacarnya.
“Inilah saatnya. Aku tak mau menunggu lebih lama.“ tukasku dalam batin.
Memasuki bulan Februari, aku merencanakan akan mengutarakan perasaan sekaligus menyatakan cintaku padanya. Aku mulai mengintip-intip Facebooknya, melihat album–album foto, mencari sesuatu yang menarik dijadikan sebagai inspirasi. Sampai aku menenukan ide – menghadiahkannya sebuah topi.
Sebelum hari H, aku meluncur ke toko souvenir dan aku memilih sebuah topi. Topi yang sering dipakai wanita jika mereka bepergian ke pantai. Berwarna putih. Tidak lupa, aku juga membeli 2 buah coklat batang sebagai tambahannya. Selesai dengan hadiahnya, aku langsung pergi ke toko kado untuk membungkusnya.
Tibalah hari itu. Jantungku deg–degan. Memberikan hadiah ini langsung padanya. Ini pertama kali bagiku. Aku pasti akan gugup berat. Tapi aku mengurungkan niatku untuk menyatakan cinta. Aku teringat perkataan temanku, “Lebih baik jangan ‘ditembak’ dulu. Beri jarak waktu. Supaya dia gak kepikiran kalau dia menerimamu karena hadiahmu.“ ujarnya.
Kupikir ada benar juga. Kuikuti saran temanku.
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Aku menunggu hingga suasana perlahan sepi. Kumenunggu di depan kelas sekitar sejam, tapi dia tak kunjung keluar. Aku mulai resah. Kesabaranku habis dan aku memberanikan diri masuk ke dalam kelasnya. Tak kusangka, ada 4 orang lelaki pengacau datang ke kelas. Kedatangan mereka berempat membuat rencanaku batal. Akhirnya kutitipkan hadiah ini pada temanmu dan aku senang sekali kau menyukai hadiahku.

Thursday, 25 June 2015

The Last Holiday ( End )



The Last Holiday
            Armand menatap Raka dengan tatapan liar dan beringas , dari air muka Armand menunjukkan bahwa dia berambisi sekali ingin membunuh dirinya .
            “ Jadi kau mau membunuh kami hanya karena dendam masa lalumu , tapi kenapa ? “
            “ DIAM ! ORANG S’PERTI KALIAN TIDAK TAHU APA – APA BAGAIMANA RASA NYA KEHILANGAN ORANG YANG KALIAN SAYANGI !! LEBIH BAIK PERSIAPKAN DIRI KALIAN UNTUK MATI !!! “ gertak Armand .
            “ Jadi kalau kau membunuh kami semua hanya karena kami semua mengingatkanmu pada masa lalu mu ?! Jika Rania melihat semua ini , apakah dia akan senang dengan semua perbuatan yang kau lakukan selama ini ? “
            “ DIAM !!! SEKALI LAGI KAU SEBUT NAMA DIA , AKU TAKKAN SEGAN UNTUK MENCABIK - CABIK DADAMU !!! “
            Raka melihat sepertinya percuma berbicara baik – baik dengannya , hati nuraninya sudah terbakar api dendam . Sekarang , yang bisa dia lakukan hanya bersiaga , manakala Armand akan menyerangnya dengan cepat .
            Tanpa diduga , Armand mengayunkan pisau itu ke arah nya , tapi dapat dihindari dengan elakan kepala yang begitu cepat .
            Di tengah pertarungan mereka , Agun mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan sadarkan diri , namun dengan keadaan mulut masih diikat dengan kain . Ternyata , Rahel juga sudah sadar . Rahel hanya bisa menjerit tertahan melihat Raka bertarung dengan Armand .
            Agun mencoba memanggil Rahel dan dia mendengarkannya . Agun mengisyratkan agar mengambil pisau kecil yang terselip di kantong belakang celana nya . Memang agak susah mengambil pisau yang berada di kantong belakang nya , dengan posisi tangan diikat saling membelakangi , Rahel dengan sabarnya mencoba meraih ujung pisau itu sedikit demi sedikit dengan tangannya dan akhirnya bisa .
            Diberikannya pisau itu kepadaAgun untuk membuka tali pengikatnya . Perlahan diiris – iris nya tali itu yang tak begitu tebal dan tali itu terputus dan dibuang nya sumpalan kain tersebut dari mulut nya . Agun yang sudah terlepas , langsung cepat melepaskan Rahel . Dibuangnya sumpalan kain di mulutnya .
            “ Cepat , Gun .. “ kata Rahel .
            Sambil memotong tali itu , Agun & Rahel melihat pertarungan mereka begitu sengit dan penuh perlawanan . Raka terlihat begitu kesulitan membalas serangan Armand yang tertubi – tubi . Dia hanya bisa mengelak & menangkis semua serangan nya agar tidak mengenai tubuhnya . Dia hanya bisa menunggu timing yang tepat untuk melancarkan serangannya pada Armand . Tak sengaja , pandangannya tertuju pada tempat Agun , di mana keduanya sudah melepaskan diri dari ikatan tali yang mengikatmereka .
“ RAKA ! AWAS ! “ teriak Rahel .
            Terlihat sedikit lengah , Armand memanfaatkan celah untuk melukai tangan Raka .
            “Akh !! “
            “ RAKAA ! “
            Pisau itu menggores pergelangan tangan Raka dan membuat luka yang sedikit menganga , mengeluarkan banyak darah . Armand berhasil melukai tangan Raka . Dia meringis kesakitan akibat luka gores pisau itu . Melihat kondisi Raka yang terlihat kesakitan , Armand ingin mengambil celah lagi , mencoba menikam perut Raka dengan pisaunya .
            Dengan sigap , Agun menendang tangan Armand sehingga pisau itu terpental . Agun langsung memukul pipi kanan – kiri nya sehingga membuat dirinya kesakitan . Tak ingin memberi kesempatan memukul , Agun langsung memukul perut nya .
            “ CEPAT PERGI DARI SINI ! CARI BANTUAN ! BIAR AKU SAJA YANG MENGHADAPI ORANG INI ! “ seru Agun .
            Mendengar yang dikatakan Agun , mereka segera pergi dari tempat itu dan membiarkan Agun mengurus orang itu .Mereka segera menaiki tangga dan keluar dari rumah untuk mencari bantuan .
            Tiba – tiba , Armand memukul telak dagu Agun dan membuatnya mulai kehilangan keseimbangan . Melihat lawannya mulai goyah , Armand menyabet pergelangan tangan dan kakinya . Sabetan itu terasa perih , menyobek daging dan mengeluarkan darah . Di saat Agun meringis kesakitan di tangan& kakinya , sebuah tendangan mendarat di wajah & sepakan kaki mengenai perutnya membuat dirinya tumbang .
            Melihat lawan nya tak berdaya lagi , Armand langsung bergegas memburu kedua “mangsa” nya tersebut
            “ KALIAN BERDUA TAKKAN BISA LARI DARI PULAU INI ! “ pekik Armand , matanya melotot memandang dengan jelalatan sekelilingnya manatahu mereka berdua masih berada di sekitar sana .
            Sementara itu , Agun masih tergeletak tak sadarkan diri . Sebuah ruangan yang bercahaya menyilaukan mata Agun dan membuatnya terbangun . Kemudian , dia berdiri dan melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang di depannya . Cahaya itu seakan menyuruhnya untuk pergi ke sana . Kakinya bergerak dan mulai mendekati cahaya itu . Selangkah demi selangkah , dia hampir sampai ke cahaya itu , tiba – tiba , dia mendengar suara desahan nafas tak beraturan seperti orang yang mengikuti lomba lari marathon .
            “ Suara apa itu ? S’perti suara desahan nafas ? Tapi siapa ? “ suara itu mengalihkan perhatiannya .
            Ruangan bercahaya itu tiba – tiba berubah menjadi gelap pekat . Ini  membuat Agun mulai panik dan gelisah . Dia mencoba menarik napas dalam – dalam dan membuang dengan satu hembusan besar . Ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah layar lebar yang memproyeksikan apa yang terjadi di sekitarnya .
            “ I...i..tu Raka & Rahel ! “ dia melihat kedua temannya itu sedang berlari dan sesekali menengok ke belakang s’perti dikejar oleh  ‘ sesuatu ‘ .
            “ Dan itu .. “
            Dia begitu terkejut , matanya melotot memandang Armand , raut wajahnya picik dan penuh amarah . Menggenggam erat sebuah pisau di tangannya . Pasti inilah yang membuat kedua temannya itu berlari tergesa – gesa . Layar itu seketika hilang dan ruangan itu kembali gelap seperti semula .
            “ Aku harus menolong mereka , tapi bagaimana aku bisa keluar dari sini ? “
            Agun mencoba memejamkan matanya . Dalam hati , dia menyugestikan bahwa dia akan keluar dari sana .
            “ Aku harus menyelamatkan mereka .. “ kalimat itu terus berulang – ulang diucapkan dalam hatinya . Terus menerus diucapkan hingga membuat dirinya tersentak . Ia merasa rohnya yang melayang jauh entah ke mana - mana , kini sudah kembali ke tubuh asalnya .
            Dia mencoba bangkit tapi rasa sakit masih terasa di bagian kaki dan tangannya . Ia melihat darah yang keluar dari kaki dan tangannya membasahi lantai , tapi luka itu sudah mengering . Agun masih mencoba menopang dirinya agar tidak goyah karena kehabisan cukup banyak darah . Meskipun pandangannya agak kabur , ia mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk ‘menghabisi’ Armand . Ia menemukan sebilah pedang panjang berkilap tidak jauh dari sisinya dan mengambilnya .
            “ Tunggu aku ... Raka ... Tunggu aku ... Rahel aku akan menyelamatkanmu .. “ kata Agun dalam hatinya .
            Agun menaiki tangga kecil itu dengan langkah tergontai – gontai menyusul teman – temannya .
Raka & Rahel masih dalam perjalanan menuju desa Baturaja untuk mencari bantuan . Keduanya terus berlari dengan napas terengah – engah sesekali melihat kebelakang , apakah Armand masih mengejar mereka .
“ Hel .. kita berhenti dulu di sini ... aku sudah sangat capek ... “ wajah Raka terlihat pucat karna kehilangan banyak darah , desah nafasnya tersengal .
            Rahel mengerti kondisi Raka , mengambil tempat istirahat di balik pohon besar , duduk untuk mengambil tenaga , lagipula dirinya juga begitu lelah berlari tak menentu , dikejar – kejar oleh “ kematian “ .
            Raka masih menggenggam tangannya berharap darah yang mengalir dapat terhenti . Rahel berinisiatif membalut luka di tangan Raka dengan membalut nya dengan sapu tangan miliknya . Raka membuka tangan nya pelan – pelan dan darah di sekitar luka nya mulai mengering , walaupun ada saja sedikit darah menetes .
            Rahel membalut lukanya dengan sangat hati – hati agar tidak membuat nya merasa nyeri .
            “ Rahel ? “ Armand berbicara agak mendesah .
            “ Ada apa Rang ? “
            “ Aku cuma ingin minta maaf ... “
            “ Minta maaf kenapa ? “
            “ Membuat liburan ini jadi malapetaka buat kita semua . Seharusnya aku mendengarkan kata – kata dari ibu , Satrio dan pak supir itu dari awal ,mungkin takkan terjadi hal seperti ini ... “
            “Sekarang bukan waktu nya untuk menyesal , Rak . Kita harus cari bantuan apapun & segera menangkap pembunuh gilaitu . “
            “ Ya kamu benar . Ayo kita pergi dari sini . Lagipula luka ini sudah tak terasa sakit lagi . Ayo . “
            Sebelum mereka hendak beranjak dari sana , dari balik pohon sebuah pisau menancap . Wajah Armand menyeringai seram , menatap Raka dan Rahel yang hendak beranjak dari sana .
            “ RUPANYA KALIAN DI SINI ?! KALIAN TAK BISA KE MANA LAGI ! KALI INI KALIAN AKAN KUHABISI !! “ Armand menyeringai .
            Raka & Rahel terkejut dengan kedatangan Armand yang tanpa mereka ketahui sudah ada di belakang mereka . Ternyata Armand bisa mengetahui keberadaan mereka karena darah Raka menetes di sepanjang jalan tadi . Mereka berdua dalam keadaan terpojok . Raka menyadari bahwa Armand  ingin menghadang mereka agar tidak sampai ke desa untuk mencari bantuan . Terbesit dalam pikiran Raka untuk menghadapi Armand & menyuruh Rahel untuk pergi ke luar pulau untuk memninta bantuan kepada warga desa .
            “ Rahel , cepat kamu pergi ke sini , sementara aku akan menahan dia di sini ! “ Raka berdiri di hadapan Armand .
            Rahel agak ragu meninggalkan Raka , tapi itulah yang dikatakan Raka kepada nya , agar cepat mencari bantuan . Belum jauh dia beranjak dari sana , Rahel melihat Raka jatuh tergeletak di tanah .
            “ RAKAA ! “ kakinya lemas bersimpuh ke tanah .
            “ KINI GILIRANMU SEKARANG ! “
            Kini hanya tersisa dia seorang . Teman – temannya sudah mati di tangannya & dia tak tahu apa yang harus dilakukannya . Rahel terlihat begitu panik & khawatir , berjalan mundur , tapi dia terjatuh tersandung akar pepohonan .
            “ KAU TAKKAN BISA KE MANA – MANA LAGI ! SUDAH WAKTU NYA KAU MENYUSUL SEMUA TEMAN – TEMAN MU ! LIAT YANG DI SAMPING MU ! “
            Rahel melihat Raka yang sudah tergeletak di tanah dengan pisau yang masih  menancap di perut nya . Kini dirinya benar – benar sudah berada di ambang pintu kematian . Tak ada harapan lagi . Mungkin sudah  waktunya malaikat maut menjemput .
“ Aku mohon kasihanilah aku ... “ ujar Rania sambil memelas . Terasa air matanya mulai menetes membasahi wajah ayu nya itu .
            Perkataannya sama sekali tak digubris oleh Armand , malah membuat dirinya makin bernafsu untuk membunuhnya . Dia tersenyum jahat dengan tatapan bengis menatap Rahel yang sudah tak punya daya apa – apa . Dengan sigap , kedua tangannya memegang lehernya dan diberdirikannya .
            Tangan kasarnya mencengkram leher Rania begitu kuat , sampai – sampai dirinya megap – megap .
            “ Ya Tuhan to.. to...tolong a..a..aku ... “ begitu tersendat dan terbata – bata ucapannya . Dia memasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa kalau dirinya harus mati di tangannya .
            Rahel hampir kehabisan nafas dan matanya mulai berkunang – kunang , nafas nya tersengal satu – satu .
            Sadar dirinya sudah mendekati ajal , sesosok bayangan putih , kemudian sudah berwujud perempuan , muncul di hadapan Armand . Melihat sosok ini , Armand sontak kaget dan melepas Rahel dari genggaman nya . Rahel juga terkejut mengapa Armand melepaskan cekikannya secara tiba – tiba , tapi hal ini sudah menyelamatkan nyawanya . Denganlunglai , Rahel menyeret tubuhnya , menuju ke tempat di mana Raka t’lah tewas . Walaupun wajah nya masih terlihat pucat , terbatuk – batuk dan berusaha mengatur irama nafasnya kembali , sambil menangisi mayat Raka , Rahel mencoba mencabut pisau yang masih menancap di perut Raka .
            Sementara itu dalam bayangan Armand , ia masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya . Rania betul – betul berada di depannya .
            “ Rania , apa yang kamu lakukan di sini ?! Bukannya kamu sudah mati ?! “ mata Armand berkaca – kaca menatap Rania .
            “ Armand , aku senang bisa bertemu dengan mu lagi . Aku ingin bicarakan sesuatu yang penting kepadamu . “
            “ Apa itu ? Katakan kepadaku ! “
            “ Hentikan perbuatanmu , Armand . Jangan kau sia – siakan nyawa orang yang tidak berdosa untuk kepuasan dendammu , Mand . “
            “ TIDAK , Rania ! Kau tahu betapa berharga nya dirimu terutama pulau ini ! Bagiku pulau ini adalah separuh jiwamu yang pergi setelah Rangga dengan keji membunuhmu . Aku sudah membunuh Rangga dan teman – temannya dengan tanganku sendiri , mereka harus merasakan bagaimana penderitaan yang kaurasakan .  Aku sudah bersumpah siapapun yang datang ke pulau ini , berarti dia sudah berani mengganggumu ! “
            Rahel ketakutan melihat sesosok hantu perempuan yang pernah dia jumpaisewaktu bersama dengan Raka . Penampilannya kalian ini lebih mengerikan , wajahnya pucat tak mengalirkan darah , dada membusuk , berlubangdimakan belatung , berdiri di hadapan Armand .
            Di sana , Agun dengan jalan tertatih menuju Armand . Dengan wajah babak belur , kaki dan tanganberlumuran darah kering , memegang erat sebilah pedang.
            “ Ternyata kau keras kepala juga , Armand . Aku tak tahu lagi apa yang mau kulakukan kepadamu agar kau mengerti . Tapi kau lah yang memilih jalanmu sendiri . Sebelum aku pergi , ada satu hal yang ingin kukatakan sebelum aku pergi ...
Kini aku sudah menyadarinya .. kalau ... Aku .. mencintaimu Armand ...
 Maaf aku baru mengatakannya sekarang . Aku tak punya banyak waktu , sampai jumpa Armand ... “
            Sosok itu langsung berbalik badan hendak meninggalkan Armand .
            “ TUNGGU RANIA ! JANGAN TINGGALKAN AKU ! AKU INGIN BERSAMA MU ... Uuhh ...
            “ DI NERAKA ! “
            Tak disangkanya , Agun sudah berada di belakang . Pedang itu menembus dada dan berlumur darah segar . Armand melirik ke belakang , memang benar Agun sudah ada di belakangnya , menatapnya penuh amarah .
            Dilihatnya lagi ke depan . Sosok Rania sudah melangkah semakin jauh dari pandangannya . Timbul rasa penyesalan dari dalam hatinya ketika sakratul maut hendak menjemput dirinya . Pandangan matanya sudah mulai mengabur .
            “ Rania , apakah aku sudah terlambat untuk kembali ? “ gumam Armand .
Agun melepaskan pedang yang menancap di dada Armand . Dengan sisa tenagayang ada , Armand mencoba mengejar Rania yang sudah semakin menjauh . Dengan langkah tertatih , dia berusaha menggapai Rania . Tapi apa dayanya , tubuhnya sudah tak mampu menahan berat badannya , tatap matanya layu , dari bibirnya terdengar suara lenguhan kesakitan amat pilu , akhirnya pandangan matanya gelap seketika dan tubuhnyaambruk mencium permukaan tanah .
            Tak lama kemudian , Agun pun juga jatuh pingsan karena kelelahan . Sebelum sosok itu menghilang , makhluk itu tersenyum sambil mengucapkan , “ Terima Kasih . Aku hanya ingin menjemput dia ... “ Bulu roma Rahel bergidik melihat makhluk itu tersenyum ngeri kepada nya sesaat makhluk halus itu pergi dari hadapannya .
            Terlihat dari kejauhan sana sebuah kapal penempang membunyikan suara sirine , seperti nya hendak menuju ke pulau itu . Rahel berlari dan melambai – lambaikan tangan nya agar kapal tersebut menuju ke sana .
            Kapal itu akhirnya t’lah merapat ke sana . Beberapa anggota polisi turun dari kapal itu . Terlihat beberapa orang tua turun dan mencari anak mereka . Orang tua Raka yang melihat anaknya tergeletak tak berdaya di pangkuan Rahel , berlari menangis histeris memeluk erat anaknya t’lah tewas .
            Para orang tua yang masih mencari – cari anak mereka , bertanya kepada Rania . Tapi Rania pun tak mengetahui di mana keberadaan mereka . Yang terlihat di sana adalah seseorang yang memakai jaket hitam , t’lah tewas , tubuhnya tergeletak mencium permukaan tanah dan juga seorang laki – laki yang tak sadarkan diri.
            Beberapa orang tua yang panik dan kalut , segera mendesak pihak kepolisian agar mencari keberadaan anak mereka yang diyakini masih berada di pulau itu . Polisi kemudian masuk menelusuri ke dalam hutan dan menemukan sebuah bangunan rumah yang besar ada di tengah hutan .
 Polisi menyusuri sekeliling rumah itu dan menemukan sesuatu yang mencurigakan di belakang rumah itu . Polisi segera membongkar gundukan tanah dan menemukan ada 2 mayat laki – laki dan 2 mayat perempuan sudah membusuk serta sebuah kepala dan badan yang terpisah .
            Para orang tua yang berada di belakang polisi tadi , langsung berlari ke depan dan memastikan apa yang telah ditemukan oleh kepolisian . Para orang tua menangisi mayat anak – anak mereka yang sudah membusuk dan hampir tidak dikenali lagi bagaimana wujudnya .
             Pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk membawa mereka ke Medan menuju rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan dan otopsi . Beberapa polisi masih tinggal di sana untuk melakukan pengkajian dan penyelidikan lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi di pulau itu .
            Malam hari t’lah tiba . Polisi menghentikan sementara penyelidikan mereka dan melanjutkan nya esok hari . Sinar rembulan menyinari pepohonan rimbun yang ada di bawahnya dan sebuah rumah besar yang menjadi kediaman sosok tak kasat mata .Konon rumah itu adalah tempat koloni Belanda menyimpan harta jarahan mereka . Di sana , terlihat dua makhluk astral dari dunia lain sedang bercengkrama .
            “ Armand  ? Apakah kita sudah bisa pergi dari dunia ini ? “
            “ Ya , sepertinya Rangga sudah lama menunggu kita di sana . “
            “ Kalau begitu , ayo kita pergi . “
            Sosok Armand hanya berdehem menanggapi ajakan Rania . Tangan Armand menggenggam erat tangan Rania . Ia hanya tersenyum kecil melihat Armand yang sedang menggenggam tangannya . Tak beberapa lama , kedua sosok itu akhirnya memudar dan kelama – lamaan lenyap begitu saja .         
fin

Tuesday, 23 June 2015

The Last Holiday ( Part 8 )



Pembalasan
            Armand telah sampai di desa Baturaja setelah menempuh perjalanan selama 30 menit . Pemandangan desa juga tak kalah indahnya seperti di pulau Hinako .Desa yang tak terlalu luas , seperti desa yang terletak di luar pulau besar . Banyak sekali rumah – rumah sederhana yang berderet di pinggir jalan besar .        
Sambil berjalan mengamati pemandangan desa , ada juga warga desa yang menyapanya , Armand juga membalas sapaan nya dengan senyuman ramah . Keramahan yang tak hilang sejak ia dan kedua temannya datang ke sana . Sepanjang jalan dihabiskannya dengan memandang keasrian desa Batu Raja yang belum terjamah sepenuhnya oleh pembangunan di kota – kota besar , hanya diolah seadanya . Akhirnya , Armand sampai juga di losmen tempat penginapan mereka dulu .
            Armand masuk ke dalam losmen , tidak ada yang berubah sama seperti saat mereka bertiga menginap di sana . Mungkin petugas resepsionis nya sudah tidak asing lagi melihat wajah nya .
            Armand mendatangi resepsionis untuk meminta kunci kamar .
            “ Pesan kamar , Bang ?”
            “ Ya kak . Satu kamar saja . “
            “ Oh , tapi ngomong – ngomong ke  mana teman abang yang cewek dan cowok itu ? “
            “ Oh mereka berdua lagi kuliah . Saya ngambil cuti 2 hari buat refreshing , mau nikmatin liburan sendiri . “ jawab Armand .
            “ Hm begitu . “sambil menyerahkan kunci kamar .
            Armand berjalan sambil mencari kamar bernomor 013 dan sudah menemukannya . Segera dimasukkannya kunci itu dan membuka pintu nya .  Armand sejenak berbaring untuk menghilangkan kepenatan sehabis menaiki pesawat terbang dan angkutan umum .
            Armand masih ingat saat dia keluar diam – diam sambil mengendap – endap agar dia tidak ketahuan oleh Rangga yang pada saat itu sedang tertidur . Tetapi Armand berusaha menyingkirkan semua ingatan nya saat dia menyatakan cinta nya pada Rania , tetapi Rania menolaknya . Sungguh kenyataan pahit yang harus diterimanya . Armand kemudian keluar dari kamar nya sekaligus untuk memesan makanan .
            Senja juga sudah berganti malam . Jam dinding berdetak menunjukkan pukul 9 malam . Di kamar nya memang tersedia TV tetapi Armand sedang tidak mau menonton , dia memilih untuk duduk di depan teras sambil minum secangkir kopi yag telah dia pesan tadi .
            Armand mengamati sekelillingnya , rimbunan pepohonan yang berselimut kegelapan malam dan jalan yang juga terlihat sepi . Mungkin sebagian orang akan memilih duduk bersama keluarga di dalam rumah dan menonton TV , tapi tidak dengan Armand . Baginya pemandangan seperti itu s’perti lukisan alam di malam hari dan suasana tak terlalu gelap , karena bulan sedang purnama , menerangi sudut – sudut tergelap di pulau itu .
            Armand menyeruput segelas kopi yang ada di tangan nya , masih terasa hangat di dalam perutnya .  Armand masih mencemaskan bagaimana keadaan Rania di sana dan apakah Lenni sudah melakukan apa yang dia katakan tadi siang sebelum dia berangkat .
            Suara Handphone berbunyi membuyarkan lamunan Armand dan segera melihat layar handphone .
            “ Nomor ini lagi ..!
 “ Halo ?! “
            “ Oh .. kukira kau sudah tak peduli lagi dengan teman mu . Jangan bersantai dulu , temanmu sedang dalam bahaya kan ? Jika kau ingin melihat teman mu selamat . kuharap kau datang secepatnya . “
            Armand mematikan handphone nya dengan perasaan gusar dan masuk ke dalam losmen karena udara malam semakin dingin dan kopi di cangkir nya sudah habis diminum .
            Malam telah berganti pagi , Armand sudah bersiap untuk pergi dari losmen itu dan meneruskan perjalanan nya menemukan Rania . Dia berangkat setelah dia memberikan kunci kamar dan uang sewa kamar nya .
            Sudah agak jauh perjalanannya dari losmen tersebut , kini dia melintasi jembatan penghubung antara desa Batu raja dengan pulau Hinako yang panjang nya sekitar 300 meter .
            Setelah melewati jembatan tersebut , dia t’lah menginjakkan kaki nya di pulau itu . Armand berjalan memasuki pulau yang keadaan hutan nya masih belum terjamah oleh tangan – tangan pengusaha , begitu rimbun dan lebat . Armand melihat ada 2 cabang jalan di pulau itu dan ia memilih jalur yang kanan .
            Dia berjalan dengan tenang , tetapi ada seseorang yang mengikuti nya tapi ia tak mengetahui nya . Tapi semakin lama Armand semakin merasakan ada yang mengikuti nya dari belakang , merasa tak nyaman , Armand mencoba menoleh ke belakang .
            “ Tidak ada orang .. “
            Setelah itu dia melanjutkan lagi perjalanan nya . Dia semakin merasa kalau ada seseorang yang terus mengikuti nya dari belakang , untuk memastikannya , Armand menoleh ke belakang lagi dan lagi tak ada orang di belakang nya . Armand mulai berpikir kalau ada hantu yang mengikuti nya , tetapi dia menangkis pikiran buruk itu , tanpa memerdulikan apa yang ada di belakang nya .
            Armand terus saja berjalan tanpa tahu orang yang sedari tadi sudah semakin mendekat, mengambil ancang – ancang untuk bersiap memukul nya . Dan kini orang itu sudah ada di belakang nya , segera memukul tengkuk Armand hingga dia ambruk .
            1 jam kemudian , Armand sadar dan merasa tengkuknya nyeri seperti ada yang memukul . Armand yang mencoba memulihkan tenaga dan melihat bahwa dia ada di sebuah ruangan yang besar dan sontak dia melihat ada suara jeritan tertahan seperti orang yang disekap .
            Armand terkejut bahwa yang disekap itu adalah Rania yang berada tak jauh di depan nya . Saat mendekati Rania , ada seseorang yang bertopeng yang mengacungkan pedang ke hadapan wajahnya , hal itu membuat Armand terhenti .
            “ Hei  , apa yang kau lakukan ?!! “
            Beberapa orang terlihat memasuki ruangan itu dan mendekat ke seseorang yang bertopeng itu , Armand sangat terkejut bukan main , ternyata dia mengenali mereka .
            “ JACK ! HERMAN ! RYHAN ! JANGAN – JANGAN KAU ... “
            “ Benar sekali ... Aku .. “ sambil membuka topeng nya
            “ RANGGA ! “
Armand seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya . Rangga , sahabat dekat nya sendiri yang menculik dirinya dan juga Rania .
“ RANG , KENAPA KAU BISA NGELAKUIN HAL SENEKAT INI SAMA RANIA ?! “ pekik Armand .
“ Seharusnya aku yang nanya ?! Kenapa kau begitu bernafsu mau merebut Rania dariku ?!! “ balas Rangga .
“ Merebut Rania ?! Aku betul – betul gak ngerti dengan apa yang kaumaksud ?! “ tepis Armand  .
“ Nggak ngerti ?! Jadi ini ...! “ Rangga mengambil 4 lembar foto dari dalam kantong kemaja nya dan mencampakkan ke wajah temannya .
Armand mencoba mengambil foto yang dicampakkan Rangga dan melihat nya satu per satu . Di foto itu jelas sekali terpampang kedekatan dirinya dengan Rania . Armand ingat sekali bahwa dia pernah mengajak Rania ketemuan dengan nya di beberapa tempat , tapi yang membuatnya penasaran siapa yang memfoto itu semua .
“ Rang , aku ingin bertanya satu hal ... “
“ Apa ! “
“ Dari mana kamu dapatkan foto – foto ini ? “
“ Heh . Jack nggak sengaja ngeliat kalian jalan berdua . Dia berinisiatif buat memfoto kalian berdua  dan nunjukin padaku . Awalnya aku gak percaya dan kusuruh Jack buat ngumpulin beberapa foto lagi sebagai bukti kalo kalian berdua gak ada hubungan spesial sama sekali . Tapi kau tahu , Mand , melihat kau berdua sama Rania di losmen malam itu , buat aku berubah pikiran samamu ... “
“ Jadi kau ... ? “
“ YA , AKU LIAT SEMUA NYA KOK !AKU BERPIKIR KAU ITU GAK LEBIH DARI SEORANG PENGKHIANAT , MAND !! “
Armand tertegun sebentar dengan apa yang dikatakan Rangga . Ia masih berpikir bagaimana caranya agar Rangga tak salah paham tentang dirinya .
“ Rang .. aku bisa jelasin semua... “
“ JELASIN ?! MAU JELASIN APA ?!! SEMUA UDAH JELAS KOK !! “
“ Aku ... “
“ DIAM KAU ! SEKALI LAGI KAUBICARA , AKU NGGAK AKAN SEGAN – SEGAN UNTUK MENGGOROK LEHER INI CEWEK !! “ Rangga menempelkan pedang itu ke leher Rania .
Melihat Armand takut dengan ancaman nya kepada Rania , membuat Rangga membuka sumpalan mulut Rania .
“ ARMANDD !! “ teriak Rania .
“ RANIAA ! “ Armand mencoba mendekat .
“ JANGAN COBA DEKAT – DEKAT ! MAU KUPUTUSIN LEHER NYA?!! “ sambil kembali menempelkan pedang itu ke leher nya .
Armand berjalan mundur perlahan agar bisa menyakinkan Rangga bahwa dia takkan melakukan sesuatu yang berbahaya kepada Rania , di depannya juga sudah ada 3 orang yang siap menghadang Armand . Armand perlahan mundur begitu juga dengan Rangga . Armand mundur beberapa langkah hingga mentok ke dinding tapi ketiga orang itu juga mengikuti ke mana Armand bergerak .
Armand bergerak ke sebelah kiri tetapi ketiga orang itu tetap  saja mereka mengikuti nya . Tangan kanan Rangga masih mendekap leher Rania dan tangan kirinya memegang pedang .
Tak ada pilihan lain selain selain menerobos orang itu dan merebut paksa Rania . Armand berhenti sejenak . Tiba – tiba , Armand berlari dan menerobos mereka bertiga . Mereka yang tak tahu Armand akan berlari , sempat terjatuh , tapi naas saat Armand meraih tangan Rania ...
“ AOKH ! “
“ Sudah kubilangkan jangan mendekat ! “
            Sebilah besi dinding menembus dada Rania dari belakang . Armand menurunkan tangan nya perlahan . Mulutnya ternganga , ia tak bisa mengelurakan sepatah kata pun . Matanya hanya terbeliak , menatap apa yang ada di hadapannya .
            “ Ra ... Rania ... “ desisArmand .
            Mata Rania terbelalak sesaat sebelum pedang itu mencabut nafasnya dan tubuh Rania ambruk bersimbah darah di hadapan Armand .
            Kaki Armand seolah bergetar dan lemas menyaksikan wanita yang sangat dicintainya mati di hadapan nya .
            “ Teman – teman , hajar dia sampai babak belur kalau perlu sampai dia mati ! “ Rangga menunjuk Armand .
            Di tengah kesedihan nya , Jack , Herman & Ryhan menyeret nya ke pojok dinding  dan menghajarnya hingga dia babak belur .
            Armand sadar beberapa menit lalu setelah dikeroyok oleh mereka bertiga . Tubuhnya masih merasakan sakit , nyeri hingga dia belum bisa menopang badan nya .
            Dia menyeret badan nya untuk mencapai mayat Rania yang tidak terlalu jauh darinya . Dia menyeret badannya dengan tenaga yang ada hingga dia sampai . Armand mencoba bangkit walaupun rasa sakit masih menderadan akhirnya dengan bersusah payah , Armand duduk dan mencoba mengambil tubuh Rania menaruh ke dalam dekapan nya .
            Dipandangi nya tubuh Rania yang tak bernyawa , gadis yang sangat dicintainya itu . Tanpa terasa tetesan air mata mengalir dari sudut pelupuk matanya . Tangisnya memecah kesunyian dan semakin keras , menggema di ruangan ‘eksekusi’ itu , sambil menggoyang – goyangkan badan Rania berharap dia masih hidup .
            “ RANIA ? BANGUN RANIA ?! BANGUN ! “ Armand masih saja berusaha untuk membangunkan Rania tapi apa daya usaha nya sia – sia , Tuhan sudah menjemputnya .
“ RANGGA ?! KAU ... !!! HARUS MEMBAYAR KEMATIAN RANIA !! KAU HARUS MATI DI TANGAN KU , RANGGA !!! “ Armand berteriak keras dan tatapan mata nya merahpadam seakan dirinya ingin sekali membunuh Rangga. Api dendam pun sudah membara dadanya.
Siang t’lah bertukar senja . Polisi t’lah tiba di pulau Hinako . Polisi mendapatkan informasi dari beberapa saksi dan teman – teman Rania . Pihak kepolisian yang baru saja tiba di tempat kejadian terkejut mendapatkan tubuh seorang wanita tergeletak tak bernyawa , bersimbah darah . Mereka menduga t’lah terjadi pembunuhan di tempat itu. Itu terbukti setelah polisi melihat ada luka tusukan senjata tajam di dada Rania .
Orang tua Rania yang ikut bersama polisi tersebut menangis histeris melihat putri mereka meregang nyawa secara mengenaskan . Kepolisian memanggil tim pengangkut jenazah , ahli forensik dan otopsi guna mengetahui penyebab lebih lanjut pembunuhan Rania .
Jenazah Rania diterbangkan dengan menggunakan pesawat terbang khusus untuk dikebumikan . Orang tua masih menangis meratapi kepergian putri sulung mereka , mereka juga menyesal terlalu menekan anak mereka , mencari Rangga guna mempertanggung jawabkan janin yang ada di rahimnya .
Satu setengah jam t’lah berlalu , mereka sampai di bandara . Polisi bersiaga mengambil jarak dengan orang – orang yang mulai ramai melihat para polisi membawa sebuah kantung yang berisikan jenazah seorang wanita dan segera memanggil ambulance untuk dibawa ke rumah sakit .
Hari sudah malam , rencana penguburan Rania dilaksanakan pada pagi hari . Tetangga mulai berdatangan begitu juga dengan teman – teman kampus dan satu falkultas nya melayat , memberi penghiburan bagi orang tua Rania dan adik laki – laki nya yang duduk samping jenazah Rania yang sudah diletakkan dalam peti . Lenni yang saat itu masih di rumah duka , mencoba menghubungi Armand , tetapi nomor nya tidak aktif , begitu pula dengan Rangga , tidak ada satupun teman dekat Rania yang bisa diberi tahu tentang kabar dukacita ini .
Pemakaman t’lah dilaksanakan . Terdengar suara isak tangis dari teman – teman Rania .Mereka sangat menyayangkan kematian Rania yang begitu tragis dan berharap pihak kepolisian bisa menangkap tersangka pembunuhan tersebut . Masih terlihat orang tua Rania dan adik nya masih menangis tersedu – sedu mengiringi kepergian Rania yang petinya sudah tertimbun oleh tanah . Di tengah suasana haru tersebut , Rangga juga datang dan sekonyong – konyong menangis di depan makam Rania .
Melihat hal itu , Lenni mencoba menghibur Rangga yang masih diselimuti kesedihan .
“ Sabar ya Rang , kamu harus bisa mengikhlaskan kepergian Rania . Mungkin ini sudah kehendak yang di atas . “ sambil menepuk lembut pundak Rangga .
Melihat kedatangan Rangga tiba – tiba , tersulutlah emosi ayah Rania mengingat Rangga selama ini menghilang , muncul lagi ketika Rania sudah meninggal .
“ EH , KAMU LIAT INI ! ANAK SAYA , MENINGGAL GARA – GARA KAMU ! DASAR LAKI – LAKI GAK BERTANGGUNG JAWAB ! BIAR SAYA HABISI KAMU SEKARANG ! “ emosi ayahnya tak terbendung ketika tangannya mengepal keras dan mencengkram leher Rangga , hendak bersiap memukul nya .
“ Jaga emosi mu , Pa ! Ini bukan semata salah Rangga . Kini Rania sudah tiada .  Kita ikhlaskan saja , ini sudah jadi kehendak Yang Maha Kuasa , pak ! “ timpal sang ibu .
Lenni yang ada di samping Rangga pun tak bisa berbuat banyak , meredam luapan emosi ayah Rania , hanya bisa tertunduk lesu .
“ Dasar manusia biadab ...! “
Terdengar desis suara dari balik pohon tetapi ketika dilihat nya dari belakang , tidak ada seorang pun . Mungkin hanya halusinasi nya saja .
Malam hari ini bulan sedang purnama . Sinarnya memancarkan cahaya pada suatu tempat nan ramai . Di sebuah bar , di antara kelap – kelip lampu berwarna – warni , suara musik disco yang berdentum begitu keras , mungkin bisa memekakkan telinga siapa yang mendengarkan nya .
            Terlihat ada 4 orang pemuda duduk melingkar di sebuah meja . Mereka sedang sibuk menegosiasikan sesuatu yang bersangkutan dengan keselamatan mereka .
            “ Eh kawan – kawan . Denger – denger , polisi sudah mengantongi identitas para pelaku pembunuh Rania ..? ” tutur Jack .
            “ Tahu dari mana kawan , Jack ? “ kata Herman .
            “Dengar ada warga desa yang memergoki kita , seperti melakukan sesuatu hal yang mencurigakan gitu ... “
            “ Ah gak mungkin . Kita kan pergi nya malam banget . Lagipula semua barang – barang bukti udah pada kita buang . Takkan ada yang bisa menemukan kita “ Rangga memotong pembicaraan Jack .
            “ Betul tu kata Rangga . Si Armand kan udah kita beresin . Gak mungkin ada orang yang ngeliat kita . Lebih baik kita minum – minum dulu deh biar hanget . “ timpal Ryhan sambil mengangkat gelas nya .
            Mereka saling mengangkat gelas nya dan bersulang . Tanpa mereka tahu seseorang yang berada di sudut bar sudah memperhatikan gerak - gerik mereka dari tadi .
            Pukul 23 . 30 tengah malam . Jack pulang terlebih dahulu dengan alasan dirinya sudah mabuk. Dia juga khawatir karena akhir – akhir ini banyak kecelakaan kendaraan disebabkan pengemudi dibawah pengaruh alkohol . Jack dengan langkah sempoyongan keluar dari bar , hendak mengambil sepeda motor nya . Ketika sedang memasukkan kunci nya , Jack dibius dari belakang , tak sanggup dirinya melawan ,  orang misterius itu menyeret nya ke tempat yang gelap .
            Keesokan hari nya seorang penjaga bar menemukan mayat seorang pria tewas mengenaskan dengan luka bacok hampir di sekujur badan nya . Penjaga bar tersebut langsung menelpon polisi karena dirinya takut terlibat dalam kejadian tersebut .
            Setelah 20 menit usai ditelepon , datanglah polisi dan petugas medis . Polisi menemukan identitas mayat tersebut adalah Jack , pria berusia 22 tahun . Jack ditemukan dengan kondisi badan penuh luka bacok , tubuhnya sudah digenangi oleh darah segar . Polisi menduga pria tersebut menjadi korban pembunuhan .
            Petugas medis membawa mayat itu ke rumah sakit guna otopsi dan pemeriksaan lebih lanjut . Polsi yang berada di tempat kejadian perkara menelepon keluarga korban dengan Handphone milik korban yang berada di saku celana nya .
            Keluarga Jack yang menerima kabar bahwa anggota keluarga menjadi korban pembunuhan langsung menuju rumah sakit usai ditelepon oleh polisi . Ayah , ibu dan adik nya Jack sudah menemukan jenazah anggota keluarga mereka sudah terbujur kaku , dingin , t’lah tertutupi oleh kain putih panjang . Suara tangis pun pecah di ruang jenazah .
            Pukul 12 . 30 , acara pemakaman Jack sedang berlangsung . 3 orang cowok , Rangga , Herman &Ryhan dan 3 orang cewek Lenni , Tian & Jen menghadiri pemakaman teman mereka . Suasana pemakaman penuh haru dan tangisan dari ibunda Jack yang masih tak percaya bahwa anaknya akan pergi dengan cara yang mengenaskan . Begitu pula dengan Rangga , Herman & Ryhan yang tak habis pikir siapa yang tega menghabisi sahabat nya dengan cara sesadis itu .
            Sudah 3 hari sejak kejadian pembunuhan tersebut , polisi masih melanjutkan penyelidikan guna menemukan siapa tersangka pembunuhan Jack .
            Malam hari pukul 20.00 , Herman baru saja pulang dari rumah teman nya . Rumah Herman berada di dalam gang kecil sebelah kiri komplek perumahan . Herman memilih turun jauh dari rumah nya karena dia merasa segan dengan temannya . Dia pikir , jarak rumah nya dari komplek perumahan tersebut hanya berjarak kurang lebih 150 meter , bisa ditempuh dengan berjalan kaki .
            Tak seperti biasa nya , begitu sepi . Terlihat hanya satu atau dua orang melintas -- pulang ke rumah masing – masing . Mungkin teringat pada kasus pembunuhan Jack yang tersiar sampai ke tempat tinggal nya , membuat penduduk yang bermukim di sana , merasa takut dan resah , walaupun tempat kejadian nya jauh dari sana .
Herman berjalan sambil bersenandung kecil untuk mengusir rasa sepi yang mencekam di malam itu . Sambil bersenandung , Herman mendengar suara derap kaki yang mengikuti nya dari belakang . Dirinya merasa was - was , kala dia melihat ada bayangan orang , seperti seseorang yang sedang membuntuti nya .
Dia terus saja melangkah tanpa peduli kalau dia terus diikuti . Terus berjalan seolah tak ingin peduli kalau ada seseorang yang mengikuti nya . Seiring langkah kaki nya , seiring dengan degup jantungnya semakin berdetak kencang tak teratur , derap langkah kaki seolah semakin dekat , dirinya merasa keamanannya akan terancam , Herman menoleh lagi ke belakang .
Ketika dia menoleh , tak ada seorang pun . Yang terlihat hanya sebuah pohon jambu air dan tanaman pagar tumbuh di sebrang jalan . Herman menghela nafas kecil , ternyata hanya perasaan nya belaka .
Saat memasuki gang kecil menuju rumahnya , tiba – tiba sebuah tali tambang mencengkram leher nya begitu kuat , hingga membuat diri nya terjatuh dan tali itu terus saja menyeretnya ...
Keesokan paginya , seorang warga digegerkan dengan ditemukan nya seorang pria tewas gantung diri sebuah pohon . Warga bermukim di komplek itu mengenal mayat pria tersebut adalah Herman . Sejumlah warga langsung berlari ke rumah orang tua nya  untuk memberitahu kalau anak mereka t’lah tewas gantung diri .
Berita kematian Herman yang diduga bunuh diri tersebut sampai ke telinga Rangga &Ryhan .
“ Rang , aku takut banget nih . Jangan – jangan Herman bukannya mati karena bunuh diri tapi karena dibunuh , Rang . “ tutur Ryhan
“ Maksudmu ?! “
“ Ya s’lama ini , Herman kan gak pernah ada masalah apa – apa , sama kita enggak , sama orang tua nya juga enggak , apalagi sama studi nya , gak ada masalah sama sekali . Aku curiga , ini semua ada kaitannya sama Rania , yang kita bunuh di pulau itu ... “ nada bicara Ryhan berubah pelan .
“ Hush ! jaga omonganmu, Han ! kalo ada orang yang dengar gimana ?! Bisa habis kita , tau kau ! “ potong  Rangga .
“ Ya ... ya ma.. maaf Rang . Aku soalnya takut banget , Rang . Bisa aja si Armand balas dendam sama kita – kita karena udah membunuh Rania ,.. “
“ AH CUKUP HAN ! CUKUP ! Sekali lagi kau sebut nama Armand , kutinggalkan kau sini ! “ bentak Rangga .
“ Ya jangan donk , Rang . Aku takut banget sendirian di sini , Rang . Sepi banget , gak ada siapa – siapa lagi... “
“ Ya sudah , kau tunggu aja dulu di sini bentar , aku mau buang air kecil bentar . Ini nih gara – gara kau ngomongin soal Rania sama Armand . Tapi , kau nunggu di sini ya !? Jangan ke mana – mana . “
“ Yah tega amat kau , Rang , ninggalin aku di sini . Aku ikut kenapa ? “
“ Aduh ... cuma bentar aja kok , gak bakalan lama , penakut banget jadi cowok ! “ ketus Rangga .
“ Tapi janji kan ? “
“ Iya .. iya. “
Letak toilet agak berjauhan dari pintu gerbang keluar . Beberapa saat jalan kaki , akhirnya sampai juga di toilet .
“ Ah lega nya ... “
Sesaat Rangga buang air kecil ,ada seseorang dari luar mengetuk pintu toilet .
“ Siapa di luar ? Ryhan jangan main – main deh . Gak lucu tahu gak ?! “
Rangga berjalan menuju pintu toilet dan membuka engsel nya . Saat pintu sudah terbuka , dia menemukan seseorang dengan posisi telengkup di depan pintu,  sontak membuat Rangga terperanjat .
Saat membalikkan badannya , alangkah terkejut nya bahwa orang itu adalah Ryhan , temannya sendiri . Dia tewas dengan 3 luka tusuk di perut nya dan darah nya berceceran di lantai .
Belum habis rasa paniknya , seseorang berdiri membelakangi nya tak jauh dari posisi tergeletaknya mayat itu .
“ Eh si ..si..siapa ka..kamu ? “ Rangga agak terbata – bata .
Beberapa saat di berbalik , seseorang mengenakan sebuah topeng dengan jaket hitam , sebuah sarung tangan hitam dan celana jeans panjang , mengacungkan sebuah pistol di hadapan wajahnya .
Orang tersebut berjalan maju dan Rangga berjalan mundur perlahan – lahan .
“ Si .. si ... siapa kamu ?! kenapa kamu membunuh temanku ! Apa yang kamu mau dariku !! “
Orang itu tak menjawab pertanyaan nya dan terus saja berjalan menodongkan pistol , hingga Rangga dalam keadaan terpojok di dinding .
Orang itu membuka topeng nya
“ ARMAND ! “
Armand menatap Rangga dengan pandangan dingin dan kosong . Dendam yang membuncah di hatinya , tak sabar lagi ingin dilampiaskan pada temannya itu .
“ Waktu nya kau menyusul teman – temanmu , Rangga ... “
Tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara , Dia menarik pelatuk pistol itu sampai 4 kali dan peluru – peluru itu menembus dada nya dan darahnya membuncah mengenai dinding  , mengantarkan dirinya pada kematian yang begitu cepat dan tanpa mengenal rasa belas kasihan sama sekali .
Mas Kino , kini sudah keluar dari messnya . Sudah tugasnya sebagai pengawas ruang untuk membukakan ruangan kuliah yang akan dipakai untuk kegiatan perkuliahan . Tapi sebelum dia hendak membuka ruangan , dirinya ingin sekali menuju kamar mandi . Dia sempat terusik dengan suara letupan senjata angin , yang mengganggu tidurnya malam tadi . Dia ingin sekali melihat apa yang terjadi di sana , tapi rasa kantuk yang masih merajainya , diputuskannya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu itu .
Kini dirinya sudah berada di kamar mandi . Sontak dia terkejut , melihat mayat seorang pria terbujur kaku , dengan tubuh bersimbah darah di depan kamar mandi . Pikirannya melayang dan menduga pasti ada korban lain yang berada di dalamnya . Dengan tubuh sedikit gematar , dilangkahinyalah mayat pria itu dan langkah kaki juga bergetar masuk ke dalam . Ternyata dugaannya benar . Ada kagi mayat seorang pria tewas mengenaskan . Darah kering membasahi dinding kamar mandi . Mas Kino yang mampu menahan kepanikannya , berlari keluar sambil berteriak minta tolong . Pada saat itu selasa pagi yang sudih , mendadak mencekam karena kasus pembunuhan misterius menimpa 2 pria malang tersebut .
“ Nah ,begitulah . Kau sudah tahu kan bagaimana cara membunuh mereka semua , kini tibalah saat nya untuk kalian bertiga menyusul teman – teman kalian ... “ katanya sambil mengeluarkan sebilah pisau dari saku celana nya .