The
Last Holiday
Armand menatap Raka dengan tatapan liar dan beringas ,
dari air muka Armand menunjukkan bahwa dia berambisi sekali ingin membunuh
dirinya .
“ Jadi kau mau membunuh kami hanya karena dendam masa
lalumu , tapi kenapa ? “
“ DIAM ! ORANG S’PERTI KALIAN TIDAK TAHU APA – APA
BAGAIMANA RASA NYA KEHILANGAN ORANG YANG KALIAN SAYANGI !! LEBIH BAIK PERSIAPKAN
DIRI KALIAN UNTUK MATI !!! “ gertak Armand .
“ Jadi kalau kau membunuh kami semua hanya karena kami
semua mengingatkanmu pada masa lalu mu ?! Jika Rania melihat semua ini , apakah
dia akan senang dengan semua perbuatan yang kau lakukan selama ini ? “
“ DIAM !!! SEKALI LAGI KAU SEBUT NAMA DIA , AKU TAKKAN
SEGAN UNTUK MENCABIK - CABIK DADAMU !!! “
Raka melihat sepertinya percuma berbicara baik – baik
dengannya , hati nuraninya sudah terbakar api dendam . Sekarang , yang bisa dia
lakukan hanya bersiaga , manakala Armand akan menyerangnya dengan cepat .
Tanpa diduga , Armand mengayunkan pisau itu ke arah nya ,
tapi dapat dihindari dengan elakan kepala yang begitu cepat .
Di tengah pertarungan mereka , Agun mulai membuka matanya
sedikit demi sedikit dan sadarkan diri , namun dengan keadaan mulut masih
diikat dengan kain . Ternyata , Rahel juga sudah sadar . Rahel hanya bisa
menjerit tertahan melihat Raka bertarung dengan Armand .
Agun mencoba memanggil Rahel dan dia mendengarkannya .
Agun mengisyratkan agar mengambil pisau kecil yang terselip di kantong belakang
celana nya . Memang agak susah mengambil pisau yang berada di kantong belakang
nya , dengan posisi tangan diikat saling membelakangi , Rahel dengan sabarnya
mencoba meraih ujung pisau itu sedikit demi sedikit dengan tangannya dan
akhirnya bisa .
Diberikannya pisau itu kepadaAgun untuk membuka tali
pengikatnya . Perlahan diiris – iris nya tali itu yang tak begitu tebal dan
tali itu terputus dan dibuang nya sumpalan kain tersebut dari mulut nya . Agun
yang sudah terlepas , langsung cepat melepaskan Rahel . Dibuangnya sumpalan
kain di mulutnya .
“ Cepat , Gun .. “ kata Rahel .
Sambil memotong tali itu , Agun & Rahel melihat
pertarungan mereka begitu sengit dan penuh perlawanan . Raka terlihat begitu
kesulitan membalas serangan Armand yang tertubi – tubi . Dia hanya bisa
mengelak & menangkis semua serangan nya agar tidak mengenai tubuhnya . Dia
hanya bisa menunggu timing yang tepat
untuk melancarkan serangannya pada Armand . Tak sengaja , pandangannya tertuju
pada tempat Agun , di mana keduanya sudah melepaskan diri dari ikatan tali yang
mengikatmereka .
“ RAKA
! AWAS ! “ teriak Rahel .
Terlihat sedikit lengah , Armand memanfaatkan celah untuk
melukai tangan Raka .
“Akh !! “
“ RAKAA ! “
Pisau itu menggores pergelangan tangan Raka dan membuat
luka yang sedikit menganga , mengeluarkan banyak darah . Armand berhasil
melukai tangan Raka . Dia meringis kesakitan akibat luka gores pisau itu .
Melihat kondisi Raka yang terlihat kesakitan , Armand ingin mengambil celah
lagi , mencoba menikam perut Raka dengan pisaunya .
Dengan sigap , Agun menendang tangan Armand sehingga
pisau itu terpental . Agun langsung memukul pipi kanan – kiri nya sehingga
membuat dirinya kesakitan . Tak ingin memberi kesempatan memukul , Agun
langsung memukul perut nya .
“ CEPAT PERGI DARI SINI ! CARI BANTUAN ! BIAR AKU SAJA
YANG MENGHADAPI ORANG INI ! “ seru Agun .
Mendengar yang dikatakan Agun , mereka segera pergi dari
tempat itu dan membiarkan Agun mengurus orang itu .Mereka segera menaiki tangga
dan keluar dari rumah untuk mencari bantuan .
Tiba – tiba , Armand memukul telak dagu Agun dan membuatnya
mulai kehilangan keseimbangan . Melihat lawannya mulai goyah , Armand menyabet
pergelangan tangan dan kakinya . Sabetan itu terasa perih , menyobek daging dan
mengeluarkan darah . Di saat Agun meringis kesakitan di tangan& kakinya ,
sebuah tendangan mendarat di wajah & sepakan kaki mengenai perutnya membuat
dirinya tumbang .
Melihat lawan nya tak berdaya lagi , Armand langsung
bergegas memburu kedua “mangsa” nya tersebut
“ KALIAN BERDUA TAKKAN BISA LARI DARI PULAU INI ! “ pekik
Armand , matanya melotot memandang dengan jelalatan sekelilingnya manatahu
mereka berdua masih berada di sekitar sana .
Sementara itu , Agun masih tergeletak tak sadarkan diri .
Sebuah ruangan yang bercahaya menyilaukan mata Agun dan membuatnya terbangun .
Kemudian , dia berdiri dan melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang di
depannya . Cahaya itu seakan menyuruhnya untuk pergi ke sana . Kakinya bergerak
dan mulai mendekati cahaya itu . Selangkah demi selangkah , dia hampir sampai
ke cahaya itu , tiba – tiba , dia mendengar suara desahan nafas tak beraturan
seperti orang yang mengikuti lomba lari marathon .
“ Suara apa itu ? S’perti suara desahan nafas ? Tapi
siapa ? “ suara itu mengalihkan perhatiannya .
Ruangan bercahaya itu tiba – tiba berubah menjadi gelap
pekat . Ini membuat Agun mulai panik dan
gelisah . Dia mencoba menarik napas dalam – dalam dan membuang dengan satu
hembusan besar . Ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah layar lebar yang
memproyeksikan apa yang terjadi di sekitarnya .
“ I...i..tu Raka & Rahel ! “ dia melihat kedua
temannya itu sedang berlari dan sesekali menengok ke belakang s’perti dikejar
oleh ‘ sesuatu ‘ .
“ Dan itu .. “
Dia begitu terkejut , matanya melotot memandang Armand , raut
wajahnya picik dan penuh amarah . Menggenggam erat sebuah pisau di tangannya . Pasti
inilah yang membuat kedua temannya itu berlari tergesa – gesa . Layar itu
seketika hilang dan ruangan itu kembali gelap seperti semula .
“ Aku harus menolong mereka , tapi bagaimana aku bisa
keluar dari sini ? “
Agun mencoba memejamkan matanya . Dalam hati , dia
menyugestikan bahwa dia akan keluar dari sana .
“ Aku harus menyelamatkan mereka .. “ kalimat itu terus
berulang – ulang diucapkan dalam hatinya . Terus menerus diucapkan hingga
membuat dirinya tersentak . Ia merasa rohnya yang melayang jauh entah ke mana -
mana , kini sudah kembali ke tubuh asalnya .
Dia mencoba bangkit tapi rasa sakit masih terasa di
bagian kaki dan tangannya . Ia melihat darah yang keluar dari kaki dan
tangannya membasahi lantai , tapi luka itu sudah mengering . Agun masih mencoba
menopang dirinya agar tidak goyah karena kehabisan cukup banyak darah .
Meskipun pandangannya agak kabur , ia mencoba mencari sesuatu yang bisa
digunakan untuk ‘menghabisi’ Armand . Ia menemukan sebilah pedang panjang
berkilap tidak jauh dari sisinya dan mengambilnya .
“ Tunggu aku ... Raka ... Tunggu aku ... Rahel aku akan
menyelamatkanmu .. “ kata Agun dalam hatinya .
Agun menaiki tangga kecil itu dengan langkah tergontai –
gontai menyusul teman – temannya .
Raka
& Rahel masih dalam perjalanan menuju desa Baturaja untuk mencari bantuan .
Keduanya terus berlari dengan napas terengah – engah sesekali melihat
kebelakang , apakah Armand masih mengejar mereka .
“ Hel
.. kita berhenti dulu di sini ... aku sudah sangat capek ... “ wajah Raka
terlihat pucat karna kehilangan banyak darah , desah nafasnya tersengal .
Rahel mengerti kondisi Raka , mengambil tempat istirahat
di balik pohon besar , duduk untuk mengambil tenaga , lagipula dirinya juga begitu
lelah berlari tak menentu , dikejar – kejar oleh “ kematian “ .
Raka masih menggenggam tangannya berharap darah yang
mengalir dapat terhenti . Rahel berinisiatif membalut luka di tangan Raka
dengan membalut nya dengan sapu tangan miliknya . Raka membuka tangan nya pelan
– pelan dan darah di sekitar luka nya mulai mengering , walaupun ada saja
sedikit darah menetes .
Rahel membalut lukanya dengan sangat hati – hati agar
tidak membuat nya merasa nyeri .
“ Rahel ? “ Armand berbicara agak mendesah .
“ Ada apa Rang ? “
“ Aku cuma ingin minta maaf ... “
“ Minta maaf kenapa ? “
“ Membuat liburan ini jadi malapetaka buat kita semua .
Seharusnya aku mendengarkan kata – kata dari ibu , Satrio dan pak supir itu
dari awal ,mungkin takkan terjadi hal seperti ini ... “
“Sekarang bukan waktu nya untuk menyesal , Rak . Kita
harus cari bantuan apapun & segera menangkap pembunuh gilaitu . “
“ Ya kamu benar . Ayo kita pergi dari sini . Lagipula
luka ini sudah tak terasa sakit lagi . Ayo . “
Sebelum mereka hendak beranjak dari sana , dari balik
pohon sebuah pisau menancap . Wajah Armand menyeringai seram , menatap Raka dan
Rahel yang hendak beranjak dari sana .
“ RUPANYA KALIAN DI SINI ?! KALIAN TAK BISA KE MANA LAGI
! KALI INI KALIAN AKAN KUHABISI !! “ Armand menyeringai .
Raka & Rahel terkejut dengan kedatangan Armand yang
tanpa mereka ketahui sudah ada di belakang mereka . Ternyata Armand bisa
mengetahui keberadaan mereka karena darah Raka menetes di sepanjang jalan tadi
. Mereka berdua dalam keadaan terpojok . Raka menyadari bahwa Armand ingin menghadang mereka agar tidak sampai ke
desa untuk mencari bantuan . Terbesit dalam pikiran Raka untuk menghadapi
Armand & menyuruh Rahel untuk pergi ke luar pulau untuk memninta bantuan
kepada warga desa .
“ Rahel , cepat kamu pergi ke sini , sementara aku akan
menahan dia di sini ! “ Raka berdiri di hadapan Armand .
Rahel agak ragu meninggalkan Raka , tapi itulah yang
dikatakan Raka kepada nya , agar cepat mencari bantuan . Belum jauh dia
beranjak dari sana , Rahel melihat Raka jatuh tergeletak di tanah .
“ RAKAA ! “ kakinya lemas bersimpuh ke tanah .
“ KINI GILIRANMU SEKARANG ! “
Kini hanya tersisa dia seorang . Teman – temannya sudah
mati di tangannya & dia tak tahu apa yang harus dilakukannya . Rahel
terlihat begitu panik & khawatir , berjalan mundur , tapi dia terjatuh
tersandung akar pepohonan .
“ KAU TAKKAN BISA KE MANA – MANA LAGI ! SUDAH WAKTU NYA
KAU MENYUSUL SEMUA TEMAN – TEMAN MU ! LIAT YANG DI SAMPING MU ! “
Rahel melihat Raka yang sudah tergeletak di tanah dengan
pisau yang masih menancap di perut nya .
Kini dirinya benar – benar sudah berada di ambang pintu kematian . Tak ada
harapan lagi . Mungkin sudah waktunya malaikat
maut menjemput .
“ Aku
mohon kasihanilah aku ... “ ujar Rania sambil memelas . Terasa air matanya
mulai menetes membasahi wajah ayu nya itu .
Perkataannya sama sekali tak digubris oleh Armand , malah
membuat dirinya makin bernafsu untuk membunuhnya . Dia tersenyum jahat dengan
tatapan bengis menatap Rahel yang sudah tak punya daya apa – apa . Dengan sigap
, kedua tangannya memegang lehernya dan diberdirikannya .
Tangan kasarnya mencengkram leher Rania begitu kuat ,
sampai – sampai dirinya megap – megap .
“ Ya Tuhan to.. to...tolong a..a..aku ... “ begitu tersendat
dan terbata – bata ucapannya . Dia memasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa
kalau dirinya harus mati di tangannya .
Rahel hampir kehabisan nafas dan matanya mulai berkunang
– kunang , nafas nya tersengal satu – satu .
Sadar dirinya sudah mendekati ajal , sesosok bayangan putih
, kemudian sudah berwujud perempuan , muncul di hadapan Armand . Melihat sosok
ini , Armand sontak kaget dan melepas Rahel dari genggaman nya . Rahel juga
terkejut mengapa Armand melepaskan cekikannya secara tiba – tiba , tapi hal ini
sudah menyelamatkan nyawanya . Denganlunglai , Rahel menyeret tubuhnya , menuju
ke tempat di mana Raka t’lah tewas . Walaupun wajah nya masih terlihat pucat ,
terbatuk – batuk dan berusaha mengatur irama nafasnya kembali , sambil
menangisi mayat Raka , Rahel mencoba mencabut pisau yang masih menancap di
perut Raka .
Sementara itu dalam bayangan Armand , ia masih tak
percaya dengan apa yang ada di hadapannya . Rania betul – betul berada di
depannya .
“ Rania , apa yang kamu lakukan di sini ?! Bukannya kamu
sudah mati ?! “ mata Armand berkaca – kaca menatap Rania .
“ Armand , aku senang bisa bertemu dengan mu lagi . Aku
ingin bicarakan sesuatu yang penting kepadamu . “
“ Apa itu ? Katakan kepadaku ! “
“ Hentikan perbuatanmu , Armand . Jangan kau sia – siakan
nyawa orang yang tidak berdosa untuk kepuasan dendammu , Mand . “
“ TIDAK , Rania ! Kau tahu betapa berharga nya dirimu
terutama pulau ini ! Bagiku pulau ini adalah separuh jiwamu yang pergi setelah
Rangga dengan keji membunuhmu . Aku sudah membunuh Rangga dan teman – temannya
dengan tanganku sendiri , mereka harus merasakan bagaimana penderitaan yang
kaurasakan . Aku sudah bersumpah
siapapun yang datang ke pulau ini , berarti dia sudah berani mengganggumu ! “
Rahel ketakutan melihat sesosok hantu perempuan yang
pernah dia jumpaisewaktu bersama dengan Raka . Penampilannya kalian ini lebih
mengerikan , wajahnya pucat tak mengalirkan darah , dada membusuk ,
berlubangdimakan belatung , berdiri di hadapan Armand .
Di sana , Agun dengan jalan tertatih menuju Armand .
Dengan wajah babak belur , kaki dan tanganberlumuran darah kering , memegang
erat sebilah pedang.
“ Ternyata kau keras kepala juga , Armand . Aku tak tahu
lagi apa yang mau kulakukan kepadamu agar kau mengerti . Tapi kau lah yang
memilih jalanmu sendiri . Sebelum aku pergi , ada satu hal yang ingin kukatakan
sebelum aku pergi ...
Kini aku sudah menyadarinya
.. kalau ... Aku .. mencintaimu Armand ...
Maaf aku baru mengatakannya sekarang . Aku tak
punya banyak waktu , sampai jumpa Armand ... “
Sosok itu langsung berbalik badan hendak meninggalkan
Armand .
“ TUNGGU RANIA ! JANGAN TINGGALKAN AKU ! AKU INGIN
BERSAMA MU ... Uuhh ...
“ DI NERAKA ! “
Tak disangkanya , Agun sudah berada di belakang . Pedang
itu menembus dada dan berlumur darah segar . Armand melirik ke belakang ,
memang benar Agun sudah ada di belakangnya , menatapnya penuh amarah .
Dilihatnya lagi ke depan . Sosok Rania sudah melangkah semakin
jauh dari pandangannya . Timbul rasa penyesalan dari dalam hatinya ketika
sakratul maut hendak menjemput dirinya . Pandangan matanya sudah mulai mengabur
.
“ Rania , apakah aku sudah terlambat untuk kembali ? “ gumam
Armand .
Agun
melepaskan pedang yang menancap di dada Armand . Dengan sisa tenagayang ada ,
Armand mencoba mengejar Rania yang sudah semakin menjauh . Dengan langkah
tertatih , dia berusaha menggapai Rania . Tapi apa dayanya , tubuhnya sudah tak
mampu menahan berat badannya , tatap matanya layu , dari bibirnya terdengar
suara lenguhan kesakitan amat pilu , akhirnya pandangan matanya gelap seketika
dan tubuhnyaambruk mencium permukaan tanah .
Tak lama kemudian , Agun pun juga jatuh pingsan karena
kelelahan . Sebelum sosok itu menghilang , makhluk itu tersenyum sambil
mengucapkan , “ Terima Kasih . Aku hanya ingin menjemput dia ... “ Bulu roma
Rahel bergidik melihat makhluk itu tersenyum ngeri kepada nya sesaat makhluk
halus itu pergi dari hadapannya .
Terlihat dari kejauhan sana sebuah kapal penempang
membunyikan suara sirine , seperti nya hendak menuju ke pulau itu . Rahel
berlari dan melambai – lambaikan tangan nya agar kapal tersebut menuju ke sana
.
Kapal itu akhirnya t’lah merapat ke sana . Beberapa
anggota polisi turun dari kapal itu . Terlihat beberapa orang tua turun dan
mencari anak mereka . Orang tua Raka yang melihat anaknya tergeletak tak
berdaya di pangkuan Rahel , berlari menangis histeris memeluk erat anaknya t’lah
tewas .
Para orang tua yang masih mencari – cari anak mereka ,
bertanya kepada Rania . Tapi Rania pun tak mengetahui di mana keberadaan mereka
. Yang terlihat di sana adalah seseorang yang memakai jaket hitam , t’lah tewas
, tubuhnya tergeletak mencium permukaan tanah dan juga seorang laki – laki yang
tak sadarkan diri.
Beberapa orang tua yang panik dan kalut , segera mendesak
pihak kepolisian agar mencari keberadaan anak mereka yang diyakini masih berada
di pulau itu . Polisi kemudian masuk menelusuri ke dalam hutan dan menemukan
sebuah bangunan rumah yang besar ada di tengah hutan .
Polisi menyusuri sekeliling rumah itu dan
menemukan sesuatu yang mencurigakan di belakang rumah itu . Polisi segera membongkar
gundukan tanah dan menemukan ada 2 mayat laki – laki dan 2 mayat perempuan sudah
membusuk serta sebuah kepala dan badan yang terpisah .
Para orang tua yang berada di belakang polisi tadi ,
langsung berlari ke depan dan memastikan apa yang telah ditemukan oleh
kepolisian . Para orang tua menangisi mayat anak – anak mereka yang sudah
membusuk dan hampir tidak dikenali lagi bagaimana wujudnya .
Pihak kepolisian
akhirnya memutuskan untuk membawa mereka ke Medan menuju rumah sakit untuk
keperluan pemeriksaan dan otopsi . Beberapa polisi masih tinggal di sana untuk
melakukan pengkajian dan penyelidikan lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi di
pulau itu .
Malam hari t’lah tiba . Polisi menghentikan sementara
penyelidikan mereka dan melanjutkan nya esok hari . Sinar rembulan menyinari
pepohonan rimbun yang ada di bawahnya dan sebuah rumah besar yang menjadi
kediaman sosok tak kasat mata .Konon rumah itu adalah tempat koloni Belanda
menyimpan harta jarahan mereka . Di sana , terlihat dua makhluk astral dari
dunia lain sedang bercengkrama .
“ Armand ? Apakah
kita sudah bisa pergi dari dunia ini ? “
“ Ya , sepertinya Rangga sudah lama menunggu kita di sana
. “
“ Kalau begitu , ayo kita pergi . “
Sosok Armand hanya berdehem menanggapi ajakan Rania .
Tangan Armand menggenggam erat tangan Rania . Ia hanya tersenyum kecil melihat
Armand yang sedang menggenggam tangannya . Tak beberapa lama , kedua sosok itu
akhirnya memudar dan kelama – lamaan lenyap begitu saja .
fin
No comments:
Post a Comment