Pembalasan
Armand
telah sampai di desa Baturaja setelah menempuh perjalanan selama 30 menit .
Pemandangan desa juga tak kalah indahnya seperti di pulau Hinako .Desa yang tak
terlalu luas , seperti desa yang terletak di luar pulau besar . Banyak sekali
rumah – rumah sederhana yang berderet di pinggir jalan besar .
Sambil berjalan mengamati
pemandangan desa , ada juga warga desa yang menyapanya , Armand juga membalas
sapaan nya dengan senyuman ramah . Keramahan yang tak hilang sejak ia dan kedua
temannya datang ke sana . Sepanjang jalan dihabiskannya dengan memandang
keasrian desa Batu Raja yang belum terjamah sepenuhnya oleh pembangunan di kota
– kota besar , hanya diolah seadanya . Akhirnya , Armand sampai juga di losmen
tempat penginapan mereka dulu .
Armand
masuk ke dalam losmen , tidak ada yang berubah sama seperti saat mereka bertiga
menginap di sana . Mungkin petugas resepsionis nya sudah tidak asing lagi
melihat wajah nya .
Armand
mendatangi resepsionis untuk meminta kunci kamar .
“
Pesan kamar , Bang ?”
“
Ya kak . Satu kamar saja . “
“
Oh , tapi ngomong – ngomong ke mana
teman abang yang cewek dan cowok itu ? “
“
Oh mereka berdua lagi kuliah . Saya ngambil cuti 2 hari buat refreshing , mau
nikmatin liburan sendiri . “ jawab Armand .
“
Hm begitu . “sambil menyerahkan kunci kamar .
Armand
berjalan sambil mencari kamar bernomor 013 dan sudah menemukannya . Segera
dimasukkannya kunci itu dan membuka pintu nya . Armand sejenak berbaring untuk menghilangkan
kepenatan sehabis menaiki pesawat terbang dan angkutan umum .
Armand
masih ingat saat dia keluar diam – diam sambil mengendap – endap agar dia tidak
ketahuan oleh Rangga yang pada saat itu sedang tertidur . Tetapi Armand
berusaha menyingkirkan semua ingatan nya saat dia menyatakan cinta nya pada
Rania , tetapi Rania menolaknya . Sungguh kenyataan pahit yang harus
diterimanya . Armand kemudian keluar dari kamar nya sekaligus untuk memesan
makanan .
Senja
juga sudah berganti malam . Jam dinding berdetak menunjukkan pukul 9 malam . Di
kamar nya memang tersedia TV tetapi Armand sedang tidak mau menonton , dia
memilih untuk duduk di depan teras sambil minum secangkir kopi yag telah dia
pesan tadi .
Armand
mengamati sekelillingnya , rimbunan pepohonan yang berselimut kegelapan malam
dan jalan yang juga terlihat sepi . Mungkin sebagian orang akan memilih duduk
bersama keluarga di dalam rumah dan menonton TV , tapi tidak dengan Armand .
Baginya pemandangan seperti itu s’perti lukisan alam di malam hari dan suasana
tak terlalu gelap , karena bulan sedang purnama , menerangi sudut – sudut
tergelap di pulau itu .
Armand
menyeruput segelas kopi yang ada di tangan nya , masih terasa hangat di dalam
perutnya . Armand masih mencemaskan
bagaimana keadaan Rania di sana dan apakah Lenni sudah melakukan apa yang dia
katakan tadi siang sebelum dia berangkat .
Suara
Handphone berbunyi membuyarkan lamunan Armand dan segera melihat layar
handphone .
“
Nomor ini lagi ..!
“ Halo ?! “
“
Oh .. kukira kau sudah tak peduli lagi dengan teman mu . Jangan bersantai dulu
, temanmu sedang dalam bahaya kan ? Jika kau ingin melihat teman mu selamat .
kuharap kau datang secepatnya . “
Armand
mematikan handphone nya dengan perasaan gusar dan masuk ke dalam losmen karena
udara malam semakin dingin dan kopi di cangkir nya sudah habis diminum .
Malam
telah berganti pagi , Armand sudah bersiap untuk pergi dari losmen itu dan
meneruskan perjalanan nya menemukan Rania . Dia berangkat setelah dia
memberikan kunci kamar dan uang sewa kamar nya .
Sudah
agak jauh perjalanannya dari losmen tersebut , kini dia melintasi jembatan
penghubung antara desa Batu raja dengan pulau Hinako yang panjang nya sekitar
300 meter .
Setelah
melewati jembatan tersebut , dia t’lah menginjakkan kaki nya di pulau itu . Armand
berjalan memasuki pulau yang keadaan hutan nya masih belum terjamah oleh tangan
– tangan pengusaha , begitu rimbun dan lebat . Armand melihat ada 2 cabang
jalan di pulau itu dan ia memilih jalur yang kanan .
Dia
berjalan dengan tenang , tetapi ada seseorang yang mengikuti nya tapi ia tak
mengetahui nya . Tapi semakin lama Armand semakin merasakan ada yang mengikuti
nya dari belakang , merasa tak nyaman , Armand mencoba menoleh ke belakang .
“
Tidak ada orang .. “
Setelah
itu dia melanjutkan lagi perjalanan nya . Dia semakin merasa kalau ada
seseorang yang terus mengikuti nya dari belakang , untuk memastikannya , Armand
menoleh ke belakang lagi dan lagi tak ada orang di belakang nya . Armand mulai
berpikir kalau ada hantu yang mengikuti nya , tetapi dia menangkis pikiran
buruk itu , tanpa memerdulikan apa yang ada di belakang nya .
Armand
terus saja berjalan tanpa tahu orang yang sedari tadi sudah semakin mendekat,
mengambil ancang – ancang untuk bersiap memukul nya . Dan kini orang itu sudah
ada di belakang nya , segera memukul tengkuk Armand hingga dia ambruk .
1
jam kemudian , Armand sadar dan merasa tengkuknya nyeri seperti ada yang
memukul . Armand yang mencoba memulihkan tenaga dan melihat bahwa dia ada di
sebuah ruangan yang besar dan sontak dia melihat ada suara jeritan tertahan
seperti orang yang disekap .
Armand
terkejut bahwa yang disekap itu adalah Rania yang berada tak jauh di depan nya
. Saat mendekati Rania , ada seseorang yang bertopeng yang mengacungkan pedang
ke hadapan wajahnya , hal itu membuat Armand terhenti .
“
Hei , apa yang kau lakukan ?!! “
Beberapa
orang terlihat memasuki ruangan itu dan mendekat ke seseorang yang bertopeng
itu , Armand sangat terkejut bukan main , ternyata dia mengenali mereka .
“
JACK ! HERMAN ! RYHAN ! JANGAN – JANGAN KAU ... “
“
Benar sekali ... Aku .. “ sambil membuka topeng nya
“
RANGGA ! “
Armand seakan tak percaya
dengan apa yang dilihatnya . Rangga , sahabat dekat nya sendiri yang menculik dirinya
dan juga Rania .
“ RANG , KENAPA KAU BISA
NGELAKUIN HAL SENEKAT INI SAMA RANIA ?! “ pekik Armand .
“ Seharusnya aku yang nanya
?! Kenapa kau begitu bernafsu mau merebut Rania dariku ?!! “ balas Rangga .
“ Merebut Rania ?! Aku betul
– betul gak ngerti dengan apa yang kaumaksud ?! “ tepis Armand .
“ Nggak ngerti ?! Jadi ini
...! “ Rangga mengambil 4 lembar foto dari dalam kantong kemaja nya dan
mencampakkan ke wajah temannya .
Armand mencoba mengambil
foto yang dicampakkan Rangga dan melihat nya satu per satu . Di foto itu jelas
sekali terpampang kedekatan dirinya dengan Rania . Armand ingat sekali bahwa
dia pernah mengajak Rania ketemuan dengan nya di beberapa tempat , tapi yang
membuatnya penasaran siapa yang memfoto itu semua .
“ Rang , aku ingin bertanya
satu hal ... “
“ Apa ! “
“ Dari mana kamu dapatkan
foto – foto ini ? “
“ Heh . Jack nggak sengaja
ngeliat kalian jalan berdua . Dia berinisiatif buat memfoto kalian berdua dan nunjukin padaku . Awalnya aku gak percaya
dan kusuruh Jack buat ngumpulin beberapa foto lagi sebagai bukti kalo kalian
berdua gak ada hubungan spesial sama sekali . Tapi kau tahu , Mand , melihat kau
berdua sama Rania di losmen malam itu , buat aku berubah pikiran samamu ... “
“ Jadi kau ... ? “
“ YA , AKU LIAT SEMUA NYA
KOK !AKU BERPIKIR KAU ITU GAK LEBIH DARI SEORANG PENGKHIANAT , MAND !! “
Armand tertegun sebentar
dengan apa yang dikatakan Rangga . Ia masih berpikir bagaimana caranya agar
Rangga tak salah paham tentang dirinya .
“ Rang .. aku bisa jelasin
semua... “
“ JELASIN ?! MAU JELASIN APA
?!! SEMUA UDAH JELAS KOK !! “
“ Aku ... “
“ DIAM KAU ! SEKALI LAGI KAUBICARA
, AKU NGGAK AKAN SEGAN – SEGAN UNTUK MENGGOROK LEHER INI CEWEK !! “ Rangga
menempelkan pedang itu ke leher Rania .
Melihat Armand takut dengan
ancaman nya kepada Rania , membuat Rangga membuka sumpalan mulut Rania .
“ ARMANDD !! “ teriak Rania
.
“ RANIAA ! “ Armand mencoba
mendekat .
“ JANGAN COBA DEKAT – DEKAT !
MAU KUPUTUSIN LEHER NYA?!! “ sambil kembali menempelkan pedang itu ke leher nya
.
Armand berjalan mundur
perlahan agar bisa menyakinkan Rangga bahwa dia takkan melakukan sesuatu yang
berbahaya kepada Rania , di depannya juga sudah ada 3 orang yang siap
menghadang Armand . Armand perlahan mundur begitu juga dengan Rangga . Armand
mundur beberapa langkah hingga mentok ke dinding tapi ketiga orang itu juga
mengikuti ke mana Armand bergerak .
Armand bergerak ke sebelah
kiri tetapi ketiga orang itu tetap saja
mereka mengikuti nya . Tangan kanan Rangga masih mendekap leher Rania dan
tangan kirinya memegang pedang .
Tak ada pilihan lain selain selain
menerobos orang itu dan merebut paksa Rania . Armand berhenti sejenak . Tiba –
tiba , Armand berlari dan menerobos mereka bertiga . Mereka yang tak tahu
Armand akan berlari , sempat terjatuh , tapi naas saat Armand meraih tangan
Rania ...
“ AOKH ! “
“ Sudah kubilangkan jangan
mendekat ! “
Sebilah
besi dinding menembus dada Rania dari belakang . Armand menurunkan tangan nya
perlahan . Mulutnya ternganga , ia tak bisa mengelurakan sepatah kata pun .
Matanya hanya terbeliak , menatap apa yang ada di hadapannya .
“
Ra ... Rania ... “ desisArmand .
Mata
Rania terbelalak sesaat sebelum pedang itu mencabut nafasnya dan tubuh Rania
ambruk bersimbah darah di hadapan Armand .
Kaki
Armand seolah bergetar dan lemas menyaksikan wanita yang sangat dicintainya
mati di hadapan nya .
“
Teman – teman , hajar dia sampai babak belur kalau perlu sampai dia mati ! “
Rangga menunjuk Armand .
Di
tengah kesedihan nya , Jack , Herman & Ryhan menyeret nya ke pojok
dinding dan menghajarnya hingga dia
babak belur .
Armand
sadar beberapa menit lalu setelah dikeroyok oleh mereka bertiga . Tubuhnya
masih merasakan sakit , nyeri hingga dia belum bisa menopang badan nya .
Dia
menyeret badan nya untuk mencapai mayat Rania yang tidak terlalu jauh darinya .
Dia menyeret badannya dengan tenaga yang ada hingga dia sampai . Armand mencoba
bangkit walaupun rasa sakit masih menderadan akhirnya dengan bersusah payah ,
Armand duduk dan mencoba mengambil tubuh Rania menaruh ke dalam dekapan nya .
Dipandangi
nya tubuh Rania yang tak bernyawa , gadis yang sangat dicintainya itu . Tanpa
terasa tetesan air mata mengalir dari sudut pelupuk matanya . Tangisnya memecah
kesunyian dan semakin keras , menggema di ruangan ‘eksekusi’ itu , sambil
menggoyang – goyangkan badan Rania berharap dia masih hidup .
“
RANIA ? BANGUN RANIA ?! BANGUN ! “ Armand masih saja berusaha untuk
membangunkan Rania tapi apa daya usaha nya sia – sia , Tuhan sudah menjemputnya
.
“ RANGGA ?! KAU ... !!! HARUS
MEMBAYAR KEMATIAN RANIA !! KAU HARUS MATI DI TANGAN KU , RANGGA !!! “ Armand
berteriak keras dan tatapan mata nya merahpadam seakan dirinya ingin sekali
membunuh Rangga. Api dendam pun sudah membara dadanya.
Siang t’lah bertukar senja .
Polisi t’lah tiba di pulau Hinako . Polisi mendapatkan informasi dari beberapa
saksi dan teman – teman Rania . Pihak kepolisian yang baru saja tiba di tempat
kejadian terkejut mendapatkan tubuh seorang wanita tergeletak tak bernyawa , bersimbah
darah . Mereka menduga t’lah terjadi pembunuhan di tempat itu. Itu terbukti
setelah polisi melihat ada luka tusukan senjata tajam di dada Rania .
Orang tua Rania yang ikut
bersama polisi tersebut menangis histeris melihat putri mereka meregang nyawa
secara mengenaskan . Kepolisian memanggil tim pengangkut jenazah , ahli
forensik dan otopsi guna mengetahui penyebab lebih lanjut pembunuhan Rania .
Jenazah Rania diterbangkan
dengan menggunakan pesawat terbang khusus untuk dikebumikan . Orang tua masih
menangis meratapi kepergian putri sulung mereka , mereka juga menyesal terlalu
menekan anak mereka , mencari Rangga guna mempertanggung jawabkan janin yang
ada di rahimnya .
Satu setengah jam t’lah
berlalu , mereka sampai di bandara . Polisi bersiaga mengambil jarak dengan
orang – orang yang mulai ramai melihat para polisi membawa sebuah kantung yang
berisikan jenazah seorang wanita dan segera memanggil ambulance untuk dibawa ke
rumah sakit .
Hari sudah malam , rencana
penguburan Rania dilaksanakan pada pagi hari . Tetangga mulai berdatangan
begitu juga dengan teman – teman kampus dan satu falkultas nya melayat ,
memberi penghiburan bagi orang tua Rania dan adik laki – laki nya yang duduk
samping jenazah Rania yang sudah diletakkan dalam peti . Lenni yang saat itu
masih di rumah duka , mencoba menghubungi Armand , tetapi nomor nya tidak aktif
, begitu pula dengan Rangga , tidak ada satupun teman dekat Rania yang bisa
diberi tahu tentang kabar dukacita ini .
Pemakaman t’lah dilaksanakan
. Terdengar suara isak tangis dari teman – teman Rania .Mereka sangat
menyayangkan kematian Rania yang begitu tragis dan berharap pihak kepolisian
bisa menangkap tersangka pembunuhan tersebut . Masih terlihat orang tua Rania
dan adik nya masih menangis tersedu – sedu mengiringi kepergian Rania yang
petinya sudah tertimbun oleh tanah . Di tengah suasana haru tersebut , Rangga
juga datang dan sekonyong – konyong menangis di depan makam Rania .
Melihat hal itu , Lenni
mencoba menghibur Rangga yang masih diselimuti kesedihan .
“ Sabar ya Rang , kamu harus
bisa mengikhlaskan kepergian Rania . Mungkin ini sudah kehendak yang di atas .
“ sambil menepuk lembut pundak Rangga .
Melihat kedatangan Rangga
tiba – tiba , tersulutlah emosi ayah Rania mengingat Rangga selama ini menghilang
, muncul lagi ketika Rania sudah meninggal .
“ EH , KAMU LIAT INI ! ANAK
SAYA , MENINGGAL GARA – GARA KAMU ! DASAR LAKI – LAKI GAK BERTANGGUNG JAWAB !
BIAR SAYA HABISI KAMU SEKARANG ! “ emosi ayahnya tak terbendung ketika
tangannya mengepal keras dan mencengkram leher Rangga , hendak bersiap memukul
nya .
“ Jaga emosi mu , Pa ! Ini
bukan semata salah Rangga . Kini Rania sudah tiada . Kita ikhlaskan saja , ini sudah jadi kehendak
Yang Maha Kuasa , pak ! “ timpal sang ibu .
Lenni yang ada di samping Rangga
pun tak bisa berbuat banyak , meredam luapan emosi ayah Rania , hanya bisa
tertunduk lesu .
“ Dasar manusia biadab ...!
“
Terdengar desis suara dari
balik pohon tetapi ketika dilihat nya dari belakang , tidak ada seorang pun .
Mungkin hanya halusinasi nya saja .
Malam hari ini bulan sedang
purnama . Sinarnya memancarkan cahaya pada suatu tempat nan ramai . Di sebuah bar
, di antara kelap – kelip lampu berwarna – warni , suara musik disco yang
berdentum begitu keras , mungkin bisa memekakkan telinga siapa yang
mendengarkan nya .
Terlihat
ada 4 orang pemuda duduk melingkar di sebuah meja . Mereka sedang sibuk
menegosiasikan sesuatu yang bersangkutan dengan keselamatan mereka .
“
Eh kawan – kawan . Denger – denger , polisi sudah mengantongi identitas para
pelaku pembunuh Rania ..? ” tutur Jack .
“
Tahu dari mana kawan , Jack ? “ kata Herman .
“Dengar
ada warga desa yang memergoki kita , seperti melakukan sesuatu hal yang
mencurigakan gitu ... “
“
Ah gak mungkin . Kita kan pergi nya malam banget . Lagipula semua barang –
barang bukti udah pada kita buang . Takkan ada yang bisa menemukan kita “
Rangga memotong pembicaraan Jack .
“
Betul tu kata Rangga . Si Armand kan udah kita beresin . Gak mungkin ada orang
yang ngeliat kita . Lebih baik kita minum – minum dulu deh biar hanget . “
timpal Ryhan sambil mengangkat gelas nya .
Mereka
saling mengangkat gelas nya dan bersulang . Tanpa mereka tahu seseorang yang
berada di sudut bar sudah memperhatikan gerak - gerik mereka dari tadi .
Pukul
23 . 30 tengah malam . Jack pulang terlebih dahulu dengan alasan dirinya sudah
mabuk. Dia juga khawatir karena akhir – akhir ini banyak kecelakaan kendaraan
disebabkan pengemudi dibawah pengaruh alkohol . Jack dengan langkah sempoyongan
keluar dari bar , hendak mengambil sepeda motor nya . Ketika sedang memasukkan
kunci nya , Jack dibius dari belakang , tak sanggup dirinya melawan , orang misterius itu menyeret nya ke tempat
yang gelap .
Keesokan
hari nya seorang penjaga bar menemukan mayat seorang pria tewas mengenaskan
dengan luka bacok hampir di sekujur badan nya . Penjaga bar tersebut langsung
menelpon polisi karena dirinya takut terlibat dalam kejadian tersebut .
Setelah
20 menit usai ditelepon , datanglah polisi dan petugas medis . Polisi menemukan
identitas mayat tersebut adalah Jack , pria berusia 22 tahun . Jack ditemukan
dengan kondisi badan penuh luka bacok , tubuhnya sudah digenangi oleh darah
segar . Polisi menduga pria tersebut menjadi korban pembunuhan .
Petugas
medis membawa mayat itu ke rumah sakit guna otopsi dan pemeriksaan lebih lanjut
. Polsi yang berada di tempat kejadian perkara menelepon keluarga korban dengan
Handphone milik korban yang berada di saku celana nya .
Keluarga
Jack yang menerima kabar bahwa anggota keluarga menjadi korban pembunuhan
langsung menuju rumah sakit usai ditelepon oleh polisi . Ayah , ibu dan adik
nya Jack sudah menemukan jenazah anggota keluarga mereka sudah terbujur kaku ,
dingin , t’lah tertutupi oleh kain putih panjang . Suara tangis pun pecah di
ruang jenazah .
Pukul
12 . 30 , acara pemakaman Jack sedang berlangsung . 3 orang cowok , Rangga ,
Herman &Ryhan dan 3 orang cewek Lenni , Tian & Jen menghadiri pemakaman
teman mereka . Suasana pemakaman penuh haru dan tangisan dari ibunda Jack yang
masih tak percaya bahwa anaknya akan pergi dengan cara yang mengenaskan .
Begitu pula dengan Rangga , Herman & Ryhan yang tak habis pikir siapa yang
tega menghabisi sahabat nya dengan cara sesadis itu .
Sudah
3 hari sejak kejadian pembunuhan tersebut , polisi masih melanjutkan
penyelidikan guna menemukan siapa tersangka pembunuhan Jack .
Malam
hari pukul 20.00 , Herman baru saja pulang dari rumah teman nya . Rumah Herman
berada di dalam gang kecil sebelah kiri komplek perumahan . Herman memilih
turun jauh dari rumah nya karena dia merasa segan dengan temannya . Dia pikir ,
jarak rumah nya dari komplek perumahan tersebut hanya berjarak kurang lebih 150
meter , bisa ditempuh dengan berjalan kaki .
Tak
seperti biasa nya , begitu sepi . Terlihat hanya satu atau dua orang melintas --
pulang ke rumah masing – masing . Mungkin teringat pada kasus pembunuhan Jack
yang tersiar sampai ke tempat tinggal nya , membuat penduduk yang bermukim di
sana , merasa takut dan resah , walaupun tempat kejadian nya jauh dari sana .
Herman berjalan sambil
bersenandung kecil untuk mengusir rasa sepi yang mencekam di malam itu . Sambil
bersenandung , Herman mendengar suara derap kaki yang mengikuti nya dari
belakang . Dirinya merasa was - was , kala dia melihat ada bayangan orang ,
seperti seseorang yang sedang membuntuti nya .
Dia terus saja melangkah
tanpa peduli kalau dia terus diikuti . Terus berjalan seolah tak ingin peduli kalau
ada seseorang yang mengikuti nya . Seiring langkah kaki nya , seiring dengan
degup jantungnya semakin berdetak kencang tak teratur , derap langkah kaki
seolah semakin dekat , dirinya merasa keamanannya akan terancam , Herman
menoleh lagi ke belakang .
Ketika dia menoleh , tak ada
seorang pun . Yang terlihat hanya sebuah pohon jambu air dan tanaman pagar
tumbuh di sebrang jalan . Herman menghela nafas kecil , ternyata hanya perasaan
nya belaka .
Saat memasuki gang kecil
menuju rumahnya , tiba – tiba sebuah tali tambang mencengkram leher nya begitu
kuat , hingga membuat diri nya terjatuh dan tali itu terus saja menyeretnya ...
Keesokan paginya , seorang
warga digegerkan dengan ditemukan nya seorang pria tewas gantung diri sebuah
pohon . Warga bermukim di komplek itu mengenal mayat pria tersebut adalah
Herman . Sejumlah warga langsung berlari ke rumah orang tua nya untuk memberitahu kalau anak mereka t’lah
tewas gantung diri .
Berita kematian Herman yang
diduga bunuh diri tersebut sampai ke telinga Rangga &Ryhan .
“ Rang , aku takut banget
nih . Jangan – jangan Herman bukannya mati karena bunuh diri tapi karena
dibunuh , Rang . “ tutur Ryhan
“ Maksudmu ?! “
“ Ya s’lama ini , Herman kan
gak pernah ada masalah apa – apa , sama kita enggak , sama orang tua nya juga
enggak , apalagi sama studi nya , gak ada masalah sama sekali . Aku curiga , ini
semua ada kaitannya sama Rania , yang kita bunuh di pulau itu ... “ nada bicara
Ryhan berubah pelan .
“ Hush ! jaga omonganmu, Han
! kalo ada orang yang dengar gimana ?! Bisa habis kita , tau kau ! “
potong Rangga .
“ Ya ... ya ma.. maaf Rang .
Aku soalnya takut banget , Rang . Bisa aja si Armand balas dendam sama kita –
kita karena udah membunuh Rania ,.. “
“ AH CUKUP HAN ! CUKUP !
Sekali lagi kau sebut nama Armand , kutinggalkan kau sini ! “ bentak Rangga .
“ Ya jangan donk , Rang . Aku
takut banget sendirian di sini , Rang . Sepi banget , gak ada siapa – siapa
lagi... “
“ Ya sudah , kau tunggu aja
dulu di sini bentar , aku mau buang air kecil bentar . Ini nih gara – gara kau ngomongin
soal Rania sama Armand . Tapi , kau nunggu di sini ya !? Jangan ke mana – mana
. “
“ Yah tega amat kau , Rang ,
ninggalin aku di sini . Aku ikut kenapa ? “
“ Aduh ... cuma bentar aja
kok , gak bakalan lama , penakut banget jadi cowok ! “ ketus Rangga .
“ Tapi janji kan ? “
“ Iya .. iya. “
Letak toilet agak berjauhan
dari pintu gerbang keluar . Beberapa saat jalan kaki , akhirnya sampai juga di
toilet .
“ Ah lega nya ... “
Sesaat Rangga buang air
kecil ,ada seseorang dari luar mengetuk pintu toilet .
“ Siapa di luar ? Ryhan
jangan main – main deh . Gak lucu tahu gak ?! “
Rangga berjalan menuju pintu
toilet dan membuka engsel nya . Saat pintu sudah terbuka , dia menemukan seseorang
dengan posisi telengkup di depan pintu,
sontak membuat Rangga terperanjat .
Saat membalikkan badannya ,
alangkah terkejut nya bahwa orang itu adalah Ryhan , temannya sendiri . Dia
tewas dengan 3 luka tusuk di perut nya dan darah nya berceceran di lantai .
Belum habis rasa paniknya ,
seseorang berdiri membelakangi nya tak jauh dari posisi tergeletaknya mayat itu
.
“ Eh si ..si..siapa ka..kamu
? “ Rangga agak terbata – bata .
Beberapa saat di berbalik ,
seseorang mengenakan sebuah topeng dengan jaket hitam , sebuah sarung tangan
hitam dan celana jeans panjang , mengacungkan sebuah pistol di hadapan wajahnya
.
Orang tersebut berjalan maju
dan Rangga berjalan mundur perlahan – lahan .
“ Si .. si ... siapa kamu ?!
kenapa kamu membunuh temanku ! Apa yang kamu mau dariku !! “
Orang itu tak menjawab
pertanyaan nya dan terus saja berjalan menodongkan pistol , hingga Rangga dalam
keadaan terpojok di dinding .
Orang itu membuka topeng nya
“ ARMAND ! “
Armand menatap Rangga dengan
pandangan dingin dan kosong . Dendam yang membuncah di hatinya , tak sabar lagi
ingin dilampiaskan pada temannya itu .
“ Waktu nya kau menyusul
teman – temanmu , Rangga ... “
Tanpa memberinya kesempatan
untuk berbicara , Dia menarik pelatuk pistol itu sampai 4 kali dan peluru –
peluru itu menembus dada nya dan darahnya membuncah mengenai dinding , mengantarkan dirinya pada kematian yang
begitu cepat dan tanpa mengenal rasa belas kasihan sama sekali .
Mas Kino , kini sudah keluar
dari messnya . Sudah tugasnya sebagai pengawas ruang untuk membukakan ruangan
kuliah yang akan dipakai untuk kegiatan perkuliahan . Tapi sebelum dia hendak
membuka ruangan , dirinya ingin sekali menuju kamar mandi . Dia sempat terusik
dengan suara letupan senjata angin , yang mengganggu tidurnya malam tadi . Dia
ingin sekali melihat apa yang terjadi di sana , tapi rasa kantuk yang masih
merajainya , diputuskannya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu itu
.
Kini dirinya sudah berada di
kamar mandi . Sontak dia terkejut , melihat mayat seorang pria terbujur kaku ,
dengan tubuh bersimbah darah di depan kamar mandi . Pikirannya melayang dan
menduga pasti ada korban lain yang berada di dalamnya . Dengan tubuh sedikit
gematar , dilangkahinyalah mayat pria itu dan langkah kaki juga bergetar masuk
ke dalam . Ternyata dugaannya benar . Ada kagi mayat seorang pria tewas
mengenaskan . Darah kering membasahi dinding kamar mandi . Mas Kino yang mampu
menahan kepanikannya , berlari keluar sambil berteriak minta tolong . Pada saat
itu selasa pagi yang sudih , mendadak mencekam karena kasus pembunuhan
misterius menimpa 2 pria malang tersebut .
“ Nah ,begitulah . Kau sudah
tahu kan bagaimana cara membunuh mereka semua , kini tibalah saat nya untuk
kalian bertiga menyusul teman – teman kalian ... “ katanya sambil mengeluarkan
sebilah pisau dari saku celana nya .