Sunday, 21 June 2015

The Last Holiday ( Part 7 )



Kenyataan Pahit
Keesokan harinya , Armand t’lah tiba di kafe tempat mereka bertiga biasanya nongkrong . Matanya jeli mencari di mana posisi tempat duduk Rania . Kini , matanya t’lah tertuju oleh seorang wanita yang memakai kaus oblong dengan kuciran rambut di belakangnya . Armand yang mengetahui posisi Rania , langsung mendatangi dirinya .
“ Eh Rania , kamu udah datang ? Maaf ya kalau aku datangnya telat . “ tutur Armand sambil menarik kursi , duduk di hadapan Rania .
“ Gak apa – apa . Malahan aku mau ngajakkamu pergi dari sini . Terlalu banyak orang , lebih baik kita pergi ke taman kota saja . Ayo , Mand . “ ajak Rania .
“ Ya sudah ayo kita pergi . “
Armand hanya menuruti perkataan Rania tanpa banyak bertanya . Raut wajah ayu Rania mendung tak memancarkan keceriaan di dalamnya . Dia hanya murung berlalu saja pergi menuju pintu keluar kafe itu .
Mereka berdua t’lah keluar dari kafe , dan segera menaiki sepeda motor . Di perjalanan , Armand ingin bertanya kepada Rania ke mana saja selama 2 minggu ini tak pernah terdengar kabarnya , tetapi kelihatannya Rania seperti orang galau , kebingungan dengan keadaan dirinya sendiri , membuat Armand mengurungkan niat nya untuk bertanya , dan mempercepat laju sepada motornya untuk cepat sampai ke taman .
Setelah 15 menit perjalanan , tibalah mereka di taman . Armand dan Rania mencari tempat duduk yang tidak terlalu ramai oleh lalu – lalang orang berlewatan .
Dan mereka mendapatkan tempat yang diinginkan untuk berbicara empat mata . Keraguan Rania timbul ketika dirinya ingin membuka pembicaraan dengan Armand .
“ Mand , ... ? “
“ Ada apa Ran ? “
            “ Sebenarnya aku agak berat hati memberi tahu ini samamu ... ? “
            “ Ya beri tahu saja , aku kan sahabat kamu , aku pasti akan bantu kamu . “
“ Aku Hamil . “
“ HAH ! APA ?! “ Armand terperanjat .
“ Aku hamil , Mand . Janin dalam kandungan aku ini adalah anak Rangga . “
“ Kenapa bisa begitu ? Kenapa Rangga bisa berbuat begitu sama kamu ?! “
“ Sebenarnya kami melakukan hubungan ini atas dasar suka sama suka . Rangga terus saja merayu dan membujukku , dia juga bilang setelah melakukan hubungan ini dia akan menikahiku dalam waktu dekat , lagipula kami sudah bertunangan . Akhirnya aku terbuai juga oleh sentuhan & belainnya dan hubungan itupun terjadi... “ Rania tak meneruskan perkataannya lagi .
Armand cukup terheran mendengar pernyataan Rania . Dia berpikir bahwa yang dilakukan kedua sahabatnya terkesan bodoh dan keliru , tetapi melihat keadaan Rania yang seperti ini dia tidak ingin mengungkapkannya , cukup sebagai pendengar saja .
“ Jadi apa yang kamu permasalahkan dengan janin yang ada di kandunganmu itu ? Bukannya Rangga akan bertanggung jawab dengan hal ini ? “
“ Rangga lari dari tanggung jawabnya , Mand . “
“ RANGGA LARI ?! “
“ Ya , Mand . Orang tuaku tahu bahwa aku sudah hamil , langsung mendesak aku dan Rangga untuk segera menikah . Aku sudah berusaha menghubungi dia tapi nomornya tidak aktif , aku sudah menanyakan keberadaan nya kepada teman – temannya , tapi mereka bilang Rangga sudah mengundurkan diri dari kampus ...“
“ Jadi Rangga sudah tidak kuliah lagi ?!.. “
Mendengar apa yang dikatakannya , Armand merasa tak percaya dengan apa yang dilakukan Rangga kepada Rania . Armand tak habis pikir apa yang menyebabkan Rangga berbuat hal sebodoh ini . Sahabat yang sudah lama dia anggap sebagai saudara sendiri , bertindak seperti pecundang yang lari dari masalah , sudah mengambil kehormatan seorang gadis yang tak berdaya , yang kini ditinggalnya seperti sampah .
“ Tapi tunggu dulu . Kapan kalian melakukan hubungan itu ? “
“ Kamu ingat waktu kita berlibur ke pulau Hinako ?
“ Ya .” Armand mengangguk pelan .
“ Kamu ingat kamu kami berdua pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu dan air minum ? “
Armand mencoba memutar ulang ingatan nya dan akhirnya dia ingat . Ternyata candaan yang tidak sengaja dilontarkan untuk mereka kini menjadi kenyataan . Ada rasa bingung , rasa benci , kasihan dan menyesal semua bercampur menjadi satu , mengaduk – aduk hati dan perasaan nya . Armand hanya terdiam , tak bisa melakukan apa – apa -- semua sudah terjadi .
Mungkin hanya satu yang masih bisa dilakukannya adalah menemukan Rangga dan mendesaknya agar segera menikahi Rania . Rania menatap dalam – dalam ke dalam mata Armand . Seketika itu pecahlah tangisan Rania . Dirinya sempat terkejut dengan perlakuan Rania yang spontan itu , sempat canggung saat dirinya hendak memeluk wanita yang saat ini bersandar di dadanya . Hanya memeluk dirinya agar terlupakan sejenak masalah yang menghimpitnya dan bagi Armand , hal ini mungkin hanya terjadi saat itu juga dan kemudian berlalu begitu saja .
“ Jangan menangis Ran .Aku akan berusaha semampuku buat nemuin si Rangga . Percayalah . “ Armand mengusap air mata Rania.
“ Makasih banyak ya Mand . Aku gak tahu apa yang mesti kulakukan kalau gak ada kamu . Terima kasih banyak Mand . “
            “ Sekarang ayo kita pulang . Kamu perlu istirahat & kelihatannya kamu lelah sekali . Ayo kuantar ke rumah orang tuamu . “ ajak Armand .
            “ Jangan antarkan aku ke sana . “ cegah Rania .
            “ Tapi kenapa ? “
            “ Aku lari dari rumah orang tuaku . Aku malu tetangga di sekitar rumahku terus saja menghinaku karena mengetahui aku hamil di luar nikah . Jika aku masih ada di sana , pasti aku hanya membuat orang tuaku s’makin bersedih , makanya aku putuskan untuk lari dari rumah . “
            “ Kalo begitu , aku harus antar kamu ke mana ? “
            “ Antar saja aku ke kost nya si Lenni , bisa kan Mand ? “
            “ Ya sudah . Gak apa – apa . “
            Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang . Rania dibonceng oleh Armand dengan duduk di jok sepeda motor dengan posisi menyamping . Kepala Rania bersandar di bahu Armand . Ada rasa nyaman dan intim dalam diri Armand . Tak bisa dilukiskan oleh kata – kata . Mungkin dirinya memang tak ditakdirkan untuk bersama Rania .
            Tapi bagi Armand keadaan Rania sekarang bukan saat yang tepat untuk mencuri perhatian Rania . Rania yang begitu terpukul & rapuh butuh seseorang yang mampu menjaganya dan mengerti keadaannya . Dan sekarang , waktunya Armand menunjukkan itu semua bahwa dia bisa memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih sebagai seorang pria . Tapi perasaannya tak bisa dibohongi , di dalam hati dia masih mengharapkan Rania menjadi miliknya , entah sampai mimpi itu jadi kenyataan .
            Masih ada waktu 2 hari lagi waktu cutinya . Dimanfaatkannya untuk mencari Rangga . Armand mencoba menghubungi nomor Rangga berkali – kali tapi nomornya sudah tidak aktif lagi .
            Tak kehabisan akal Armand mencoba menghubungi teman dekatnya , Jack .
            “ Maaf masbro . Memang akhir – akhir ini si Rangga gak pernah lagi ngubungin kami , jadi aku gak tahu di mana dia sekarang . “ ujar Jack .
            Tak  mendapatkan informasi dari Jack , Armand terus mencoba menghubungi Herman dan terakhir Ryhan . Tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu di mana keberadaan Rangga .
            Tak cukup sampai di situ , Armand mencoba menghubungi teman satu falkultasnya , Rangga , yang ada di kontak HP nya dan sama sekali tak membuahkan hasil .
            Armand hampir saja putus asa , tapi terlintas di benaknya .
“ Oh Ya ! Kenapa aku gak kepikiran buat nyari ke kostnya dia ?! Siapa tahu aku bisa dapat informasi tentang keberadaaan Rangga ! “ sentak Armand .
Keesokan harinya Armand pergi menuju ke kostan Rangga dan menjumpai pemilik kost .
“ Permisi Bu , apa ibu kenal dengan orang bernama Rangga ? “
“ Oh Rangga . Ibu kenal tapi dia sudah lama pergi di kost ini lagi . “
“ Kapan dia pergi dari sini , Bu ? “
“ Sejak seminggu yang lalu . “
“ Apakah ibu tahu di mana Rangga pindah sekarang ? “
“ Oh kalau itu saya sih tidak tahu di mana . Mohon maaf ya , Nak . “
“ Kalau begitu tidak apa – apa . Saya mau ngucapin terima kasih ibu sudah memberitahu banyak informasi . Mohon maaf juga bu kalau ngerepotin . “
“ Ya sama – sama , Nak . Kalau begitu ibu pamit ke belakang dulu ya .”
“ Ya silakan bu . Sekali lagi terima kasih banyak . “
Ibu tersebut akhirnya masuk ke dalam rumah dan tinggallah Armand sendiri . Dia begitu bingung ke mana lagi dia harus mencari Rangga . Dia t’lah habis ide bagaimana lagi caranya agar dia bisa menemukan Armand .
Sambil memegangi kepalanya yang sudah panas , tiba – tiba Handphone nya berbunyi .
“ Haduuh ngapain lagiini anak pake nelpon segala . Udah tahu orang lagi bingung . “ Rangga jengkel .
“ Hallo ada apa sih Len ? Gua lagi sibuk nih ! “ Armand mengangkat panggilan telepon Lenni dengan perasaan kesal .
“ Hallo , ARMAND ! RANIA DICULIK ! “
“ APAA ?!! “
            “ RANIA DICULIK ?! “
            “ IYA MAND , POKOKNYA KAMU DATANG DEH KE SINI ! “
            “ Iya iya , aku segera datang ke sana ! “
            Armand segera menstarter sepeda motornya dan tidak membutuhkan waktu lama dia pun pergi . Armand mengkhawatirkan keadaan Rania dengan begitu labil dan goyah , pasti ada orang – orang jahat yang memanfaatkan keadaannya tersebut untuk memerasnya , tetapi dia mencoba tetap berpikir positif berharap Rania tidak mengalami apapun .
            Tibalah Armand di kost Lenni . Armand yang melihat Lenni sedang berdiri di depan pintu kostnya , langsung mendatangi Lenni .
            “ Kenapa bisa terjadi seperti ini , Len ? “
            “ Aku juga gak tahu , Mand . Sudah dari semalam Rania gak pulang . Padahal dia pamit samaku mulai dari jam 11 siang . “
            “ Semalam aku sama dia habis jalan – jalan ke taman kota dan kuantar pulang dia sampe ke komplek kost-kostan sini , kok . “ tutur Armand .
            “ Haduh Mand , ini gawat banget , Mand . Gawat ! “
            “ Gawat kenapa ? “
            “ Orang tua nya Rania udah tahu kalo dia ada di sini kalo sampai orang tua nya tahu kalau Rania diculik , bisa habis kita . “ Lenni terlihat cemas .
            “ Kapan orang tuanya datang ke sini ? “
            “ Aku gak tahu , mungkin besok . “
            “ Ya sudah kalau orang tua nya sudah datang ,kamu telpon aku , biar akusaja yang ngomong sama orang tua nya . Aku mau pergi dulu ke kantor polisi . “
            “ Ok lah , cepat – cepat kaulapor ke polisi . Aku sebagai temannya juga khawatir sama keadaan nya , Mand . “
            “ Kalau gitu aku pergi dulu ya , Lenn . “ Armand pamit .
            “ Ok hati – hati , Mand . “
            Armand kembali menstarter sepada motornya untuk segera pergi dari kost Lenni menuju kantor polisi . Ketika dalam perjalanan , Handphone Armand berdering .
            “ Ini siapa lagi ?! Pake private number segala ?! “
            Armand memindahkan sepeda motornya ke pinggir jalan dan mengangkat Handphone nya .
            “ Halo ? “
“ ARMAND ! TOLONG AKU ARMAND ! LEPASKAN AKU !BAJINGANN  ! “ jerit Rania dalam telepon .
“ RANIA ?! HALO RANIA ?! KAMU DI MANA SEKARANG ??! “ Armand berkali – kali berteriak tapi tak terdengar lagi suaranya .
            “ HALO RANIA ... “
            “ Apa kau sudah mendengar suara teman mu ? “ suara misterius itu muncul dari sambungan telepon nya .
            “ HEH KUKASI TAHU SAMAMU , JANGAN SEKALI – KALI SENTUH TEMENKU , KALO SAMPAI KAMU SENTUH DIA , KAMU BAKAL NGERASAIN AKIBATNYA ! “ gertak Armand .
            “ Tenang ... tenang aku gak akan apa - apakan temanmu , kamu masih mau kan lihat teman mu selamat kan ? Itu soal gampang asalkan ... “
            “ ASAL APA ??!! “
            “ Kamu harus datang sendiri ke Nias tepatnya pulau Hinako , kutunggu 3 x 24 jam dan ingat jangan sampai membawa polisi . Kalau kamu tidak menepatinya , maka ... “ seraya dengan perkataan itu putuslah sambungan Handphone nya .
            “ APA YANG MAU KAMU LAKUKAN ?!!! HALOO !!! “
            “ AKH , SIAL !!! “
            Mendengar ancaman yang diberitahu penculik itu padanya , Armand mengurungkan niatnya melapor ke pada polisi . Dia berbelok menuju arah rumah nya untuk memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan Rania .
            Sesampainya di rumah , Armand tercekat . Ia seperti mendapatkan firasat tentang penculikan Rania .
            “ Tunggu dulu ! Bagaimana penculik itu bisa tahu nomor ku ? dan dia bilang pulau Hinako ? dan apa maksud di balik dia menculik Rania , apa ini ulah ... ? “
            Semua praduga itu kini berputar dan membayangi pikiran Armand . Tetapi Armand menepis prasangka buruk tersebut dan menenangkan dirinya .
            “Gak mungkin ini ulah Rangga . Pasti ada ulahseseorang yang mau ngancurin hubungan persahabatan kami bertiga . Yah , aku yakin . “
            Armand juga menimbang jika dia terus – terusan mengambil libur cuti maka itu akan mengganggu pekerjaannya .Akhirnya , Armand menetapkan pilihannya bahwa dia akan berhenti dari pekerjaannya . Keputusan yang berat bahwa dia akan berhenti dari tempat kerja yang selama ini menghidupinya .
            Sekarang jarum jam dinding menunjukkan 17 .30 , kafe tempat dia bekerja t’lah buka . Waktunya untuk Armand pergi untuk mengajukan surat pengajuan pengunduran diri .
            Setelah melalui perjalanan 30 menit akhirnya sampai jumpa dia tempat kerja nya . Ada rasa deg – degan dan takut untuk menghadap sang direktur , tapi disingkirkannya perasaan itu demi keselamatan sahabatnya , Rania . Tak butuh waktu lama , sang direktur menerima surat pengajuan pengunduran diri dan menerima pesangon nya . Tak tersirat tatapan sinis dan kata – kata pedas keluar dari mulut direkturnya , dia menerima dengan terbuka pengunduran diri Armand .
            Armand sudah selesai dengan urusan pengunduran dirinya , kini tiba saat dia harus membeli apa yang menjadi kebutuhan nya selama dia berpergian ke Nias tepatnya ke pulau Hinako, apakah itu makanan , minuman , atau hal yang lain – lain .
            Dua jam sudah Armand menghabiskan waktunya di luar rumah , kini di sampai di rumah nya . Satu hal yang baru teringat dia harus membayar uang kontrakan nya dan lagi surat pengunduran diri dari kuliah . Dua hal yang membuat dia harus berpikir matang – matang setelah dia mengundurkan diri dari pekerjaan nya . Armand harus cepat mengambil tindakan karena waktu yang diberikan kepada nya hanya 3 x 24 jam , jika dia tidak bisa ke sana tepat waktu , maka hal buruk bisa saja terjadi pada Rania .
Mentari pagi terbit , jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi , Armand sudah membereskan semua barang bawaan nya dan tiba waktunya dia pergi ke rumah sang pengontrak . Selesai sudah urusannya dengan sang pengontrak rumah , kini tinggal satu urusan lagi mengajukan surat pengunduran diri kepada rektornya . Berbagai negosiasi yang t’lah diutarakannya kepada sang rektor dan surat pengajuannya akhirnya diterima oleh sang rektor .
Armand langsung cepat bergegas menuju bandara agar dia tidak ketinggalan jadwal penerbangan ke Nias . Dengan menempuh perjalanan selama 1 jam akhirnya sampai juga di bandara dan segera menuju ke bagian petugas tiket .
Untung masih ada satu tiket dengan transit penerbangan Medan – Gunung Sitoli , Nias tetapi dia harus menunggu selama 2 jam lagi menunggu pesawat datang . Sambil menunggu , Armand memainkan Handphone nya . Di tengah keasyikan nya bermain handphone , ada panggilan masuk ke handphone nya .
            “ Lenni ? Ada apa dia menelpon ke sini ? “ kata Armand sambil mengangkat handphone nya .
            “ Halo Len . Ada apa ? “
            “ Halo , Mand . Orang tua nya Rania sudah mau datang nih . Sekitar 20 menit lagi . Apa yang mau kubilang nanti sama orang tuanya ? “ ujar Lenni yang terdengar khawatir .
            “ Begini , kamu bilang saja yang sebenarnya kalau Rania diculik , tapi kamu ngasih tahu nya baik – baik dan bilang sama orang tuanya Rania buat ngelapor polisi . Udah dulu ya , Len , aku gak punya banyak waktu . “ sambil mematikan handphone nya .
            Dua jam tlah terlewati , pesawat dengan tujuan Gunung  Sitoli – Medan  t’lah mendarat di bandara . Sudah waktunya Armand bergegas membawa perlengkapannya menuju bagasi pesawat untuk pengepakan . Ketika dia sedang berjalan , sebuah pesan singkat masuk .
            Waktu kamu tinggal 2 hari 13 jam 29 menit lagi , pastikan tidak ada orang yang bersamamu saat ini , dan sebaik nya kamu cepat, jika kau tidak mau terjadi apa – apa dengan teman mu ...
            Armand membaca SMS tersebut dengan perasaan geram dan kesal , karena isi SMS tersebut mengancam nya agar dia cepat sampai di sana dan sangking kesalnya dia menghapus SMS itu dan mempercepat langkah kaki nya menuju ke pesawat .
            Pesawat itu sudah mengudara  setelah beberapa menit dan Armand duduk di tempat yang t’lah tertulis pada tiketnya . Armand berolahraga kecil untuk mengendurkan sedikit otot – otot tegang setelah lelah berurusan dengan pekerjaan dan perkuliahan yang baru saja ditinggalkannya . Terasa jenuh sekali menyelesaikan semua dalam 1 hari ini , tapi rasa tentram dalam hati belum muncul kala Rania masih diculik dan belum tahu bagaimana keadaannya serta mencari kebenaran siapa di balik ini semua .
            Armand mencoba menggerakkan kaki nya ke kiri dan ke kanan , menggerakkan kepala nya ke atas dan ke bawah untuk menghilangkan kebas dan pegal . Ketika Armand menggelengkan kepala nya ke kiri , dia melihat sepasang kekasih sedang asyik bercanda mengingatkan dirinya bersama Rangga dan Rania saat bepergian ke pulau Hinako . Kini tersisa hanya dirinya seorang , hanya bisa terpaku dengan kemesraan mereka .
            Satu setengah jam perjalanan , Armand pun sampai juga di bandara . Suasana di bandara tak terlalu ramai , tak seperti tahun baru kemarin , hanya sedikit orang yang bepergian , termasuk dirinya .
            Setelah mengambil barang bawaannya , Armand berjalan ke luar bandara untuk mencari angkutan umum menuju desa Baturaja . Menaiki angkutan itu teringat Armand saat bersama Rangga dan Rania . Rania yang belum pernah naik angkut merasa sesak dan panas , Armand memberikan kipas kain dan Rangga mengejeknya
            “ Makanya sekali – kali , coba donk naik angkutan umum . Jangan terus – terusan diantar jemput sama supir pribadi . “
            “ Sebetulnya mau coba naik angkutan sih , tapi bapakku ngelarang aku , katanya demi keamananku . Maklumlah aku kan anak semata wayang , jadi harus dikasih perhatian ekstra donk... “
            “ Jadi kalo diajak naik angkot lagi kapok enggak ? “ sambung Armand .
            “ Kapok sih , tapi kalo nggak ada kalian berdua . “ jawab Rania .
            Mendengar jawaban dari Rania , membuat ketiganya tertawa  . Sungguh suasana yang sangat dirindukannya , penuh keceriaan , canda dan tawa .
            “ Mungkin sekarang kita bertiga tak bisa tertawa lagi seperti liburan kemarin , Rania . “ kata Armand dalam hati .

No comments:

Post a Comment