Wednesday, 3 June 2015

The Last Holiday ( Part 3 )



Pedang Berdarah
Hari sudah semakin gelap . Matahari terbenam di ufuk timur .Burung – burung camar sudah pulang ke sangkar mereka masing – masing tapi Agun tak juga menampakkan dirinya sampai detik ini .
“ Wah , gawat ni anak , udah mau gelap tapi batang hidungnya pun gak ada keliatan , jangan – jangan ... “
Raka pergi ke tenda dengan rasa panik . Ia melihat teman – temannya saling melempar gurauan di antar api unggun .
“ Woy , lagi ngapain kalian semua ? Ayo bantuin aku nyari si Agun , perasaanku udah gak enak ini ... “kata Raka yang terlihat cemas .
“ Jadi yang menjaga tenda siapa ? “ sahut Anna .
“ Ya udah , kau, Rahel sama Satrio jagain tenda , Gue sama Fachry nyari si Agun , bisa kan ? “
“ Ya bisa , asal ada cewek aja ,aku mau kok , Rak . “ kata Satrio tertawa sambil bermain mata dengan Anna .
“ Eh dasar mesum . “ ketus Anna .
“ Chry , kau mau kan nemenin aku nyari Agun ke hutan ? “
“ Ok lah Rak , demi sahabat – sahabatku , apa sih yang gak bisa buat kalian . “ jawab Fachry .
“ Ok kita cabut . Oh ya , aku bawa senter , kau bawa obor . “ Raka sambil menyerahkan obornya pada Fachry .
“ Kami pergi ya teman – teman ! “ kata Fachry .
“Yooo “
Di perjalanan , mereka berdua tidak membuka percakapan , baik dari Fachry  maupun dari Raka . Mereka masih berkonsentrasi mencari Agun . Raka menyinari sekelilingnya dengan senter yang ada di tangannya begitupula dengan Fachry . Fachry begitu penasaran ke mana Agun pergi , mencoba bertanya pada Raka .
“Ngomong – ngomong , tadi si Agun mau pergi ke mana , Rak ? “ tanya Fachry .
“ Tadi dia pamit pergi ke dalam hutan , katanya mau cari kayu bakar . “ jawab Raka .
“ Dia gak ngasih tahu samamu berapa lama dia di hutan ? “
“ Sebenarnya aku mau nanya itu , Chry , tapi dia nya udah keburu pergi . “
“ Hmm itu anak susah banget sih memahami isi hatinya . “
“ Ya udah kita fokus buat mencarisi Agun sekaligus si Vinna . “ kata Raka
“ Fokus sih fokus , lihat udah mulai gelap, suasana angker nya hutan ini kerasa banget Rak . “
Ketika mereka sedang serius dalam perbincangan , sesosok bayangan putih mengikuti mereka
“ Rak , kau ngerasain gak ada yang ngikutin kita dari belakang ? “
“ Ah kau , coba cek dulu “ Raka sambil menengok ke belakang .
“ Ah gak ada kok Chry ,mungkin cuma perasaanmu doang kali . “ Raka berusaha memastikan .
“ Apa mungkin ya ? Ah iya kali . “ sambil melanjutkan perjalanan
Dan setelah beberapa menit mereka berjalan , sesosok bayangan putih itu kembali mengikuti mereka .
“ Ckkk , perasaanku udah gak enak banget Rak , kayaknya tuh ada yang ngikutin kita terus dari tadi . “
“ Ah ngaco kau , Chry , mana mungkin ada yang ngikutin kita ?Kau itu cowok atau cewek sih , penakut banget ?! “
“ Bukannya begitu Rak , coba liat bulu tanganku berdiri semua . “ sambil menunjukkan bulu tangan nya yang berdiri .
Tanpa mereka sadari bayangan putih itu sudah ada di belakang mereka dan sosok tersebut menyentuh leher Raka .
“ Ssstt , tanganmu dingin banget Chry , habis megang apaan sih ? “
“ Megang ? Megang apaan ?! “
“ Tanganmu megang leherku ?! “
“ Megang lehermu apaan ?!Aku gak ngerti maksud mu ?! Dari tadi tangan ku gak nyentuhmu sama sekali , sumpah deh  . “
Sosok tersebut kembali menjahili Fachry dengan mengusap lehernya .
“ Ssssttt , iiiii . dingin Rak , dingin . “ sambil menggerak – gerakkan leher nya .
“ K’napa Rak ? Kok kayak orang kegelian gitu ? “
“ Entahlah , kayak ada orang lagi ngusap leherku juga , Chry . “
“ Wah , ini mulai gak bener nih Rak , jangan – jangan ... “
“ Ah ini nih , hobbymu kebanyakan nonton film horor , jadi parno sendiri kan ? “
“ Kamu ini susah sekali diberitahu , rak . Nih , aku mau membuktikan kalau di belakang kita pasti ada sesuatu ... “ Fachry menoleh perlahan ke belakang .
“ Ada ....
“ Ada apa , Chry ? “ tanya Raka .
Fachry tak sanggup memberi tau apa yang terjadi kepada Raka .
“ Ada apa ?! “sangking kesalnya , Raka pun menoleh ke belakang .
Keduanya diam mematung seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat .
Sosok tersebut sudah ada di depan mata mereka . Sosok perempuan berpakaian putih kumal berambut panjang . Rambutnya itu menutupi bola matanya yang putih menyorot tajam ke arah mereka .
“ SETANNNNN !!!!!!!! “
Mereka berlari pontang – panting tanpa arah saking takutnya .
Akhirnya mereka sampai ke tenda dengan napas ngos – ngosan dan keringat bercucuran di dahi mereka begitu banyaknya .
“ Eh ... eh kalian semua kenapa , kayak abis kejar setan? “ tanya Satrio .
“ Hah ... Hhhaaahhh .... a...a...ada setan , Sat . “ napas tersengal .
“ HAH ! ADA SETAN ! DI MANA ?! “ mereka bertiga sontak terkejut .
“ Mendingan kalian semua masuk ke dalam tenda ! tutup rapat – rapat ! jangan sampai hantu itu masuk ke tenda . Ngerti ?! “
Akhirnya mereka semua masuk ke tenda , mentup rapat – rapat pintu tenda masing – masing . Mereka pura – pura tidur , menutupi seluruh tubuh mereka dengan selimut tebal , pikiran mereka diliputi rasa ketakutan sepanjang malam manakala hantu tersebut datang .
Mentari pagi sudah menerangi di tenda mereka , tapi satupun dari mereka tak ada yang mau keluar .
“ Eh Sat , coba cek kondisi di luar tuh hantu udah pergi blum ? “ suruh Fachry .
“ Yah kau Chry , tahunya cuma nyuruh orang aja . Kalo berani cek sana. “
“ Jangankan kau , aku aja gak berani , makanya aku nyuruh kau ... “
“ Ah udah – udah , ribut kalian semua . Ya udah aku aja yang ngecek di luar . “
Perlahan – lahan tapi pasti Raka membuka resleting tenda dengan hati- hati dan pintu tenda itu terbuka dan perlahan juga kepala Raka muncul keluar dan akhirnya badannya  keluar dari tenda .
Pelan – pelan Raka melangkah dari tenda dan dirinya dikejutkan oleh seseorang  muncul dari samping tenda .
“ Ah abang ini , ngagetin aja ! “ kata Raka sambil mengelus dada .
“ Kamu ini kenapa sih , ketakutan begitu . Mana teman kamu yang lain ? “ tanya abang Armand .
“ Lagi di tenda semua , Bang . Takut itu hantu datang ke tenda kemah . “
“ Hantu ? Hantu perempuan itu datang ke tenda ? “
“ Sebenarnya gak datang ke tenda cuma kami berdua yang berjumpa sama hantu itu . “
Satrio mengintip dari balik resleting tenda untuk mengetahui apa yang terjadi di luar . Melihat suasana mulai kondusif , Satrio mulai keluar dari dalam tenda , dikuti oleh teman – teman yang lain .
“ Kalian jumpa di mana ? “
“ Di hutan , waktu kami nyari kawan kami yang hilang . “
“ Hilang ? hilang kenapa ? “
“ Ya bang , Agun , teman kami . Udah dari semalam gak pulang – pulang ke tenda . Dia pamit katanya mau ngambil kayu . Kami sudah cari sampai kami harus jumpa hantu , dia hilang kayak di telan bumi . “
“ Hmmm ... Abang sebenarnya sulit mengatakan hal ini tapi kalian .... harus cepat meninggalkan pulau ini .... “ perkataannya mendatar .
“ Meninggalkan pulau ini ...?! “ begitu juga dengan Raka yang seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh bang Armand .
“ Eh , bang , jangan keenakan ceplos donk , kawan kami udah dua hilang di pulau inidan sedikitpun kami gak dapat petunjuk yang berarti tentang keberadaan mereka . Kami harus menemukan mereka , hidup atau mati ! “tegas Fachry yang juga mendengar perkataan bang Armand .
Bang Armand pun terdiam mendengar perkataan Fachry begitu pula dengan Raka dan teman – teman nya .
“ ... Maaf jika kata – kata abang terlalu spontan untuk kalian jadi suatu keputusan , tapi ini juga merupakan hal yang penting mengingat hantu itu merupakan hantu ganas , tak mudah kalian menghadapinya , lagipula sama saja nyawa kalian akan terbunuh sia – sia di pulau ini ... “
“ Ya memang itu konsekuensinya , aku juga setuju yang Fachry bilang . Kita akan cari mereka sampai ketemu , bukannya begitu , kawan - kawan ? “
Semua mengangguk pertanda setuju dengan apa yang dikatakan Satrio .
“ Hmm ya sudahlah , kalau ada hal yang mendesak segera hubungi abang , aku mau pergi dulu ada urusan mendadak . “ Armand mengangkat tangan .
“ Ok ... “ jawab Raka .
“ Ya sudah , kita beres – beres tenda dulu , Anna sama Fachry cari kayu bakar sama sumber air , biar aku , Satrio sama Rachel yang ngurus soal makanan , bisa kan ? “
“ Oh bisa kali pun , tapi si Anna nya mana ? “ kata Fachry
“ Ini aku lagi di dalam tenda , aku lagi ngambil jeregen buat nampung air . “ seraya keluar dari tenda .
“ Ayok kita pergi ... “ ajak Fachry
“ Kita pergi ya Raka ! “ pamit Anna .
“ Ya . Hati – hati . ”
Dalam perjalanan , keduanya tampak begitu akrab . Fachry sekali – kali melemparkan candaan kepada Anna . Anna pun membalas dengan tawa kecil menanggapi lelucon yang dikatakannya . Kini , mereka sudah memulai pembicaraan yang serius .
“ An , ngerasain gak ada sesuatu yang disembunyiin sama bang Armand tadi ? “
“ Disembunyiin apaan ? “ tanya Anna .
“ Mukanya tadi seperti mencemaskan sesuatu. Apa itu sebabnya dia menyuruh kita cepat pergi dari pulau ini atau ada hal lain yang berhubungan dengan hilangnya teman – teman kita ? “
“ Heh , jangan berprasangka buruk dulu deh , kita kan gak punya bukti apa – apa buat menuduh dia yang enggak – enggak , gak baik menuduh sembarangan . Lagipula kelihatannya dia orang yang baik kok . “
“ Yah aku cuma berspekulasi saja , bukan bermaksud menuduh , aku juga berharap kenyataannya gak seperti itu . Eh ngomongin soal kenyataan , kayaknya kita sudah lewat dari sumber air nya nih ? “ Fachry bingung .
“ Kayaknya iya nih , sudah kelewatan . Kita sih , ngobrolnya keenakan banget . Mana udah jauh banget lagi . “
“ Udahlah kalau begitu kita cari di sini aja , aku ke sana&kamu arah ke sana . “ kata Fachry sambil menunjuk arah Utara – Selatan .
“ Tapi sebelum kita pergi ini kuberikan seplastik beras buat pertanda arah siapa tahu kamu kenapa-napa jadi aku bisa datang ke tempatmu . “ Fachry sambil memberikan beras tersebut .
Akhirnya mereka berpencar dan Anna mulai menaburkan berasnya sebagai penunjuk jalannya .
Anna menemukan sumber air yang dia cari dan segera menyiapkan jeregen yang dibawanya untuk menampung air yang ada .
Di saat sedang mengisi air , Anna sudah merasakan firasat buruk di tempatnya mengisi air . Namun , itu semua tidak terlalu dipedulikannya , sampai suara gemerisik dari dalam semak – semak liar mengganggu konsentrasinya .
Srriik ... Srriikk ... ssriikkk ...
Awalnya Anna tidak menghiraukan suara berisik itu tetapi suara berisik itu semakin mendekat dan membuat Anna sedikit was – was . Anna mulai terganggu dengan suara itu , mencoba memberanikan diri melihat apa berada dalam semak liar itu .
“ Gak ada apa – apa ... “ ujarnya sambil berjalan .
“ Tapi , ... Kenapa beras – beras ini berhamburan dan s’perti ada yang mengacak – acak nya , tapi siapa ? “ batinnya .
“ Apa jangan – jangan binatang buas tapi acakannya tidak seperti diacak oleh binatang buas atau mungkin ...”
“ Ah gue pergi aja deh dari sini ... “ sambil cepat – cepat membawa jeregen air .
Belum sempat membalikan badan setengahnya, sebilah besi tajam bermata dua sudah menembus dadanya , Anna memuntahkan darah segar dari mulutnya .
CRATS !!
“ AOKH !! “
Pedang itumembuat dia tak berdaya . Menusuk jantungnya .  Anna tak mampu bertahan , ia menjatuhkan jeregen yang ada di tangan nya . Kakinya sudah goyah dan lemas , lututnya sudah tak mampu menopang badannya .
“ kamu ...... “ lirih Anna .
SRATT !
            Pembunuh misterius itu mencabut pedangnya dari tubuh Anna . Tubuh malang Anna jatuh mencium tanah ,darah kentalmenggenang & mulai meresap ke dalam tanah , di tempat dirinya t’lah ‘dieksekusi’ oleh sosok misterius itu
            Mendengar suara seperti seseorang tertusuk senjata tajam , Fachry berpaling dan melihat temannya tergeletak .
“ ANNA ! “
Fachry langsung bergegas ke sana dan orang misterius itu menghilang .
Akhirnya ia datang dan melihat temannya tewas secara mengenaskan dengan luka tusuk di dada . Tak terbendung lagi air mata Fachry begitu mengetahui temannya t’lah tewas dibunuh .
Fachry segera berlari menuju tenda terburu - buru , berharap agar dia bisa tiba di tenda dan memberi tahu teman – temannya agar mereka segera pergi dari pulau ini . Secepatnya !
Sambil berlari mencari jalan keluar dari hutan rimbun tersebut , ternyata diam – diam pembunuh misterius itu mengikutinya dari b’lakang . Saat berlari , Fachry terjatuh , kakinya tersandung akar pohon .
Tak menyia - nyiakan kesempatan yang ada , pembunuh misterius itu sudah ada di belakang nya dan Fachry mulai menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya besar !
“ Siapa kamu ?!!! “ pekik Fachry .
“ Kamu tak perlu tahu , yang perlu kamu lakukan adalah menyiapkan diri untuk menyusul teman – temanmu ada di sana ... “
“ Jadi ... kamu yang ... “ selaFachry
“ Tepat ! Bersiaplah ... “
Tak sempat meneruskan perkataannya , Pedang itu sudah memisahkan kepala Fachry dengan badannya . Kepalanya yang putus itu melayang sesaat di udara sebelum kepala itu menggelinding di tanah dan akhirnya berhenti . Ekspresi wajahnya begitu menyedihkan , s’perti menahan rasa sakit amat luar bisa sesaat pedang itu menebas lehernya .
Dipandanginya tubuh Fachry yang tanpa kepala itu , dia menyeret kepala dan badan yang terpisah dengan tangan kanannya dan terus berjalan untuk mengambil mayat Anna yang masih tergeletak di sana .
Tak terasa waktu terus berjalan , sudah hampir sore namun Anna dan Fachry belum juga kembali ke tenda , timbullah kekhawatiran dalam diri mereka .
“ Si Fachry sama si Anna lama banget ya , Sat ?Mereka mencari air sampai ke mana ya ? “ tanya Raka pada Satrio .
“ Iya nih , katanya mereka ke tengah hutan , tapi gak mungkinlah mereka sampai sesore ini , apa perlu kita cari mereka ?! “ timpal Satrio .
“ Sebaiknya jangan , lagi pula , hari sudah mau gelap , lebih baik besok saja , kita mencari mereka . “ jawab Rahel .
“ Tapi Hel ... “ sela Raka .
“ Rahel benar Sat . Ada baiknya kita cari mereka besok , lagi pula alat penerangan kita sudah hilang ... “ ujarSatrio .
“ Aah terserah kalian berdua lah , tapi perasaanku sudah gak enak banget ! “ Raka masih saja bersikeras namun dia akhirnya menyerah juga dan pencarian akan dilakukan esok hari .
Malam ini begitu sunyi . Rahel tertidur begitu pulas . Tiba – tiba ia merasakan dirinya berada di alam mimpi . Ia melihat seorang wanita dengan rambut hitam panjang sebahu dengan bola mata berkaca – kaca memandang dirinya .
“ Ka .. kamu siapa ? “ Rahel gugup .
“ Aku mohon kalian harus tinggalkan pulau ini secepatnya ! Aku mohon ! “
Perempuan itu memohon – mohon kepada Rahel . Dari ekspresinya , perempuan itu tidak bermain – main dengan ucapannya . Tapi , dia masih tak mengerti mengapa dia harus meninggalkan pulau ini . Saat ia ingin meminta penjelasan lebih banyak tentang pulau ini , wanita itu sudah menghilang. Matanya mendelik dan bangkit dari tidurnya . Ia mencubit – cubit tangannya dan menampar pelan pipinya , ia masih berpikir jika dirinya masih terjebak dalam mimpinya . Ia merasakan sakit ketika ia mencubit tangan dan pipinya , ia sudah sadar sepenuhnya .
Entah kenapa ia merasakan gerah dalam tendanya , ia membuka resleting tenda dan segera keluar dari tendanya . Ia melipat tangannya begitu angin darat menerpa kulit halusnya . Malam begitu mencekam , jangkrik dan suara lengkingan burung hantu mengiringi keheningan serta suara deburan ombak kecil mengikis pesisir pantai . Ya hanya itu yang didengarnya .
 Tapi Rahel begitu menikmati suasana seperti ini . Ia memandang ke langit hitam di mana bulan purnama bertemankan bintang – bintang menyinari dirinya . Tak diduga , sebuah tangan besar membekap wajahnya dengan sebuah saputangan . Saputangan itu berbau alkohol , membuat Rahel memberontak tapi sosok misterius itu berusaha membawanya ke dalam hutan . Rahel tak kuasa melawan , akhirnya pingsan dalam dekapan sosok itu tanpa diketahui oleh Raka dan Satrio .
“ Bangun Sat , sudah pagi nih ! Ayo cepat bergegas ! “ suara sopran Raka membangunkan tidur Satrio .
“ Oh iya bro , kita beres – beres dulu baru bangunin si Rahel . ”
15 menit usai mereka membereskan barang mereka , Satrio langsung beranjak ke tenda Rahel .
“ Nah ..aku udah beres – beres , saatnya bangunin Rahel . “ kata Satrio .
“ Rahel , kamu udah bangun belum ? “ tanya Satrio .
Satrio memanggil Rahel dari luar tenda ia berpikir bahwa temannya itu mungkin masih tertidur .
“ Lama banget ngejawab nya ? Rahel udah bangun blum ? “ tanya Satrio .
Begitu lama ia menanti jawaban dari Rahel , ia mencoba masuk ke dalam tenda .
“ Lho Rahel kemana ? Dia gak ada , Rak  ! “ Satrio panik .
“ Masa iya ?! Coba cek baik - baik ! “ kata Raka sambil keluar dari tenda .
Setelah mereka memeriksa dan mengecek daerah sekitar perkemahan , mereka tidak menemukan batang hidung Rahel di sana .
“ Wah gawat nih , Rahel hilang ?! Gimana nih bro , mana udah 5 orang kawan – kawan kita hilang ! S’karang Rahel pun juga hilang ! “ Raka bingung .
“ Aku juga bingung , Rak ! Kita gak tau apa yang mesti kita lakukan sekarang . “ kata Satrio dengan nada bicara rendah .
            Di tengah kekalutan mereka , Satrio melihat sebuah kertas terselip di bawah tenda di tempat mereka duduk .
            “ Rak , lihat di bawah tenda ada surat . “
            “ Surat ? Surat dari siapa , Sat ?
            “ Yah mana aku tau , belum juga aku ambil . “ kata Satrio sambil mengambil surat dan membukanya .
            Kalian ingin tahu kan di mana keberadaan teman – teman kalian sekarang ?Segeralah datang , teman – teman kalian sudah lama menunggu ...
            “ AKH SIAL ! Siapapun yang ngirim surat ini pasti tau apa yang terjadi terhadap teman – teman kita semua dan pasti dia penyebab ini semua ! “ pekik Raka .
“ Aku juga setuju Rak ! Kita harus secepatnya menemukan teman kita sebelum terjadi sesuatu yang buruk kepada mereka . “ kata Satrio .
            Mereka merasakan firasat buruk akan menimpa Rahel , segera bergegas masuk ke dalam hutan , dan membiarkan perlengkapan mereka di sana , mereka akan kembali setelah mereka menemukan Rahel dan yang lainnya .

No comments:

Post a Comment