Thursday, 11 June 2015

The Last Holiday ( Part 6 )



Armand & Rania
Di dalam pesawat , Rania iseng bertanya pada Armand yang kelihatan lebih kalem pada hari ini .
“ Mand , kau gak tukang mabuk kan ? “
“ Enggak Ran . Emangnya kamu tukang mabuk juga ? “
“ Aku juga enggak Mand . Kelihatannya gak ada tukang mabuk di sini . Si Rangga juga enggak kok . ”
“Tapingomong – ngomong , katanya kamu lagi dekat sama si Jen ya , Mand ? “
“ Siapa yang bilang ? “
“ Ya anak – anak di kampus kita . “
“ Ha , gak salah denger kamu Ran ? “ tantang Armand .
“ Gak kok . “ jawab Rania yakin .
“ Denger ya aku sama Jen itu cuma rekan sekerja aja . “
“ Teman sekerja ? Maksudnya ? “
“ Yang dibilang Armand itu benar , Ran . Jen sama Armand itu ya bisa dibilang rekan sekerja . Mereka punya planning untuk bekerja sama dengan beberapa penerbit & percetakan kecil buat ngirim naskah mereka ke sana . “ potong Rangga .
“ Oh jadi cerita nya mau jadi penulis toh ? “
“ Hem , makanya . “
“ Iya iya . “
Ketika Rania selesai bicara , tepat saat itu juga pramugari hendak datang menegur mereka , untungnya mereka sudah melihat pramugari itu akan datang menuju mereka dan segera memberhentikan pembicaraan mereka .
Armand sesekali melirik kantong bawah tempat dia menyimpan puisinya . Setelah itu , dia beralih kantong kemeja nya , sambil membuka sedikit kantongnya , melihat kalung emas berkilauan , membuat dirinya senyum – senyum sendiri .
“ Dek ada apa kok senyum – senyum sendiri ? “ tanya seorang laki – laki yang duduk di sampingnya .
“ I..iya gak apa – apa, gak ada , bang .” jawab Armand terbata – bata .
Armand tak sengaja melihat apa yang sedang dilakukan oleh kedua temannya , Rangga & Rania . Mereka kelihatan akrab sekali . Mereka sedang membicarakan sesuatu seperti hal yang sangat intim sekali . Rania terlihat sesekali tersenyum kecil mendengar apa yang dibicarakan Rangga walaupun suara yang terdengar Armand pelan .
Terbesit rasa cemburu dalam hati Rangga melihat kedekatan mereka berdua .
“ Ada apa dengan hubungan mereka ? Apa mereka sudah ... ? “
“ Ah sudahlah , lebih baik aku tidur . “ kata Armand dalam hati .
Armand lebih memilih tidur ketimbang berkompromi dengan pikiran yang semakin membuat dirinya berprasangka buruk kepada kedua temannya .
1 jam t’lah berlalu
“ Mand .. Mand bangun . Udah nyampe nih di bandara . “
“ Iya , cepet bangun . “
Armand pun segera bangun dan segera mengambil persiapan untuk landing . Kemudian , tibalah pesawat di bandara . Semua penumpang sudah beranjak dari tempat duduknya begitu juga dengan mereka bertiga sudah menuju pintu keluar .
“ Akhirnya udah nyampe di bandara kan , Rang ? “
“ Iya Ran . Nggak terasa juga ya perjalanan jauh . “
Terlihat Armand berdiri dengan wajah senyum – senyum sendiri sesudah mereka bertiga turun dari tangga pesawat , Rangga yang melihat Armand bertingkah aneh langsung menegurnya .
“ Eh Mand senyum – senyum sendiri , kesambetkau ?! “
“ Gak apa – apa Rang . Slow aja . “
“ Iya nih , baru turun dari pesawat , udah aneh – aneh gini tingkahnya . “
“ Udahlah gak usah dibahas lagi . Ayok kita cari angkutan . “
Akhirnya angkutan yang mereka cari sudah berhenti di depan mereka dan langsung mengambil tempat duduk .
“ Rang , itu pulau Hinako ada di mana sih kok jauh banget ? “
“ Ya lumayan jauh memang . Tapi kita bisa nginap di losmen satu malam sebelum kita ke sana . “
“ Memang jauh sih , Mand . Kata teman – teman sih begitu . Ya sabar – sabar aja makanya kita ngambil 4 – 5 hari liburan tapi kalo udah nyampe di sana pasti gak akan nyesal deh . “
“ Ok lah , kita jalanin ajalah . “
Setalah 1 jam mereka di dalam mobil akhirnya mereka sampai juga di losmen yang dikatakan oleh Rangga .
“ Yah kita sudah sampai di losmennya . Ayo kita masuk . “ kata Rangga sambil memberi ongkos .
Akhirnya mereka bertiga bergegas membawa barang mereka masuk ke losmen tersebut . Mereka meminta kunci kamar untuk 2 orang , satu kamar untuk Rangga & Armand dan satu kamar lagi untuk Rania .
“ Ran , enggak apa – apa kan kamu tidur sendirian di kamar ini? “ sambil memberi kunci pada Rania .
“ Ah gak apa – apa Rang . Kan ada kalian berdua terutama kamu , Rang . “ sambil melirik Rangga .
“ Ah ada – ada aja kamu, Ran . Jangan gitu donk , jadi si Armand kamu anggap siapa ? “
“ Iya nih . Lagi – lagi nyinggung Rangga mulu . “
“ Haha biasa aja lagi Mand , just kidding . “
“ Sudah – sudah . Masuk kamar masing – masing , dari tadi ngomong mulu . “
Mereka pun masuk ke kamar masing – masing dan Rangga keluar untuk memesan makan , ternyata Rania juga ingin memesan makanan , Rangga berniat mengajak Rania untuk memesan makanan bersama dengannya .
Ketika sedang berjalan SMS masuk ke HP Rania .
Ran , jam 10 nanti malam datang ya ke teras depan losmen ini ada sesuatu yang mau aku katakan sama kamu .
Rania membalasnya  , Ok Mand.
            Rania masih bertanya – tanya dalam hati apa yang akan dibicarakan oleh Armand kepada dirinya , mengundang Rangga untuk bertanya padanya yang dari tadi serius menatap layar HP nya .
            “ Hei Ran , ada apa sih serius banget mukanya ? “
            “ Oh gak ada apa – apa , Rang. Ini si Lenny mau nanya doank kapan masuk kuliah . “
            “ Owh begitu . “ Rangga mengangguk pelan .
            Waktu terus berputar hingga menunjukkan jam 10 malam , tiba saatnya Rania mengetahui apa yang ingin katakan Armand padanya .Sambil berjalan Rania mendengar sayup - sayup suara seseorang seperti membaca puisi dari teras losmen tersebut .
Rania pun melihat Armand sudah menunggunya di teras itu .
“ Armand , kamu udah di sini ? “
“ Ya betul .
“ Kamu yang baca puisi itu tadi ? “
“ Hm , “ sambil berdeham .
“ Ah masa iya ? “
“ Iya loh Ran , masa kamu gak percaya ? “
“ Iya aku gak percaya . “
“ Mau dengerin ? “ sambil mengambil sebuah kertas , terlebih dahulu dia menarik napas untuk membacakan puisinya itu .
Awal kupandang matamu saat pertama berjumpa
Mengembang sebuah senyuman manis dari bibirmu
Menghangatkan hati yang dingin ini
Tutur katamu yang begitu lembut kudengar
Mencairkan hati yang keras ini
Tulus sifatmu  kaulakukan padaku
Menerangi setiap relung hati yang gelap
Kuyakin dara kaulah pelipur laraku
Mengusap setiap tetes air mataku yang mengalir
Mengalir di saat semua rasa sakit & derita membelenggu
Kaulah anugrah Tuhan yang dikirimkan
Saat kutahu hanya padamulah diberikan tulus cintaku .
“ Puisi yang bagus . Kamu sendiri yang buat puisi ini ? “
“ Ya iya . Puisi ini spesial buat kamu . “
“ Buat aku ? Haha , masa iya ? “ Rania tertawa .
“ Ya .  Kamu ingin tau kan apa yang mau kukatakan padamu ? “
“ Jadi apa yang mau kamu bilang ? “
“ Aku ... “ Armand gugup .
“ Aku apa ? “
“ Aku .. Cuma ... mau bilang ... ? “
“ Bilang apa ? “ Rania penasaran .
“ Aku sayang kamu , Rania ... Maukah kamu menerima cintaku? “
Rania terdiam sambil memalingkan kepalanya ke kiri .
“ Hmm ... Maaf Arman , aku gak bisa .. “
“ Kenapa begitu Rania ? “
“ Aku sama Rangga udah mau tunangan ... “ Rania merasa berat hati mengatakan hal ini .
Armand terdiam dan ketika itu jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat ketika dirinya menolak cintanya .
“ Maaf Armand , bukannya aku bermaksud menyakiti kamu , tapi ini udah jadi keputusan kami berdua . “
“ Sejak kapan kalian sudah bertunangan ? “
“ Awal bulan Desember , Mand . Sekali lagi maaf aku gak , ngasih tahu hal ini dari awal . “
“ Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu . Aku terlalu memaksa untuk ngungkapkan semua ini . Ya , mungkin aku terlalu berharap ingin memilikimu tanpa tahu kalau kamu sudah dimiliki orang lain . “
“ Tapi Armand bisa kah aku meminta satu hal ? “
“ Apa itu ? “
“ Aku harap kita bertiga tetap berteman . “
“ Tidak masalah . “
“ Aku juga berharap kamu bisa menerima semua ini , Mand . “
Sambil tersenyum tipis Armand berkata , “ Aku bisa terima semua ini , Ran , jangan khawatir . Persahabatan kita tetap seperti dulu . “
“ Thanks ya Mand . Kamu udah mau ngertiin aku . Aku sudah mengantuk nih , aku ke kamar dulu ya , Good night Armand . “
“ Malam juga , Ran . Have nice a dream . “
Rania pergi meninggalkan Armand yang kini sendirian . Di balik senyumannya tersimpan kekecewaan pada Rania . Dirinya berharap pernyataan cintanya diterima tetapi kenyataan berkata lain . Hatinya terus menyalahkan -- mengapa perasaan itu muncul dalam dirinya , mengapa kepada dia hatinya tertuju – dan kenapa ? . Pertanyaan itu terus bergelayut di kepalanya dan berkecamuk  dalam hatinya , namun Armand coba menepis semua perasaannya , dia tak ingin persahabatan hancur karena emosi sesaat .
Malam t’lah berlalu . Waktu sudah menunjukkan pukul 07 . 30 pagi . Sudah waktunya mereka pergi dari situ , Arman & Rangga sudah menaruh barang bawaan mereka di depan pintu losmen dan disusul oleh Rania . Melihat keduanya sudah siap – siap , tatkala Rania melempar senyum pada Armand yang melihat dirinya datang , seolah – olah melupakan kejadian tadi malam . Armand juga membalas senyuman yang diberikan oleh Rania padanya seolah kejadian tadi malam tidak pernah terjadi .
Perjalanan berlanjut . Mereka bertiga masih terus berjalan untuk bisa sampai di pulau itu . Armand hanya bisa tersenyum melihat kedekatan Rangga dan Rania yang berbincang dan sesekali melempar candaan dan gurauan .
“ Heh Armand mukamu kenapa ? Kok murung begitu ?! “
“ Ah enggak apa – apa Rang . Aku cuma kena masuk angin aja . Biasalah nggak pernah melakukan perjalanan jarak jauh . “ kilah Armand .
“ Oh begitu . Nanti kamu minum Antangin aja . Rania bawa kok perlengkapan P3K . Kamu masih sanggup jalan kan ? Kalo gak sanggup kita istirahat aja dulu ? “
“ Ah gak apa – apa kok . Gak usah istirahat lah . Lagian perjalanan kita masih jauh sekitar 1 jam lagi . Nanti obatnya aku minum kalo udah sampai di pulau itu . “
“ Ya sudah kalau kamu masih sanggup . Ayo kita lanjut . “
Perjalanan pun dilanjutkan . Tanpa terasa mereka telah sampai di pulau Hinako . Pemandangan yang indah dengan deburan ombak dan hamparan pasir putih di pinggir pantai serta pepohonan kelapa tumbuh di pulau itu memanjakan mata mereka .
“ Gak sia – sia ngeluarin banyak uang buat liburan ini dan ternyata terbayar deh semua di pulau ini , ya kan Rang ? “
“ Hem benar – benar panorama pulau yang indah , gak sia – sia keluar banyak uang buat liburan ini , gimana menurutmu Mand ? “
“ Ya sama juga . Baru kali ini aku ngerasain liburan . “
Sebelum mereka menikmati panorama indah di pulau ini , mereka menyusun peralatan dan tenda mereka dan akhirnya mereka sudah siapkan . Armand dan Rangga ingin menikmati deburan ombak dengan berselancar . Kebetulan , mereka melihat 2 papan selancar tergeletak di atas pasir .
Mereka memulai aksi bergaya di atas papan selancar . Rania terus meneriakkan nama Rangga yang terlihat begitu lihai bergaya di atas papan selancar , tapi Armand tak mau kalah dengan Rangga , Armand juga beraksi menunjukkan keahliannya berselancar untuk merebut perhatian Rania .
Waktu sudah menunjukkan jam 11 siang , Armand , Rangga dan Rania sudah mengumpulkan 5 buah kelapa muda , hasil panjatan Rangga .
“ Mand , kau mau mancing ikan ? “
“ Ya Rang , buat persediaan bahan makanan kita . “
“ Kita berdua juga mau pergi cari kayu dan persediaan air ke dalam hutan . Kau bisa kan jagain tenda , Mand ? “
“ Oke Sip dah ! Lagipula aku mancing nggak jauh – jauh dari sini kok . “
“ Ya sudah . Kami pergi dulu ya , Mand . “
Rangga & Rania t’lah pergi ke dalam dalam hutan & Armand pergi memancing . 30 menit berlalu selesai sudah Armand memancing 6 ekor ikan dia dapatkan untuk hari ini dan Armand sudah kembali ke tenda untuk memanggang & menyajikan ikan untuk makan siang sambil menunggu Rangga & Rania kembali .
Armand sudah siap memasak ikan dan meletakkannya di atas dedaunan pisang dan menaruh nasi di piring mereka masing – masing di saat itu pula Rangga & Rania datang .
“ Eh lama banget kalian berdua ? Habis dari mana kalian ? “ tanya Armand
“ Ya nyari kayu sama air minum kita lah , jadi apa lagi ? “
“ Iya iya gua tau , tapi loe kok kayak orang kecapekan gitu , lemas lagi , apa jangan – jangan ... ? “
“ Pikiranmu kok , mesum banget sih , Mand ! Udah capek nyari kayu sama air minum kita , kau malah nuduh – nuduh yang enggak – enggak ! “ ketus Rania .
“ Ya udah , aku cuma bercanda . Enggak usah sensi kali . Ini makan dulu , udah gua siapain . “ sambil menyodorkan makanan .
Begitulah yang mereka lakukan selama berada di pulau itu , Rangga & Rania terlihat akrab sekali dan Armand hanya bisa memandang kedekatan mereka berdua . Armand selalu membayangkan jika dia yang bersama dengan Rania . Betapa senang hati jika bisa dekat dengan Rania . Tapi itu semua hanya tinggal mimpi , Rania lebih memilih Rangga ketimbang dirinya . Armand hanya bisa pasrah mungkin ini sudah jalan takdirnya .
Waktu t’rus bergulir , mereka bertiga sudah selesai berlibur . Masuk kuliah seperti biasanya . Armand yang ingin mencoba melupakan Rania sedikit demi sedikit tapi dirasa begitu susah oleh Armand karena mereka berdua satu fakultas .
Rania bersikap begitu ramah pada dirinya , tak mungkin dia memasang wajah cemberut ketika dirinya tersenyum atau memalingkan wajah ketika Rania hendak menyapa dirinya , hanya akan membuatnya tersinggung .
Tapi akhir – akhir ini , Rania sudah tak masuk kuliah hampir 2 minggu lamanya . Armand bertanya – tanya dalam hatinya kemana Rania . Tak terdengar kabarnya , minimal memberi tahu keadaannya lewat SMS pun tak pernah lagi  . Di sisi lain hatinya , ini akan membuatnya lebih mudah untuk “ terapi “ untuk melupakan bayang – bayang Rania di pikirannya perlahan – lahan .
Lagi dan lagi , terlintas wajah Rania di pikiran Armand , membuat dirinya tak konsentrasi dalam bekerja .
“ Kenapa lama sekali ngantar nya . Dari tadi meja pelanggan nomor 14 belum menerima pesanannya ! “ perintah sang manager
Mendengar bentakan sang manager , Arman langsung bergegas menuju ke meja pelanggannya dabn sejenak berpikir .
“ Apa yang terjadi dengan Rania , kenapa selama 2 minggu ini tak ada kabarnya ? Aku jadi semakin khawatir . “ Armand cemas .
“ Apa mungkin nya aku ngambil waktu cuti buat cari tahu keadaan nya sekarang ? Ya , mungkin aku harus ambil cuti . “
Setelah dia berkompromi dengan dirinya , akhirnya Armand pergi ke kantor manager untuk surat permohonan cutinya . Sempat sang manajer tidak mengabulkan surat permohonan cutinya , tetapi dengan negosiasi yang cukup alot , akhirnya sang manager menagbulkan surat cuti dengan catatan gajinya dipotong 10 % dan waktu cutinya hanya 3 hari . Armand pun hanya mengiyakan kesepakatan yang telah disetujui oleh dia dan manajernya , yang ada di pikirannya hanya ingin mengetahui di mana keberadaan Rania .
Akhirnya tibalah Armand di kontarakannya . Rumah kontrakan hasil penjualan rumah peninggalan orang tuanya dan kedai kopi . Hanya itu tersisa harta warisan yang diberikan oleh orang tua nya yang meninggal karena kecelakaan , dan dia berhak untuk mewarisinya karena dia adalah anak tunggal dalam keluarganya . Memang ukurannya tidak terlalu besar , tetapi baginya sudah cukup nyaman untuk sebuah tempat tinggal .
Setelah dia melepaskan pakaiannya , Armand merebahkan badan dan teringat dia akan kejadian di losmen 3 minggu yang lalu .
“ Aku pikir itu kamu , ternyata tidak . “ sambil menghela nafas dan beringsut dari tempat tidurnya .
Di sebelah nya terlihat sebuah kertas dan pulpen tergeletak di atas lemarinya , kemudian mengambilnya  Armand mulai menggoreskan penanya di atas kertas , baginya puisi adalah salah satu caranya untuk mengungkapkan perasaannya yang sedang galau saat ini .
Ketika cinta t’lah datang aku menyambutnya
Hatiku yang t’rus mencari separuh dari dirinya
T’rus mengajak diriku untuk berpetualang
Kulihat kau begitu beda kau punya arti sendiri
Di setiap katamu , sikapmu , senyummu
Hati ini seolah memujamu
Inginkan kamu yang jadi pelengkap hatinya
Ketika hati ini mulai menemukanmu
Hatimu t’lah menunjuk satu
Satu pria yang menjadi pendamping hidupmu
Dia tersenyum aku hancur
Dalam perasaan kesedihan yang mendalam
Mencoba tersenyum lagi di saat rasa menjadi hambar
Di saat kau sudah bahagia bersama dirinya
Di sini aku masih sendiri
Terjebak dalam keterlanjuran
Aku terlanjur mencintaimu
Sulit bagiku lupakanmu
Kau sudah menusuk terlalu dalam
Sulit juga bagiku untuk melepaskannya
Apakah hatiku masih saja mengharapkan dirimu
Atau kamu memang tulang rusuk yang hilang
Rania ...
Tanpa terasa menetas air mata Armand dari pelupuk matanya , mengingat jawaban Rania begitu menyakiti hatinya , yang diinginkan Armand hanyalah menjadi pendamping hidup Rania , gadis yang sangat dicintainya untuk mengarungi perjalanan hidup yang semakin sulit dan menemani hari – harinya yang begitu sepi .
            Di saat Armand larut dalam kesedihan , berbunyilah HP nya .
“ Halo , ini Armand kan ? “
“ Iya ini aku Armand , kamu ke mana aja selama ini , Ran ? Kok nggak pernah ngasi kabar ? “
“ Ada hal penting mau gua omongin samamu . Gak elu datang ke kafe sekarang ? “
            Armand melihat jam dinding dan sudah menunjukkan jam 10 malam , sebenarnya Armand ingin pergi menemui Rania tetapi karena badmooddan dirinya merasa tidak enak badan , Armand mencari alasan agar dia menunda pertemuannya malam ini .
“ Ah sudah malam Ran . Kenapa gak besok aja ? “
“ Ya udah besok aja . Aku harap kamu datang ya Mand . Kutunggu . “
“ Tapi ngomong – ngomong ada apaan sih , kelihatan kamuserius banget , Ran ? “
“ Besok akan kuberi tahu. “ Rania sambil menutup handphonenya .
Dalam hati Armand berkata , “ Ada apa dengan Rania ? Pasti ada sesuatu yang disembunyikan . Pokoknya aku harus ketemu sama dia . ”

No comments:

Post a Comment