Kenyataan Pahit
Keesokan
harinya , Armand t’lah tiba di kafe tempat mereka bertiga biasanya nongkrong .
Matanya jeli mencari di mana posisi tempat duduk Rania . Kini , matanya t’lah
tertuju oleh seorang wanita yang memakai kaus oblong dengan kuciran rambut di
belakangnya . Armand yang mengetahui posisi Rania , langsung mendatangi dirinya
.
“ Eh
Rania , kamu udah datang ? Maaf ya kalau aku datangnya telat . “ tutur Armand
sambil menarik kursi , duduk di hadapan Rania .
“ Gak
apa – apa . Malahan aku mau ngajakkamu pergi dari sini . Terlalu banyak orang ,
lebih baik kita pergi ke taman kota saja . Ayo , Mand . “ ajak Rania .
“ Ya
sudah ayo kita pergi . “
Armand
hanya menuruti perkataan Rania tanpa banyak bertanya . Raut wajah ayu Rania
mendung tak memancarkan keceriaan di dalamnya . Dia hanya murung berlalu saja
pergi menuju pintu keluar kafe itu .
Mereka
berdua t’lah keluar dari kafe , dan segera menaiki sepeda motor . Di perjalanan
, Armand ingin bertanya kepada Rania ke mana saja selama 2 minggu ini tak
pernah terdengar kabarnya , tetapi kelihatannya Rania seperti orang galau ,
kebingungan dengan keadaan dirinya sendiri , membuat Armand mengurungkan niat
nya untuk bertanya , dan mempercepat laju sepada motornya untuk cepat sampai ke
taman .
Setelah
15 menit perjalanan , tibalah mereka di taman . Armand dan Rania mencari tempat
duduk yang tidak terlalu ramai oleh lalu – lalang orang berlewatan .
Dan
mereka mendapatkan tempat yang diinginkan untuk berbicara empat mata . Keraguan
Rania timbul ketika dirinya ingin membuka pembicaraan dengan Armand .
“ Mand
, ... ? “
“ Ada
apa Ran ? “
“ Sebenarnya aku agak berat hati memberi tahu ini samamu
... ? “
“ Ya beri tahu saja , aku kan sahabat kamu , aku pasti
akan bantu kamu . “
“ Aku
Hamil . “
“ HAH !
APA ?! “ Armand terperanjat .
“ Aku hamil
, Mand . Janin dalam kandungan aku ini adalah anak Rangga . “
“
Kenapa bisa begitu ? Kenapa Rangga bisa berbuat begitu sama kamu ?! “
“
Sebenarnya kami melakukan hubungan ini atas dasar suka sama suka . Rangga terus
saja merayu dan membujukku , dia juga bilang setelah melakukan hubungan ini dia
akan menikahiku dalam waktu dekat , lagipula kami sudah bertunangan . Akhirnya
aku terbuai juga oleh sentuhan & belainnya dan hubungan itupun terjadi... “
Rania tak meneruskan perkataannya lagi .
Armand
cukup terheran mendengar pernyataan Rania . Dia berpikir bahwa yang dilakukan
kedua sahabatnya terkesan bodoh dan keliru , tetapi melihat keadaan Rania yang
seperti ini dia tidak ingin mengungkapkannya , cukup sebagai pendengar saja .
“ Jadi
apa yang kamu permasalahkan dengan janin yang ada di kandunganmu itu ? Bukannya
Rangga akan bertanggung jawab dengan hal ini ? “
“
Rangga lari dari tanggung jawabnya , Mand . “
“
RANGGA LARI ?! “
“ Ya ,
Mand . Orang tuaku tahu bahwa aku sudah hamil , langsung mendesak aku dan
Rangga untuk segera menikah . Aku sudah berusaha menghubungi dia tapi nomornya
tidak aktif , aku sudah menanyakan keberadaan nya kepada teman – temannya ,
tapi mereka bilang Rangga sudah mengundurkan diri dari kampus ...“
“ Jadi
Rangga sudah tidak kuliah lagi ?!.. “
Mendengar
apa yang dikatakannya , Armand merasa tak percaya dengan apa yang dilakukan
Rangga kepada Rania . Armand tak habis pikir apa yang menyebabkan Rangga
berbuat hal sebodoh ini . Sahabat yang sudah lama dia anggap sebagai saudara
sendiri , bertindak seperti pecundang yang lari dari masalah , sudah mengambil
kehormatan seorang gadis yang tak berdaya , yang kini ditinggalnya seperti
sampah .
“ Tapi
tunggu dulu . Kapan kalian melakukan hubungan itu ? “
“ Kamu
ingat waktu kita berlibur ke pulau Hinako ?
“ Ya .”
Armand mengangguk pelan .
“ Kamu
ingat kamu kami berdua pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu dan air minum ?
“
Armand
mencoba memutar ulang ingatan nya dan akhirnya dia ingat . Ternyata candaan yang
tidak sengaja dilontarkan untuk mereka kini menjadi kenyataan . Ada rasa
bingung , rasa benci , kasihan dan menyesal semua bercampur menjadi satu ,
mengaduk – aduk hati dan perasaan nya . Armand hanya terdiam , tak bisa
melakukan apa – apa -- semua sudah terjadi .
Mungkin
hanya satu yang masih bisa dilakukannya adalah menemukan Rangga dan mendesaknya
agar segera menikahi Rania . Rania menatap dalam – dalam ke dalam mata Armand .
Seketika itu pecahlah tangisan Rania . Dirinya sempat terkejut dengan perlakuan
Rania yang spontan itu , sempat canggung saat dirinya hendak memeluk wanita
yang saat ini bersandar di dadanya . Hanya memeluk dirinya agar terlupakan
sejenak masalah yang menghimpitnya dan bagi Armand , hal ini mungkin hanya
terjadi saat itu juga dan kemudian berlalu begitu saja .
“
Jangan menangis Ran .Aku akan berusaha semampuku buat nemuin si Rangga .
Percayalah . “ Armand mengusap air mata Rania.
“
Makasih banyak ya Mand . Aku gak tahu apa yang mesti kulakukan kalau gak ada
kamu . Terima kasih banyak Mand . “
“ Sekarang ayo kita pulang . Kamu perlu istirahat &
kelihatannya kamu lelah sekali . Ayo kuantar ke rumah orang tuamu . “ ajak
Armand .
“ Jangan antarkan aku ke sana . “ cegah Rania .
“ Tapi kenapa ? “
“ Aku lari dari rumah orang tuaku . Aku malu tetangga di
sekitar rumahku terus saja menghinaku karena mengetahui aku hamil di luar nikah
. Jika aku masih ada di sana , pasti aku hanya membuat orang tuaku s’makin
bersedih , makanya aku putuskan untuk lari dari rumah . “
“ Kalo begitu , aku harus antar kamu ke mana ? “
“ Antar saja aku ke kost nya si Lenni , bisa kan Mand ? “
“ Ya sudah . Gak apa – apa . “
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang . Rania dibonceng
oleh Armand dengan duduk di jok sepeda motor dengan posisi menyamping . Kepala
Rania bersandar di bahu Armand . Ada rasa nyaman dan intim dalam diri Armand .
Tak bisa dilukiskan oleh kata – kata . Mungkin dirinya memang tak ditakdirkan
untuk bersama Rania .
Tapi bagi Armand keadaan Rania sekarang bukan saat yang
tepat untuk mencuri perhatian Rania . Rania yang begitu terpukul & rapuh
butuh seseorang yang mampu menjaganya dan mengerti keadaannya . Dan sekarang ,
waktunya Armand menunjukkan itu semua bahwa dia bisa memberikan perhatian dan
kasih sayang yang lebih sebagai seorang pria . Tapi perasaannya tak bisa
dibohongi , di dalam hati dia masih mengharapkan Rania menjadi miliknya , entah
sampai mimpi itu jadi kenyataan .
Masih ada waktu 2 hari lagi waktu cutinya .
Dimanfaatkannya untuk mencari Rangga . Armand mencoba menghubungi nomor Rangga
berkali – kali tapi nomornya sudah tidak aktif lagi .
Tak kehabisan akal Armand mencoba menghubungi teman
dekatnya , Jack .
“ Maaf masbro . Memang akhir – akhir ini si Rangga gak
pernah lagi ngubungin kami , jadi aku gak tahu di mana dia sekarang . “ ujar
Jack .
Tak mendapatkan
informasi dari Jack , Armand terus mencoba menghubungi Herman dan terakhir
Ryhan . Tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu di mana keberadaan Rangga .
Tak cukup sampai di situ , Armand mencoba menghubungi
teman satu falkultasnya , Rangga , yang ada di kontak HP nya dan sama sekali
tak membuahkan hasil .
Armand hampir saja putus asa , tapi terlintas di benaknya
.
“ Oh Ya
! Kenapa aku gak kepikiran buat nyari ke kostnya dia ?! Siapa tahu aku bisa
dapat informasi tentang keberadaaan Rangga ! “ sentak Armand .
Keesokan
harinya Armand pergi menuju ke kostan Rangga dan menjumpai pemilik kost .
“
Permisi Bu , apa ibu kenal dengan orang bernama Rangga ? “
“ Oh
Rangga . Ibu kenal tapi dia sudah lama pergi di kost ini lagi . “
“ Kapan
dia pergi dari sini , Bu ? “
“ Sejak
seminggu yang lalu . “
“
Apakah ibu tahu di mana Rangga pindah sekarang ? “
“ Oh
kalau itu saya sih tidak tahu di mana . Mohon maaf ya , Nak . “
“ Kalau
begitu tidak apa – apa . Saya mau ngucapin terima kasih ibu sudah memberitahu
banyak informasi . Mohon maaf juga bu kalau ngerepotin . “
“ Ya
sama – sama , Nak . Kalau begitu ibu pamit ke belakang dulu ya .”
“ Ya
silakan bu . Sekali lagi terima kasih banyak . “
Ibu
tersebut akhirnya masuk ke dalam rumah dan tinggallah Armand sendiri . Dia
begitu bingung ke mana lagi dia harus mencari Rangga . Dia t’lah habis ide
bagaimana lagi caranya agar dia bisa menemukan Armand .
Sambil
memegangi kepalanya yang sudah panas , tiba – tiba Handphone nya berbunyi .
“ Haduuh
ngapain lagiini anak pake nelpon segala . Udah tahu orang lagi bingung . “
Rangga jengkel .
“ Hallo
ada apa sih Len ? Gua lagi sibuk nih ! “ Armand mengangkat panggilan telepon
Lenni dengan perasaan kesal .
“ Hallo
, ARMAND ! RANIA DICULIK ! “
“ APAA
?!! “
“ RANIA DICULIK ?! “
“ IYA MAND , POKOKNYA KAMU DATANG DEH KE SINI ! “
“ Iya iya , aku segera datang ke sana ! “
Armand segera menstarter
sepeda motornya dan tidak membutuhkan waktu lama dia pun pergi . Armand
mengkhawatirkan keadaan Rania dengan begitu labil dan goyah , pasti ada orang –
orang jahat yang memanfaatkan keadaannya tersebut untuk memerasnya , tetapi dia
mencoba tetap berpikir positif berharap Rania tidak mengalami apapun .
Tibalah Armand di kost Lenni . Armand yang melihat Lenni
sedang berdiri di depan pintu kostnya , langsung mendatangi Lenni .
“ Kenapa bisa terjadi seperti ini , Len ? “
“ Aku juga gak tahu , Mand . Sudah dari semalam Rania gak
pulang . Padahal dia pamit samaku mulai dari jam 11 siang . “
“ Semalam aku sama dia habis jalan – jalan ke taman kota
dan kuantar pulang dia sampe ke komplek kost-kostan sini , kok . “ tutur Armand
.
“ Haduh Mand , ini gawat banget , Mand . Gawat ! “
“ Gawat kenapa ? “
“ Orang tua nya Rania udah tahu kalo dia ada di sini kalo
sampai orang tua nya tahu kalau Rania diculik , bisa habis kita . “ Lenni
terlihat cemas .
“ Kapan orang tuanya datang ke sini ? “
“ Aku gak tahu , mungkin besok . “
“ Ya sudah kalau orang tua nya sudah datang ,kamu telpon aku
, biar akusaja yang ngomong sama orang tua nya . Aku mau pergi dulu ke kantor
polisi . “
“ Ok lah , cepat – cepat kaulapor ke polisi . Aku sebagai
temannya juga khawatir sama keadaan nya , Mand . “
“ Kalau gitu aku pergi dulu ya , Lenn . “ Armand pamit .
“ Ok hati – hati , Mand . “
Armand kembali menstarter
sepada motornya untuk segera pergi dari kost Lenni menuju kantor polisi . Ketika
dalam perjalanan , Handphone Armand
berdering .
“ Ini siapa lagi ?! Pake private number segala ?! “
Armand memindahkan sepeda motornya ke pinggir jalan dan
mengangkat Handphone nya .
“ Halo ? “
“
ARMAND ! TOLONG AKU ARMAND ! LEPASKAN AKU !BAJINGANN ! “ jerit Rania dalam telepon .
“ RANIA
?! HALO RANIA ?! KAMU DI MANA SEKARANG ??! “ Armand berkali – kali berteriak
tapi tak terdengar lagi suaranya .
“ HALO RANIA ... “
“ Apa kau sudah mendengar suara teman mu ? “ suara
misterius itu muncul dari sambungan telepon nya .
“ HEH KUKASI TAHU SAMAMU , JANGAN SEKALI – KALI SENTUH
TEMENKU , KALO SAMPAI KAMU SENTUH DIA , KAMU BAKAL NGERASAIN AKIBATNYA ! “
gertak Armand .
“ Tenang ... tenang aku gak akan apa - apakan temanmu , kamu
masih mau kan lihat teman mu selamat kan ? Itu soal gampang asalkan ... “
“ ASAL APA ??!! “
“ Kamu harus datang sendiri ke Nias tepatnya pulau Hinako
, kutunggu 3 x 24 jam dan ingat jangan sampai membawa polisi . Kalau kamu tidak
menepatinya , maka ... “ seraya dengan perkataan itu putuslah sambungan Handphone nya .
“ APA YANG MAU KAMU LAKUKAN ?!!! HALOO !!! “
“ AKH , SIAL !!! “
Mendengar ancaman yang diberitahu penculik itu padanya ,
Armand mengurungkan niatnya melapor ke pada polisi . Dia berbelok menuju arah
rumah nya untuk memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan Rania .
Sesampainya di rumah , Armand tercekat . Ia seperti mendapatkan
firasat tentang penculikan Rania .
“ Tunggu dulu ! Bagaimana penculik itu bisa tahu nomor ku
? dan dia bilang pulau Hinako ? dan apa maksud di balik dia menculik Rania ,
apa ini ulah ... ? “
Semua praduga itu kini berputar dan membayangi pikiran
Armand . Tetapi Armand menepis prasangka buruk tersebut dan menenangkan dirinya
.
“Gak mungkin ini ulah Rangga . Pasti ada ulahseseorang
yang mau ngancurin hubungan persahabatan kami bertiga . Yah , aku yakin . “
Armand juga menimbang jika dia terus – terusan mengambil
libur cuti maka itu akan mengganggu pekerjaannya .Akhirnya , Armand menetapkan
pilihannya bahwa dia akan berhenti dari pekerjaannya . Keputusan yang berat
bahwa dia akan berhenti dari tempat kerja yang selama ini menghidupinya .
Sekarang jarum jam dinding menunjukkan 17 .30 , kafe
tempat dia bekerja t’lah buka . Waktunya untuk Armand pergi untuk mengajukan
surat pengajuan pengunduran diri .
Setelah melalui perjalanan 30 menit akhirnya sampai jumpa
dia tempat kerja nya . Ada rasa deg – degan dan takut untuk menghadap sang
direktur , tapi disingkirkannya perasaan itu demi keselamatan sahabatnya ,
Rania . Tak butuh waktu lama , sang direktur menerima surat pengajuan
pengunduran diri dan menerima pesangon nya . Tak tersirat tatapan sinis dan
kata – kata pedas keluar dari mulut direkturnya , dia menerima dengan terbuka
pengunduran diri Armand .
Armand sudah selesai dengan urusan pengunduran dirinya ,
kini tiba saat dia harus membeli apa yang menjadi kebutuhan nya selama dia
berpergian ke Nias tepatnya ke pulau Hinako, apakah itu makanan , minuman ,
atau hal yang lain – lain .
Dua jam sudah Armand menghabiskan waktunya di luar rumah
, kini di sampai di rumah nya . Satu hal yang baru teringat dia harus membayar
uang kontrakan nya dan lagi surat pengunduran diri dari kuliah . Dua hal yang
membuat dia harus berpikir matang – matang setelah dia mengundurkan diri dari
pekerjaan nya . Armand harus cepat mengambil tindakan karena waktu yang
diberikan kepada nya hanya 3 x 24 jam , jika dia tidak bisa ke sana tepat waktu
, maka hal buruk bisa saja terjadi pada Rania .
Mentari
pagi terbit , jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi , Armand sudah
membereskan semua barang bawaan nya dan tiba waktunya dia pergi ke rumah sang
pengontrak . Selesai sudah urusannya dengan sang pengontrak rumah , kini
tinggal satu urusan lagi mengajukan surat pengunduran diri kepada rektornya .
Berbagai negosiasi yang t’lah diutarakannya kepada sang rektor dan surat
pengajuannya akhirnya diterima oleh sang rektor .
Armand
langsung cepat bergegas menuju bandara agar dia tidak ketinggalan jadwal
penerbangan ke Nias . Dengan menempuh perjalanan selama 1 jam akhirnya sampai
juga di bandara dan segera menuju ke bagian petugas tiket .
Untung
masih ada satu tiket dengan transit penerbangan Medan – Gunung Sitoli , Nias
tetapi dia harus menunggu selama 2 jam lagi menunggu pesawat datang . Sambil
menunggu , Armand memainkan Handphone nya . Di tengah keasyikan nya bermain
handphone , ada panggilan masuk ke handphone nya .
“ Lenni ? Ada apa dia menelpon ke sini ? “ kata Armand
sambil mengangkat handphone nya .
“ Halo Len . Ada apa ? “
“ Halo , Mand . Orang tua nya Rania sudah mau datang nih
. Sekitar 20 menit lagi . Apa yang mau kubilang nanti sama orang tuanya ? “
ujar Lenni yang terdengar khawatir .
“ Begini , kamu bilang saja yang sebenarnya kalau Rania
diculik , tapi kamu ngasih tahu nya baik – baik dan bilang sama orang tuanya
Rania buat ngelapor polisi . Udah dulu ya , Len , aku gak punya banyak waktu .
“ sambil mematikan handphone nya .
Dua jam tlah terlewati , pesawat dengan tujuan
Gunung Sitoli – Medan t’lah mendarat di bandara . Sudah waktunya
Armand bergegas membawa perlengkapannya menuju bagasi pesawat untuk pengepakan
. Ketika dia sedang berjalan , sebuah pesan singkat masuk .
Waktu kamu tinggal 2
hari 13 jam 29 menit lagi , pastikan tidak ada orang yang bersamamu saat ini ,
dan sebaik nya kamu cepat, jika kau tidak mau terjadi apa – apa dengan teman mu
...
Armand membaca SMS tersebut dengan perasaan geram dan
kesal , karena isi SMS tersebut mengancam nya agar dia cepat sampai di sana dan
sangking kesalnya dia menghapus SMS itu dan mempercepat langkah kaki nya menuju
ke pesawat .
Pesawat itu sudah mengudara setelah beberapa menit dan Armand duduk di
tempat yang t’lah tertulis pada tiketnya . Armand berolahraga kecil untuk mengendurkan
sedikit otot – otot tegang setelah lelah berurusan dengan pekerjaan dan
perkuliahan yang baru saja ditinggalkannya . Terasa jenuh sekali menyelesaikan
semua dalam 1 hari ini , tapi rasa tentram dalam hati belum muncul kala Rania
masih diculik dan belum tahu bagaimana keadaannya serta mencari kebenaran siapa
di balik ini semua .
Armand mencoba menggerakkan kaki nya ke kiri dan ke kanan
, menggerakkan kepala nya ke atas dan ke bawah untuk menghilangkan kebas dan
pegal . Ketika Armand menggelengkan kepala nya ke kiri , dia melihat sepasang
kekasih sedang asyik bercanda mengingatkan dirinya bersama Rangga dan Rania saat
bepergian ke pulau Hinako . Kini tersisa hanya dirinya seorang , hanya bisa
terpaku dengan kemesraan mereka .
Satu setengah jam perjalanan , Armand pun sampai juga di
bandara . Suasana di bandara tak terlalu ramai , tak seperti tahun baru kemarin
, hanya sedikit orang yang bepergian , termasuk dirinya .
Setelah mengambil barang bawaannya , Armand berjalan ke
luar bandara untuk mencari angkutan umum menuju desa Baturaja . Menaiki
angkutan itu teringat Armand saat bersama Rangga dan Rania . Rania yang belum
pernah naik angkut merasa sesak dan panas , Armand memberikan kipas kain dan
Rangga mengejeknya
“ Makanya sekali – kali , coba donk naik angkutan umum .
Jangan terus – terusan diantar jemput sama supir pribadi . “
“ Sebetulnya mau coba naik angkutan sih , tapi bapakku
ngelarang aku , katanya demi keamananku . Maklumlah aku kan anak semata wayang
, jadi harus dikasih perhatian ekstra donk... “
“ Jadi kalo diajak naik angkot lagi kapok enggak ? “
sambung Armand .
“ Kapok sih , tapi kalo nggak ada kalian berdua . “ jawab
Rania .
Mendengar jawaban dari Rania , membuat ketiganya
tertawa . Sungguh suasana yang sangat
dirindukannya , penuh keceriaan , canda dan tawa .
“ Mungkin sekarang kita bertiga tak bisa tertawa lagi
seperti liburan kemarin , Rania . “ kata Armand dalam hati .
No comments:
Post a Comment