Armand & Rania
Di
dalam pesawat , Rania iseng bertanya pada Armand yang kelihatan lebih kalem
pada hari ini .
“ Mand
, kau gak tukang mabuk kan ? “
“
Enggak Ran . Emangnya kamu tukang mabuk juga ? “
“ Aku
juga enggak Mand . Kelihatannya gak ada tukang mabuk di sini . Si Rangga juga
enggak kok . ”
“Tapingomong
– ngomong , katanya kamu lagi dekat sama si Jen ya , Mand ? “
“ Siapa
yang bilang ? “
“ Ya
anak – anak di kampus kita . “
“ Ha ,
gak salah denger kamu Ran ? “ tantang Armand .
“ Gak
kok . “ jawab Rania yakin .
“
Denger ya aku sama Jen itu cuma rekan sekerja aja . “
“ Teman
sekerja ? Maksudnya ? “
“ Yang
dibilang Armand itu benar , Ran . Jen sama Armand itu ya bisa dibilang rekan
sekerja . Mereka punya planning untuk
bekerja sama dengan beberapa penerbit & percetakan kecil buat ngirim naskah
mereka ke sana . “ potong Rangga .
“ Oh
jadi cerita nya mau jadi penulis toh ? “
“ Hem ,
makanya . “
“ Iya
iya . “
Ketika
Rania selesai bicara , tepat saat itu juga pramugari hendak datang menegur
mereka , untungnya mereka sudah melihat pramugari itu akan datang menuju mereka
dan segera memberhentikan pembicaraan mereka .
Armand sesekali
melirik kantong bawah tempat dia menyimpan puisinya . Setelah itu , dia beralih
kantong kemeja nya , sambil membuka sedikit kantongnya , melihat kalung emas berkilauan
, membuat dirinya senyum – senyum sendiri .
“ Dek
ada apa kok senyum – senyum sendiri ? “ tanya seorang laki – laki yang duduk di
sampingnya .
“
I..iya gak apa – apa, gak ada , bang .” jawab Armand terbata – bata .
Armand
tak sengaja melihat apa yang sedang dilakukan oleh kedua temannya , Rangga
& Rania . Mereka kelihatan akrab sekali . Mereka sedang membicarakan
sesuatu seperti hal yang sangat intim sekali . Rania terlihat sesekali
tersenyum kecil mendengar apa yang dibicarakan Rangga walaupun suara yang
terdengar Armand pelan .
Terbesit
rasa cemburu dalam hati Rangga melihat kedekatan mereka berdua .
“ Ada
apa dengan hubungan mereka ? Apa mereka sudah ... ? “
“ Ah
sudahlah , lebih baik aku tidur . “ kata Armand dalam hati .
Armand
lebih memilih tidur ketimbang berkompromi dengan pikiran yang semakin membuat
dirinya berprasangka buruk kepada kedua temannya .
1 jam
t’lah berlalu
“ Mand
.. Mand bangun . Udah nyampe nih di bandara . “
“ Iya ,
cepet bangun . “
Armand
pun segera bangun dan segera mengambil persiapan untuk landing . Kemudian , tibalah pesawat di bandara . Semua penumpang
sudah beranjak dari tempat duduknya begitu juga dengan mereka bertiga sudah
menuju pintu keluar .
“
Akhirnya udah nyampe di bandara kan , Rang ? “
“ Iya
Ran . Nggak terasa juga ya perjalanan jauh . “
Terlihat
Armand berdiri dengan wajah senyum – senyum sendiri sesudah mereka bertiga
turun dari tangga pesawat , Rangga yang melihat Armand bertingkah aneh langsung
menegurnya .
“ Eh
Mand senyum – senyum sendiri , kesambetkau ?! “
“ Gak
apa – apa Rang . Slow aja . “
“ Iya
nih , baru turun dari pesawat , udah aneh – aneh gini tingkahnya . “
“
Udahlah gak usah dibahas lagi . Ayok kita cari angkutan . “
Akhirnya
angkutan yang mereka cari sudah berhenti di depan mereka dan langsung mengambil
tempat duduk .
“ Rang
, itu pulau Hinako ada di mana sih kok jauh banget ? “
“ Ya
lumayan jauh memang . Tapi kita bisa nginap di losmen satu malam sebelum kita
ke sana . “
“
Memang jauh sih , Mand . Kata teman – teman sih begitu . Ya sabar – sabar aja
makanya kita ngambil 4 – 5 hari liburan tapi kalo udah nyampe di sana pasti gak
akan nyesal deh . “
“ Ok
lah , kita jalanin ajalah . “
Setalah
1 jam mereka di dalam mobil akhirnya mereka sampai juga di losmen yang
dikatakan oleh Rangga .
“ Yah
kita sudah sampai di losmennya . Ayo kita masuk . “ kata Rangga sambil memberi
ongkos .
Akhirnya
mereka bertiga bergegas membawa barang mereka masuk ke losmen tersebut . Mereka
meminta kunci kamar untuk 2 orang , satu kamar untuk Rangga & Armand dan
satu kamar lagi untuk Rania .
“ Ran ,
enggak apa – apa kan kamu tidur sendirian di kamar ini? “ sambil memberi kunci
pada Rania .
“ Ah
gak apa – apa Rang . Kan ada kalian berdua terutama kamu , Rang . “ sambil
melirik Rangga .
“ Ah
ada – ada aja kamu, Ran . Jangan gitu donk , jadi si Armand kamu anggap siapa ?
“
“ Iya
nih . Lagi – lagi nyinggung Rangga mulu . “
“ Haha biasa
aja lagi Mand , just kidding . “
“ Sudah
– sudah . Masuk kamar masing – masing , dari tadi ngomong mulu . “
Mereka
pun masuk ke kamar masing – masing dan Rangga keluar untuk memesan makan ,
ternyata Rania juga ingin memesan makanan , Rangga berniat mengajak Rania untuk
memesan makanan bersama dengannya .
Ketika
sedang berjalan SMS masuk ke HP Rania .
Ran , jam 10 nanti malam datang ya ke teras
depan losmen ini ada sesuatu yang mau aku katakan sama kamu .
Rania
membalasnya , Ok Mand.
Rania masih bertanya – tanya dalam hati apa yang akan
dibicarakan oleh Armand kepada dirinya , mengundang Rangga untuk bertanya
padanya yang dari tadi serius menatap layar HP nya .
“ Hei Ran , ada apa sih serius banget mukanya ? “
“ Oh gak ada apa – apa , Rang. Ini si Lenny mau nanya
doank kapan masuk kuliah . “
“ Owh begitu . “ Rangga mengangguk pelan .
Waktu terus berputar hingga menunjukkan jam 10 malam ,
tiba saatnya Rania mengetahui apa yang ingin katakan Armand padanya .Sambil
berjalan Rania mendengar sayup - sayup suara seseorang seperti membaca puisi
dari teras losmen tersebut .
Rania
pun melihat Armand sudah menunggunya di teras itu .
“
Armand , kamu udah di sini ? “
“ Ya
betul .
“ Kamu
yang baca puisi itu tadi ? “
“ Hm ,
“ sambil berdeham .
“ Ah
masa iya ? “
“ Iya
loh Ran , masa kamu gak percaya ? “
“ Iya
aku gak percaya . “
“ Mau
dengerin ? “ sambil mengambil sebuah kertas , terlebih dahulu dia menarik napas
untuk membacakan puisinya itu .
Awal kupandang matamu saat pertama berjumpa
Mengembang sebuah senyuman manis dari bibirmu
Menghangatkan hati yang dingin ini
Tutur katamu yang begitu lembut kudengar
Mencairkan hati yang keras ini
Tulus sifatmu
kaulakukan padaku
Menerangi setiap relung hati yang gelap
Kuyakin dara kaulah pelipur laraku
Mengusap setiap tetes air mataku yang mengalir
Mengalir di saat semua rasa sakit & derita
membelenggu
Kaulah anugrah Tuhan yang dikirimkan
Saat kutahu hanya padamulah diberikan tulus
cintaku .
“ Puisi
yang bagus . Kamu sendiri yang buat puisi ini ? “
“ Ya
iya . Puisi ini spesial buat kamu . “
“ Buat
aku ? Haha , masa iya ? “ Rania tertawa .
“ Ya
. Kamu ingin tau kan apa yang mau
kukatakan padamu ? “
“ Jadi
apa yang mau kamu bilang ? “
“ Aku
... “ Armand gugup .
“ Aku
apa ? “
“ Aku
.. Cuma ... mau bilang ... ? “
“
Bilang apa ? “ Rania penasaran .
“ Aku
sayang kamu , Rania ... Maukah kamu menerima cintaku? “
Rania
terdiam sambil memalingkan kepalanya ke kiri .
“ Hmm
... Maaf Arman , aku gak bisa .. “
“
Kenapa begitu Rania ? “
“ Aku
sama Rangga udah mau tunangan ... “ Rania merasa berat hati mengatakan hal ini
.
Armand terdiam
dan ketika itu jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat ketika dirinya
menolak cintanya .
“ Maaf
Armand , bukannya aku bermaksud menyakiti kamu , tapi ini udah jadi keputusan
kami berdua . “
“ Sejak
kapan kalian sudah bertunangan ? “
“ Awal
bulan Desember , Mand . Sekali lagi maaf aku gak , ngasih tahu hal ini dari
awal . “
“
Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu . Aku terlalu memaksa untuk
ngungkapkan semua ini . Ya , mungkin aku terlalu berharap ingin memilikimu
tanpa tahu kalau kamu sudah dimiliki orang lain . “
“ Tapi
Armand bisa kah aku meminta satu hal ? “
“ Apa
itu ? “
“ Aku
harap kita bertiga tetap berteman . “
“ Tidak
masalah . “
“ Aku
juga berharap kamu bisa menerima semua ini , Mand . “
Sambil
tersenyum tipis Armand berkata , “ Aku bisa terima semua ini , Ran , jangan
khawatir . Persahabatan kita tetap seperti dulu . “
“
Thanks ya Mand . Kamu udah mau ngertiin aku . Aku sudah mengantuk nih , aku ke
kamar dulu ya , Good night Armand . “
“ Malam
juga , Ran . Have nice a dream . “
Rania
pergi meninggalkan Armand yang kini sendirian . Di balik senyumannya tersimpan
kekecewaan pada Rania . Dirinya berharap pernyataan cintanya diterima tetapi
kenyataan berkata lain . Hatinya terus menyalahkan -- mengapa perasaan itu
muncul dalam dirinya , mengapa kepada dia hatinya tertuju – dan kenapa ? .
Pertanyaan itu terus bergelayut di kepalanya dan berkecamuk dalam hatinya , namun Armand coba menepis
semua perasaannya , dia tak ingin persahabatan hancur karena emosi sesaat .
Malam
t’lah berlalu . Waktu sudah menunjukkan pukul 07 . 30 pagi . Sudah waktunya
mereka pergi dari situ , Arman & Rangga sudah menaruh barang bawaan mereka
di depan pintu losmen dan disusul oleh Rania . Melihat keduanya sudah siap –
siap , tatkala Rania melempar senyum pada Armand yang melihat dirinya datang ,
seolah – olah melupakan kejadian tadi malam . Armand juga membalas senyuman
yang diberikan oleh Rania padanya seolah kejadian tadi malam tidak pernah
terjadi .
Perjalanan
berlanjut . Mereka bertiga masih terus berjalan untuk bisa sampai di pulau itu
. Armand hanya bisa tersenyum melihat kedekatan Rangga dan Rania yang
berbincang dan sesekali melempar candaan dan gurauan .
“ Heh
Armand mukamu kenapa ? Kok murung begitu ?! “
“ Ah
enggak apa – apa Rang . Aku cuma kena masuk angin aja . Biasalah nggak pernah
melakukan perjalanan jarak jauh . “ kilah Armand .
“ Oh begitu
. Nanti kamu minum Antangin aja . Rania bawa kok perlengkapan P3K . Kamu masih
sanggup jalan kan ? Kalo gak sanggup kita istirahat aja dulu ? “
“ Ah
gak apa – apa kok . Gak usah istirahat lah . Lagian perjalanan kita masih jauh
sekitar 1 jam lagi . Nanti obatnya aku minum kalo udah sampai di pulau itu . “
“ Ya sudah
kalau kamu masih sanggup . Ayo kita lanjut . “
Perjalanan
pun dilanjutkan . Tanpa terasa mereka telah sampai di pulau Hinako .
Pemandangan yang indah dengan deburan ombak dan hamparan pasir putih di pinggir
pantai serta pepohonan kelapa tumbuh di pulau itu memanjakan mata mereka .
“ Gak
sia – sia ngeluarin banyak uang buat liburan ini dan ternyata terbayar deh
semua di pulau ini , ya kan Rang ? “
“ Hem
benar – benar panorama pulau yang indah , gak sia – sia keluar banyak uang buat
liburan ini , gimana menurutmu Mand ? “
“ Ya
sama juga . Baru kali ini aku ngerasain liburan . “
Sebelum
mereka menikmati panorama indah di pulau ini , mereka menyusun peralatan dan
tenda mereka dan akhirnya mereka sudah siapkan . Armand dan Rangga ingin
menikmati deburan ombak dengan berselancar . Kebetulan , mereka melihat 2 papan
selancar tergeletak di atas pasir .
Mereka
memulai aksi bergaya di atas papan selancar . Rania terus meneriakkan nama
Rangga yang terlihat begitu lihai bergaya di atas papan selancar , tapi Armand
tak mau kalah dengan Rangga , Armand juga beraksi menunjukkan keahliannya berselancar
untuk merebut perhatian Rania .
Waktu
sudah menunjukkan jam 11 siang , Armand , Rangga dan Rania sudah mengumpulkan 5
buah kelapa muda , hasil panjatan Rangga .
“ Mand
, kau mau mancing ikan ? “
“ Ya
Rang , buat persediaan bahan makanan kita . “
“ Kita
berdua juga mau pergi cari kayu dan persediaan air ke dalam hutan . Kau bisa
kan jagain tenda , Mand ? “
“ Oke
Sip dah ! Lagipula aku mancing nggak jauh – jauh dari sini kok . “
“ Ya
sudah . Kami pergi dulu ya , Mand . “
Rangga
& Rania t’lah pergi ke dalam dalam hutan & Armand pergi memancing . 30
menit berlalu selesai sudah Armand memancing 6 ekor ikan dia dapatkan untuk
hari ini dan Armand sudah kembali ke tenda untuk memanggang & menyajikan
ikan untuk makan siang sambil menunggu Rangga & Rania kembali .
Armand
sudah siap memasak ikan dan meletakkannya di atas dedaunan pisang dan menaruh
nasi di piring mereka masing – masing di saat itu pula Rangga & Rania
datang .
“ Eh
lama banget kalian berdua ? Habis dari mana kalian ? “ tanya Armand
“ Ya
nyari kayu sama air minum kita lah , jadi apa lagi ? “
“ Iya
iya gua tau , tapi loe kok kayak orang kecapekan gitu , lemas lagi , apa jangan
– jangan ... ? “
“
Pikiranmu kok , mesum banget sih , Mand ! Udah capek nyari kayu sama air minum
kita , kau malah nuduh – nuduh yang enggak – enggak ! “ ketus Rania .
“ Ya
udah , aku cuma bercanda . Enggak usah sensi kali . Ini makan dulu , udah gua
siapain . “ sambil menyodorkan makanan .
Begitulah
yang mereka lakukan selama berada di pulau itu , Rangga & Rania terlihat akrab
sekali dan Armand hanya bisa memandang kedekatan mereka berdua . Armand selalu
membayangkan jika dia yang bersama dengan Rania . Betapa senang hati jika bisa
dekat dengan Rania . Tapi itu semua hanya tinggal mimpi , Rania lebih memilih
Rangga ketimbang dirinya . Armand hanya bisa pasrah mungkin ini sudah jalan
takdirnya .
Waktu
t’rus bergulir , mereka bertiga sudah selesai berlibur . Masuk kuliah seperti
biasanya . Armand yang ingin mencoba melupakan Rania sedikit demi sedikit tapi
dirasa begitu susah oleh Armand karena mereka berdua satu fakultas .
Rania
bersikap begitu ramah pada dirinya , tak mungkin dia memasang wajah cemberut
ketika dirinya tersenyum atau memalingkan wajah ketika Rania hendak menyapa
dirinya , hanya akan membuatnya tersinggung .
Tapi
akhir – akhir ini , Rania sudah tak masuk kuliah hampir 2 minggu lamanya .
Armand bertanya – tanya dalam hatinya kemana Rania . Tak terdengar kabarnya ,
minimal memberi tahu keadaannya lewat SMS pun tak pernah lagi . Di sisi lain hatinya , ini akan membuatnya
lebih mudah untuk “ terapi “ untuk melupakan bayang – bayang Rania di
pikirannya perlahan – lahan .
Lagi
dan lagi , terlintas wajah Rania di pikiran Armand , membuat dirinya tak
konsentrasi dalam bekerja .
“
Kenapa lama sekali ngantar nya . Dari tadi meja pelanggan nomor 14 belum
menerima pesanannya ! “ perintah sang manager
Mendengar
bentakan sang manager , Arman langsung bergegas menuju ke meja pelanggannya
dabn sejenak berpikir .
“ Apa
yang terjadi dengan Rania , kenapa selama 2 minggu ini tak ada kabarnya ? Aku
jadi semakin khawatir . “ Armand cemas .
“ Apa
mungkin nya aku ngambil waktu cuti buat cari tahu keadaan nya sekarang ? Ya , mungkin
aku harus ambil cuti . “
Setelah
dia berkompromi dengan dirinya , akhirnya Armand pergi ke kantor manager untuk
surat permohonan cutinya . Sempat sang manajer tidak mengabulkan surat
permohonan cutinya , tetapi dengan negosiasi yang cukup alot , akhirnya sang
manager menagbulkan surat cuti dengan catatan gajinya dipotong 10 % dan waktu
cutinya hanya 3 hari . Armand pun hanya mengiyakan kesepakatan yang telah
disetujui oleh dia dan manajernya , yang ada di pikirannya hanya ingin
mengetahui di mana keberadaan Rania .
Akhirnya
tibalah Armand di kontarakannya . Rumah kontrakan hasil penjualan rumah
peninggalan orang tuanya dan kedai kopi . Hanya itu tersisa harta warisan yang
diberikan oleh orang tua nya yang meninggal karena kecelakaan , dan dia berhak
untuk mewarisinya karena dia adalah anak tunggal dalam keluarganya . Memang
ukurannya tidak terlalu besar , tetapi baginya sudah cukup nyaman untuk sebuah
tempat tinggal .
Setelah
dia melepaskan pakaiannya , Armand merebahkan badan dan teringat dia akan
kejadian di losmen 3 minggu yang lalu .
“ Aku
pikir itu kamu , ternyata tidak . “ sambil menghela nafas dan beringsut dari
tempat tidurnya .
Di
sebelah nya terlihat sebuah kertas dan pulpen tergeletak di atas lemarinya ,
kemudian mengambilnya Armand mulai
menggoreskan penanya di atas kertas , baginya puisi adalah salah satu caranya
untuk mengungkapkan perasaannya yang sedang galau saat ini .
Ketika cinta t’lah datang aku menyambutnya
Hatiku yang t’rus mencari separuh dari dirinya
T’rus mengajak diriku untuk berpetualang
Kulihat kau begitu beda kau punya arti sendiri
Di setiap katamu , sikapmu , senyummu
Hati ini seolah memujamu
Inginkan kamu yang jadi pelengkap hatinya
Ketika hati ini mulai menemukanmu
Hatimu t’lah menunjuk satu
Satu pria yang menjadi pendamping hidupmu
Dia tersenyum aku hancur
Dalam perasaan kesedihan yang mendalam
Mencoba tersenyum lagi di saat rasa menjadi
hambar
Di saat kau sudah bahagia bersama dirinya
Di sini aku masih sendiri
Terjebak dalam keterlanjuran
Aku terlanjur mencintaimu
Sulit bagiku lupakanmu
Kau sudah menusuk terlalu dalam
Sulit juga bagiku untuk melepaskannya
Apakah hatiku masih saja mengharapkan dirimu
Atau kamu memang tulang rusuk yang hilang
Rania ...
Tanpa
terasa menetas air mata Armand dari pelupuk matanya , mengingat jawaban Rania begitu
menyakiti hatinya , yang diinginkan Armand hanyalah menjadi pendamping hidup
Rania , gadis yang sangat dicintainya untuk mengarungi perjalanan hidup yang
semakin sulit dan menemani hari – harinya yang begitu sepi .
Di saat Armand larut dalam kesedihan , berbunyilah HP nya
.
“ Halo
, ini Armand kan ? “
“ Iya
ini aku Armand , kamu ke mana aja selama ini , Ran ? Kok nggak pernah ngasi
kabar ? “
“ Ada
hal penting mau gua omongin samamu . Gak elu datang ke kafe sekarang ? “
Armand melihat jam dinding dan sudah menunjukkan jam 10 malam , sebenarnya Armand ingin pergi menemui Rania tetapi karena badmooddan dirinya merasa tidak enak badan , Armand mencari alasan agar dia menunda pertemuannya malam ini .
Armand melihat jam dinding dan sudah menunjukkan jam 10 malam , sebenarnya Armand ingin pergi menemui Rania tetapi karena badmooddan dirinya merasa tidak enak badan , Armand mencari alasan agar dia menunda pertemuannya malam ini .
“ Ah sudah
malam Ran . Kenapa gak besok aja ? “
“ Ya udah
besok aja . Aku harap kamu datang ya Mand . Kutunggu . “
“ Tapi
ngomong – ngomong ada apaan sih , kelihatan kamuserius banget , Ran ? “
“ Besok
akan kuberi tahu. “ Rania sambil menutup handphonenya
.
Dalam
hati Armand berkata , “ Ada apa dengan Rania ? Pasti ada sesuatu yang
disembunyikan . Pokoknya aku harus ketemu sama dia . ”
No comments:
Post a Comment