Armand Rangga& Rania
Lalu lintas begitu
ramai . Hiruk pikuk kendaraan berkumpul di jalan raya . Begitu pula dengan
orang – orang yang sibuk beraktivitas di pagi hari . Bagi mereka , kemacetan di
jalan raya , bisa membunuh produktivitas mereka . Suara klakson bersahutan ,
memekakan telinga , melihat lampu merah masih menyala , tanda mereka harus
menunggu kendaraan lain lewat .
Tak biasanya , panasnya mentari pagi sungguh
menyengat , membuat siapapun harus menahan rasa gerah tak terkecuali Armand .
Diliriknya jam tangannya sudah menunjukkan pukul 09 . 00 . Dia berpikir pasti
kedua temannya sudah menggerutu , menunggu kedatangan dirinya . Tak butuh waktu
lama , lampu rambu sudah berganti hijau . Para pengendara mobil dan sepeda
motor sudah bersiap melajukan kendaraan mereka bak seorang pembalap , begitu
juga dengan Armand .
“ Eh Rangga , Rania , udah lama kalian berdua
nunggu ? “ sambil mematikan sepeda motor . Armand baru saja datang tepat saat
mereka hampir bosan menunggu dirinya .
“ Wah untung kami berdua gak pulang duluan .
Lama banget , bro . “ omel Rangga .
“ Sorry bro , lagi macet di jalan . “ jawab
Armand .
“ Ya udahlah , gak apa – apa , duduklah dulu .
Mau pesan apa bro ? “
“ Kopi aja deh . “ kata Armand
“ Bang , pesan kopi nya ya satu . “ Rangga
memanggil salah satu pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya .
“ Ya . “ kata pelayan itu berlalu pergi .
“ Tapi ngomong – ngomong ada apa sih ,
kayaknya penting banget . “
“ Elu setuju gak kalo kita pergi liburan ? “
tanya Rangga .
“ Liburan ke mana ? “ Armand menanya .
“ Ah aku lupa . Kemana kita Ran ? “ sambil
menepuk jidat pelan segera mengalihkan pandangannya pada Rania .
“ Oh ke pulau Hinako . “ jawab Rania .
“ Di mana itu ? “ tanya Armand .
“ Dekat pulau Nias . “ jawab Rania .
“ Gak jauh banget , Rang ? “
“ Ya , lumayan jauh sih . Tapi si Rania ngotot
banget pengen ke sana ? “ sambil menunjuk dengan jempolnya .
“ Ayolah teman – teman . Pengen banget lho ke
sana . Katanya di sana itu pemandangannya indah banget . Daerah pesisir sana
bagus banget buat berselancar . Kan kamu pandai selancar kan ? “ tanya Rania
kepada Armand .
“ Iya sih emang . Tapi ongkos ke sana nya ? Kalian
berdua gak ngajak teman - teman kita
yang lain gitu ? “
“ Yah Mand . Aku udah ngajak si Jack , Herman
, Ryhan , enggak satupun dari mereka yang mau ikut , si Jack & Herman
pulang ke kampung orang tua nya di Batam , si Ryhan sama juga . “
“ Sama juga kayak Rangga . Udah ngajak Lenny ,
Tian , Jen , mereka udah punya rencana liburan ke Tuk – Tuk hampir seminggu . “
sambung Rania .
“ Jadi kenapa kamu gak ikut aja sama mereka
Tuk – Tuk , Ran ? “
“ Ah bosan juga ke sana . Keluargaku kalo gak
punya pilihan tempat liburan yang lain ya ke sanalah . “ anggar Rania .
“ Akh , gayamu . “ celetuk Armand .
“ Dengar – dengar , temanku ada yang berlibur
ke pulau Hinako . Katanya , liburan ke sana asyik banget deh . Ya aku penasaran
aja , makanya aku ngajak kalian berdua . Tadinya si Rangga mau pulang kampung
juga , ya kupaksa aja buat nunda rencana nya . “ jelas Rania .
“ Jadi ini semua ide nya si Rania , Rang ? “
tanya Armand pada Rangga .
Rangga hanya menghela napas sambil menunduk .
“ Ya elah , ni anak kerjaan nya maksa mulu .
Tapi soal ongkosnya gimana ? “ tanya Armand .
“ Kalo soal ongkos , kami berdua udah kompromi
. Kita berdua patungan setengah – setengah buat nalangin ongkosmu . “ tawar
Raka .
“ Baik banget kalian berdua mau patungan buat
nalangin ongkosku . Tapi , aku masih punya banyak uang kok di rekening , ya
cukup lah untuk biaya liburan ini dan pastinya uang kalian berdua pasti kukembaliin
kok secepatnya . “ sambil meyakinkan keduanya .
“ Ah gak usah terlalu dipikirkan kali lah ,
Mand . Kita berdua kan sahabat dekat loh &kau juga udah nganggap kita
berdua sahabat sekaligus saudaramu juga
, jadi apapun masalahmu masalah kami juga , harus ditanggung , harus
diselesaikan sama – sama juga , kan ? “ kata Rangga .
Raka merasa terharu dengan perkataan Rangga ,
temannya .
Rangga adalah teman SMA nya Armand . Armand
kehilangan kedua orang nya sejak kelas 3 SMA . Armand masih bisa bertahan hidup
dengan harta peninggalan orang tua nya , yaitu sebuah kedai kopi . Kedai kopi
itupun dibukanya pada sore hari .
Rangga juga merupakan teman Armand terkadang
membantu nya jika dia punya waktu luang . Mungkin semua orang yang berpikir
bahwa Armand adalah manusia berhati baja yang bisa menghadapi ujian seberat itu
. Namun , pernah suatu ketika Rangga memergoki Armand menangis sendirian di rumah
nya , waktu itu pintu rumahnya sedikit terbuka dan diam – diam dirinya
mengintip , “ Ayah ... ibu .. lihat lah anak mu ini yang berjuang sendirian
mengarungi hidup ini , apakah ayah dan ibu melihat semuanya ? Apakah ayah dan
ibu yakin aku bisa kuat menjalani ini semua ? “ kata Armand menangis sambil
memandang foto kedua orang tua nya .
Tak sadar Rangga meneteskan air mata melihat
penderitaan begitu besar menimpa sahabatnya . Seandainya hal itu terjadi
padanya mungkin dia takkan sanggup menjalaninya . Tak tahan dengan pemandangan
mengharukan yang dilihat nya itu , Rangga beranjak dari sana . Belum jauh dia
dari rumah Armand , temannya itu memanggil dan menghampiri nya .
“ Hei Rang , habis dari mana kau ? “ tanya
Armand .
“ Ini bro dari warung sebelah habis beli obat
pusing . Ini nih pusing banget kepalaku . “ sambil pura – pura meringis
memegang kepala nya .
“ Oh iya nya . Kupikirkau habis dari mana gitu
. “ Armand mengangguk sedikit . “
“ Eh ayok jalan – jalan ke pantai yuk ! “ ajak
Rangga .
“ Siapa aja kawan kita ? Banyak ? “ tanya
Armand .
“ Pokoknya banyak lah . Mau gak ? “
Armand masih menimbang dalam pikirannya .
“ Ok lah , tapi
gak lama kan ? “
“ Enggak kok . “
jawab Rangga .
“ Langsung ini ?
“ tanya Armand .
“ Lah iyalah . “
“ Tunggu bentar
ya , bro , aku mau ganti baju dulu . “ kata Armand sambil berlari ke dalam
rumahnya .
Begitulah yang
diingat Rangga waktu dia berteman dengan Armand dulu , dan sampai sekarang pun
masih berteman juga .
“ Aku gak tau apa
yang harus apa yang mesti kukatakan sama kalian berdua & kayak mana harus
membalasnya . “ Armand menggeleng kepala mereka melihat pengorbanan temannya .
“ Gak usah
berlebihan . Kami ikhlas kok . “ Ranggatersenyum .
“ Sekali lagi , akusangat
berterima kasih banyak sama kalian berdua . “
“ Iya iya . “
kata Rangga .
“ Ngomong – ngomong , aku bisa minta bantuan
sama mu gak ? “
“ Minta bantuan apa, bro ? “ tanya Armand .
“ Sekitar 1 minggu lagi , aku ikut kejuaraan
karate tingkat kabupaten .. “
“ Trus ? “
“ Kau bisa gak jadi teman latihanku? Kau kan
seniorku skalian bantu persiapan . “
“ Oh tentu , bisa .. bisa . “
“ Kudoain nya semoga menang , jadi
juaranya . “ kata Rania optimis .
“ Makasih buat doanya , Ran . “
“ Eh udah jam 4 sore , aku sama Rania mau
pergi dulu soalnya hari ini kami ngambil kuliah sore , kita pergi dulu ya Mand ..
“ Rangga pamit .
“ Hem OK lah lagian juga aku mau berangkat
kerja . Kalau begitu sampai jumpa . “ Rangga mengucapkan salam perpisahan .
Sebelum mereka sampai di pintu keluar , Armand
teringat satu hal .
“ Eits lupa , tanggal brapa jadinya ? “ tanya
Armand .
“ Tanggal belum bisa dipastiin , yang
jelas 2 – 3 setelah tahun baru . Pasti
jadi kok . “
“ Owh . Tadi aku cuma nanya itu aja , baiklah
. “
Akhirnyamereka
berdua pergi boncengan menaiki sepeda motor RanggasedangkanArmand menaiki
sepeda motornya sendiri .
Jam
tangannya menunjukkan jam 7.30 malam . Seorang gadis lewat dengan memanggul tas
punggung berwarna coklat . Rania sedang berjalan sendiri dan dia melihat
seseorang yang dikenalnya sedang sibuk melayani beberapa pelanggan restoran
yang cukup ramai .
“ Armand
jadi dia kerja di sini ? “
Timbul niatnya
untuk membantu Armand , dia pergi ke salah satu rumah makan untuk membeli
sebuah makanan .
Waktu
juga t’rus berlalu t’lah menunjukkan jam 9 malam , Armand sudah pulang dari
tempat kerjanya menuju ke rumah . 30 menit waktu yang ditempuhnya dan dia pun t’lah
sampai di rumah , saat dia hendak membuka kunci gembok rumahnya dia terkejut menemukan
sebuah nasi kotak terletak di depan pintu rumahnya .
“ Wah
kamu udah pulang Mand ? “ Rania muncul dari belakang .
“ Eh
kamu Ran , kapan kamu sampai di sini ? “
“ Ya
udah satu jam yang lalu . “ jawab Rania .
“
Berarti kamu udah lama nunggu di sini donk ? “
“
Lumayan lama juga sih . Tapi gak apa – apalah . Ngomong - ngomong ini rumah
kamu ya Mand ? “ sambung Rania .
“ Oh ya
ini rumah aku . Ayok masuk Ran , aku jadi sempat lupa mempersilakan kamu masuk
. “
Mereka tertawa
singkat sambil Raka membuka gembok rumahnya dan akhirnya mereka masuk .Rania
melihat – lihat isi dari rumah Armand , begitu sederhana , hanya sebuah TV
berukuran 21 inchi dan 2 buah sofa tertata rapi . Ruang makan berada di belakang
ruang tamu .
“ Tapi ngomong – ngomong , ada apa malam – malam begini
kamu mengantar nasi kotak ke rumah ku ? “
“ Ya cuma mau .. bantuin kamu aja ... kelihatannya kamu
begitu tekunbanget kerjanya . “ jelas Rania .
“ Begitulah Ran . Lagipula aku kan hidup sendiri di sini
. Ya paling tidak aku hanya memenuhi kebutuhanku sendiri . “ ujar Armand .
Rania juga merasa iba dengan keadaan Armand yang sebatang
kara , tapi terselip rasa kagum pada Armand dia begitu gigih dalam
memperjuangkan kehidupannya sekarang .
“ Eh ngomong – ngomong katanya kamu udah putus ya sama si
Lenny ya , Mand ? “
“ Ya
betul . Emangnya kenapa ? “
“ Gak
kenapa – napa , Mand . Cuman nanya doank . “ jawab Rania .
“ Aku
tuh putus sama si Lenny karena perbedaan visi misi aja kok . “ gurau Armand .
“ Haha
, emangnya kamu sama dia mau nyapres gitu . Ngaco kau , Mand . “ Rania tertawa
.
“ Ada
benernya juga sih . Tapi dia itu orang nya terlalu manja banget , banyak kali
maunya . Habis itu , posesif banget . Capek deh . “ celoteh Armand .
“ Manja
.. posesif , kayaknya gak gitu banget lah Mand . “ sanggah Rania .
“ Ya kau
kan kawan nya . Nah aku mantan pacarnya , jadi aku kan yang lebih dekat sama dia
. Emangnya kamu juga pacaran sama si Lenny ? “ ujar Armand .
“ Eee ,
gak ya . Aku normal tau . Kamu tuh dari tadi bercanda mulu bawaannya . “ Rania ngerocos .
“ Tapi
ada hal lain yang mau kubicarakan selain ini ? “ ungkap Rania .
“ Apaan
? “
“ Soal tujuan
kita liburan ke pulau Hinako tadi ... “
“
Bukannya tujuannya udah jelas tadi , Ran ? “
“ Aku
juga membuat liburan ini untuk mempererat ikatan persahabatan kita dan aku tahu
kamu kehilangan kedua orang tuamu sejak kamu SMA , bukan ? “
Mendengar
apa yang dikatakan Rania , Armand langsung menatap lekat mata Rania dan Rania
juga bertanya – tanya dalam hatinya apakah perkataannya itu menyakiti hatinya ,
tapi tatapan itu bukan tatapan amarah , tatapan begitu dalam , pikirannya
sedang menerawang jauh
“ Rang
, kau tau gak cewek yang jadi primadona di kampus kita itu satu fakultas samaku
! “ Armand bersemangat .
“ Ah
masa iya Mand ?! Tapi ngomong – ngomong itu cewek namanya siapa ? “
“ Iya
Mand , namanya tuh Rania .”
“ Kamu
kok bisa kenal sama si Rania ? Ketemu di mana ? “
“ Yah aku
pergi ke toko buku dan jumpa sama dia . Aku nemuin dompetnya jatuh dan bergegas
ngembaliin itu dompet . Untungnya dia belum jauh dari situ langsung deh kukasih
sekaligus ngajak kenalan . “
“ Wah
untung banget lo bro . Jadi iri aku ! “ canda Rangga .
“ Mand
, Mand , kamu knapa ? Apakah perkataanku tadi menyinggungmu ? “
“ Eh eh
engg ... gak apa – apa kok . Gak sama
sekali ” dia menjawab pertanyaan dari Rania begitu gugupnya .
Mendengar
suara Rania yang memanggilnya , seketika itu lamunanArmand langsung buyar .
“ Mand
, aku pulang dulu ya . Udah malem banget nih . “
“ Oh
iya . Sekali lagi terima kasih ya buat usaha kalian berdua . Aku salut banget
& gak tau harus apa berbuat apalagi untuk membalas kebaikan kalian berdua .
“
“ Armand
, gak perlu . Sekali lagi , kita berdua ikhlas kok . Oke lah aku pamit ya ,
Mand . “ sambil pergi .
Sebelum
Rania pergi , Armand mencegatnya .
“ Eh
tunggu dulu Ran ada yang mau bilang . “
“ Apaan
? “
“ Hati
– hati di jalan ya Ran . “
“ OK !
“ sambil mengacungkan jempolnya ,
Setelah
Rania pergi . Wajah cantik Rania masih saja membayangi pikirannya .
“ Ran
.. Ran kamu itu cantik , manis ,smart,
baik lagi . Apakah diriku yang serba kekurangan ini bisa menjadi milikmu ?.
Tapi ada satu hal yang gak bisa kulupaiin dari kamu , senyum dan tatapan mata
mu . “ Armand bicara pada dirinya .
“ Apa
ini yang dinamakan cinta ? Ah sudahlah , aku jadi bingung . “
Suara
handphone berdiring ketika Armand sedang memasak nasi goreng .
“ Hallo
Rang , kau di mana ? “
“ Ini gua
lagi di rumah , emangnya ada apa , Mand ? “
“ Kita
gak jadi latihan , Rang ? “
“ Oh ya
gua lupa . Tunggu di sana ya , Mand . “
“ Ok !
“
Begitulah
seterusnya , Rangga selalu giat berlatih dengan Armand hingga hari H t’lah tiba
.
“
Gimana Rang , udah siap belum ? “
“ Woh
pastinya donk , Mand . 100% siap .”
“ Jangan
sampe kalah ya Rang . Awas lho kalo sempat kalah . “
“
Tenang aja . Yang penting doain biar menang . “
Rangga
pun pergi meninggalkan mereka dan masuk ke arena pertandingan . Terlihat Rania
antusias sekali melihat pertandingan itu dan sesekali Rania memberikan semangat
lewat teriakan . Entah perasaan apa yang muncul dalam diri Armand , ada rasa
cemburu ketika Rania memberikan sorakan kepada Rangga , tapi Armand mencoba
menepis perasaan itu dan menegaskan dalam dirinya bahwa mereka berdua itu
adalah sahabat .
Pertandingan
t’lah usai dan dimenangkan oleh Rangga . Terdengar suara riuh tepuk tangan dan
sorakan dari penonton tak terkecuali Rania , Armand hanya bisa tersenyum
melihat sikap Rania yang terlalu menyemangati Rangga .
“
Rangga selamat ya . “ sambil memeluk Rangga .
“ Jadi
udah bisa kemek – kemeknya donk , Rang .
“
“ Haha
pastinya lah . “
“ Rang
, selamat ya . “ Armand sambil menyodorkan tangannya .
“ Oh
,aku hampir lupa . Ini semua berkat kau , Mand . Kalo bukan karena kamu , aku
gak akan mungkin bisa menang . “ sambil menyalam tangan Armand .
“ Bukan
cuma aku , kau kan sudah kerja keras juga . Yah bisa dibilang ini kerja sama
kita semua . Ehm , gimana Rang , jadi gak kemek – kemek ya ? “
“ Ya
jadi lah . Di kafe tempat biasa kita nongkrong ya ? “
“ OKK !
“
Hari
demi hari t’lah terlewati , perasaan Armand kepada Rania semakin dalam .
Berbagai pendekatan t’lah dicoba oleh Armand untuk mendapatkan perhatian Rania
dengan harapan Rania tahu bahwa dirinya menyimpan rasa padanya .
“
Kalung yang bagus . Gak sia – sia belinya . Pasti dia suka . “
Kalung
yang dibeli nya tadi siang seharaga 350 ribu terlihat anggun dan mewah dengan
kilauan emas dan sebuah ukiran inisial nama “AR” .
“ Tapi
kayaknya ada yang kurang ? “ sambil berpikir .
“ Oh ya
PUISI ! Hadiah kalung ditambah dengan puisi biar romantis . “ ucap Armand .
“ Gua
kan pintar bikin puisi sekaligus ngebacanya . Ah kuambil buku sama pulpennya dulu
, baru nulis puisinya . “
Setelah
mengambil buku dan pulpen , Armand mulai memikirkan ide dan menuliskan puisi di
bukunya .
Awal kupandang matamu saat pertama berjumpa
Mengembang sebuah senyuman manis dari bibirmu
Menghangatkan hati yang dingin ini ...
Tutur katamu yang begitu lembut kudengar
Mencairkan hati yang keras ini
Tulus sifatmu
kaulakukan padaku
Menerangi setiap relung hati yang gelap
Kuyakin dara kaulah pelipur laraku
Mengusap setiap tetes air mataku yang mengalir
Mengalir di saat semua rasa sakit & derita
membelenggu
Kaulah anugrah Tuhan yang dikirimkan
Saat kutahu hanya padamulah diberikan tulus
cintaku
Selesai menuliskan puisi nya ,
Armand mengecek huruf demi huruf , kata demi kata , hingga menurut nya semua huruf & kata –
kata t’lah tersusun rapi dan sempurna .
“
Akhirnya selesai juga nih puisi . “
“ Pasti
ini semua akan kuungkapkan , tunggu momen yang tepat , Rania . “ katanya dalam
hati .
2
Januari sedang berjalan . Di bandara , Rangga sedang fokus menelepon Armand .
“ Hallo
Mand , kau lagi di mana ? “
“ Lagi
di jalan nih , ada apa Rang ? “
“ Ya
cuma nanya aja dan cepat datangnya ya ,aku udah di Kualanamu , smskan juga ya Rania biar agak cepat . “
perintah Armand .
“ Ok
Rang . “ sambil memutuskan sambungan .
“ Ran
cepat datang ya soalnya si Rangga udah nyuruh kita bergegas ke bandara . “
sambil jari - jarinya mengetik SMS.
“ Ya
segera . Makasih ya Mand udah mau ngingetin . “
“ Sama
– sama Ran . “ sambil membalas SMS
Rania yang t’lah masuk ke HP nya .
1 jam
berlalu , Armand sudah menginjak kakinya di bandara usai dirinya menaiki sebuah
taksi .
“
Akhirnya sampai juga . “ kata Armand yang t’lah sampai di bandara .
Sambil
mencari Rangga dan ternyata Rangga ada di depan nya .
“ Hei
Rang . Kau udah lama nunggu di sini ? “
“ Udah
lama Mand . Si Rania mana ? Kamu gak lupa buat ngeSMS dia , kan ? “ tanya Rangga sambil datang ke tempat Rangga .
“ Gak
kok . Kita tunggu aja di sini siapa tahu dia datang . “
Mereka
berdua mencari tempat duduk sembari menunggu kedatangan Rania .
Penantian
mereka tak sia – sia . Akhirnya , Rania sudah tiba di bandara . Dari belakang ,
ia melihat kedua temannya itu sedang duduk di ruang tunggu . Tnapa menunggu
lama , Rania segera mendatangi kedua temannya .
“ Maaf aku
datang terlambat . Tadi macet di Tanjung Morawa . Kalian berdua gak terlalu
lama kan nunggu nya ? “
“ Ya
sedikit . Untung belum terlambat soalnya jadwal keberangkatan pesawat Medan – Gunung Sitoli sudah diumumkan . “
kata Rangga sambil mengangkat tas bawaannya .
“
Okelah tunggu apalagi ! Ayok kita pergi ! “ Rania bersemangat .
“ Ya
aku yakin ini adalah saat yang tepat . Tuhan berkatilah aku , semoga dia mau
menerima pernyataan cintaku . “ katanya sambil berdoa dalam hati dan sesekali
mencuri pandangan ke Rania .
No comments:
Post a Comment