Topeng terungkap
Masih
dalam suasana pikiran yang kacau , mereka masih berusaha mencari Rahel yang
hilang tadi malam . Tiba – tiba , Satrio tercekat , ia seperti ingin mengatakan
sebuah ide .
“ Eh
Sat , aku punya ide . “ kata Raka .
“ Ide
apa ? “ tanya Satrio .
“ Biar
lebih cepat , kau cari bantuan warga desa dari luar pulau ini &aku akan
cari di mana Rahel dan lain – lainnya disembunyikan .” tegas Raka .
“ Aku masih
ingat sedikit tapi jaraknya lumayan jauh , Rak . Apa sebaiknya kita cari
bantuan dulu baru mencari tahu di mana persembunyiannya ? “ tanya Satrio .
“ Gak, gak
ada cara lain . Aku yang mencari mereka dan kau datang dengan bantuan begitu aku
sudah temukan teman – teman dan dalang di balik ini semua . “ tukas Raka .
“ Hem ,
ya sudahlah , aku mau kok , asal kau bisa jaga diri baik – baik , Rak . Bisa
kan ? “ tanya Raka .
“ Kalo
itu sih kau gak usah khawatir .Aku bisa jaga diri kok . Kupastikan teman – teman kita
ditemukan dalam keadaan selamat . “ Raka berusaha meyakinkan sambil menepuk
bahu Satrio .
“ Kalo
begitu , duluan ya , Rak . “ Satrio pergi dari hadapan Raka .
Raka
pun juga pergi . Ia masuk menyusuri pedalaman hutan dan Satrio mencoba
mengingat dan mencari jalan menuju desa Baturaja .
Satrio
dalam perjalanan , entah mengapa ia berhenti mendadak .
“ Aduh aku
udah beneran lupa jalan mau ke desa itu . Gimana nih ?! “ Satrio panik .
“ Tapi
untuk kali ini aku gak boleh nyerah , pasti si Raka juga lebih bersusah payah
buat nemuin tempat di mana teman – teman kami disembunyikan . “ Satrio berusaha
menguatkan dirinya .
“ OK
lah perjalanan harusdilanjutkan . “ kata Satrio .
Setelah
berpikir panjang , akhirnya Satrio memilih jalan kecil yang ada di sebelah
kirinya dan melanjutkan perjalanan .
Ternyata
si sosok misterius itu mengikutinya perlahan – lahan dari belakang . Perlahan
tapi pasti si pembunuh itu mengikuti Satrio dengan sangat hati – hati ,
mengatur langkah gerakan kakinya agar tidak menimbulkan suara yang mencurigakan
.
Satrio
berhenti sejenak ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang .
“ Kayak
ada yang ngikutin ... “ iamenoleh ke belakang .
“ Ah
gak ada ... “ Satrio melanjutkan perjalanan .
Satrio
tak tahu bahwa dia menyelinap di balik pohon . Satrio melanjutkan perjalanannya
sementara itu , si sosok tersebut masih saja mengikutinya . Terus berjalan dan
mengatur langkah kakinya agar tidak menginjak sesuatu yang akan mencurigakan
targetnya . Dan ternyata si sosok tersebut tak sengaja menginjak ranting kayu
kering sehingga terdengar bunyi yang membuat Satrio menengok ke belakang .
Kraak ...
“ Siapa itu ?! “ sentak Satrio .
“ Kayak
yang ada nginjek kayu . “ Satrio menoleh lagi ke belakang .
“ Hm , kayu ini patah seperti ada yang menginjak nya .. “
Satrio
berjalan ke belakang dan dia melihat potongan kayu kering patah tersebut sambil
berlutut sedikit . Saat dia berlutut ,
semak – semak yang ada di depan nya , kurang lebih 7 meter , mengeluarkan suara
gemerisik .
Sreikk ... Sreikk ...
“ Suara itu asalnya dari dalam semak – semak itu .. “
kata Satrio dalam hati sambil mendekati semak – semak itu dengan sangat hati –
hati .
Perlahan – lahan dan akhirnya dia sudah ada di depan
semak – semak itu .
“ Syuungg “ suara tebasan pedang membelah sesuatu yang
ada di depan nya ...
Di tempat Raka
“ Tak
kusangka hutan ini dalam juga . Agak lebat . “ kata Raka dalam hati sambil menyisir
tanaman yang ada di depannya dengan parang
di tangannya .
Sambil terus
menyisir , Raka mengingat perkataan pak supir yang t’lah mencoba mengingatkan
dia dan teman – temannya agar tidak mendekati pulau itu tapi mereka malah
mengabaikannya . Dan sekarang , mereka menanggung akibatnya . Hilang satu per
satu , tanpa ada meninggalkan jejak berarti dan hanya tersisa Raka sendiri .
Dia harus berjuang mencari tahu apa yang terjadi dengan semua teman – teman dan
juga mencari tahu misteri apa yang tersimpan di balik pulau itu .
Penyesalan
semakin menyesakkan dada Raka . Tak tertahankan . Tetesan air mata pun mengalir
dari kelopak mata Raka . Jika saja dia bisa bersikap lebih tegas untuk
membatalkan rencana mereka untuk liburan ke pulau itu pasti takkan begini
kejadian nya . Biarlah semua teman – temannya kecewa padanya , tapi mereka semua
dalam keadaan selamat . Kini sudah terlambat menyesalinya , yang hanya bisa
dilakukan ialah menemukan titik terang .
Saat
dirinya masih termangu , dia melihat sebuah bangunan rumah tapi tak terlalu
besar .
“ Apa
itu ? apa sebuah bangunan ? “ kata Raka sambil mencoba memotong lagi agar
terlihat jelas apa yang ada di depan nya .
“ Oh ya
jelas sekali . Memang sebuah rumah . Tapi rumah siapa ini ? Apa rumahnya bang
Armand ? Tapi seingatku rumah bang Armand agak jauh dari pulau ini . “
pertanyaan – pertanyaan itu bermunculan di pikiran Raka .
Raka
pun mendekati rumah itu dan membuka pintu nya yang ternyata tidak terkunci .
Raka pun masuk ke dalam rumah itu dan ternyata ruangannya tak terlalu luas ,
terlihat hanya sebuah kayu besar dan sebuah bingkai foto .
“ Foto
siapa ini ? Mirip sekali dengan Rahel ! “ Raka terkejut .
“
Sebenarnya siapa pemilik dari rumah ini ?! “ Raka semakin penasaran .
Dan
kemudian , Raka melihat sebuah pintu , seperti pintu menuju ruang bawah tanah .
Raka membuka pintu itu dan masuk dengan sebuah anak tangga yang telah terpasang
sampai ke bawah .
Raka
t’lah masuk ke sebuah bungker yang luas . Ia terperangah melihat luasnya
bungker itu .
“ Wah
... “ Raka ternganga sambil mengagumi dalam hati dan terheran bagaimana bisa
sebuah bungker seluas ini dibangun dan siapa pula orang yang membangunnya .
Belum
hilang rasa penasarannya itu , seseorang t’lah keluar dari sebuah ruangan . Ia
menggunakan topeng , celana jeans hitam , dan kaus berwarna hitam .
“ Wah
ada tamu rupanya . “ kata orang tersebut .
“ Siapa
kamu ?! Apa kamu pemilik rumah ini ?! “ Raka mengambil sikap was – was .
“ Ohoh
jangan galak seperti itu . Aku sebenarnya yang mengundang kamu untuk datang ke
sini . Waktu yang tepat sekali ! “ tawa orang tersebut .
“
Mengundang ?! Jadi kamu yang menulis surat itu ?! pekik Raka .
“ Surat
merah itu ? Ya benar sekali . Teman – teman mu memang sudah lama sekali
menunggu kedatanganmu . “
“ Kalau
begitu di mana mereka sekarang ?! Cepat katakan di mana mereka sekarang ! “
teriak Raka .
“ Sudah
kubilang tahan dulu emosimu . Coba kau lihat papan nisan ini . “ Diasedikit
menunduk dan menyusun beberapa papan nisan itu . Raka tertegun melihat nama –
nama yang tertera di sana .
“ Jadi
.. Kamu yang ... “ Sambil melihat nama teman – temannya yang tertulis di papan
nisan itu .
“ Hm ,
tapi kamu ingin tahu kan di mana dua orang teman mu yang sedang kaucari ? “
tanya orang itu .
Dia
berjalan dan membuka sebuah pintu ,
ternyata di sana terlihat Rahel : badan& kakinya sudah terikat oleh tali
tambang , mulutnya dibekap dengan kain ; Agun juga demikian . Badan , tangan ,
dan kakinya juga terikat dan mulutnya juga di sumpal .
“ KAU
JAHANAM ! KETERLALUAN ! “ pekik Raka .
“ Egh ,
ini juga sebenarnya salahmu . Jika kau datang lebih cepat pasti kau masih bisa
melihat teman - teman mu yang lain dalam keadaan selamat , tapi aku juga masih
berbelas hati pada kedua temanmu ini .”
katanya sambil berjalan dan mengelus – elus pipi Rahel dan memegangi
kepala Agun , keduanya terlihat pingsan .
“ARRGH
! KAUUUU ! “ Raka berlari sambil mengepalkan tinju di tangannya . Dia sudah
takkan bisa menahan kesabaran lagi melihat apa yang sudah dilakukan kepada
teman – temannya .
“
BAJINGANNNN !!! “ Emosinya terlepas bersamaan dengan tinju yang mengenai topeng
nya . Saking kuatnya pukulan itu , badannya pun terdorong hingga mengenai
dinding dan tubuhnya pun jatuh bersandar .
“ Uhh ,
hebat sekali kau bisa merobohkanku dengan satu pukulan saja . “ sambil
menyingkirkan pecahan topeng itu dan mencoba berdiri .
“ Tapi
aku juga tak bisa tinggal diam . Kupastikan kedudukannya akan berubah . “
akhirnya topeng yang melekat di wajahnya sudah dilepaskannya .
Raka
tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang dan seolah tak mampu berkata .
ARMAND
!
“ Bang ..
Armand ?! Tapi kenapa ...!? “ Raka masih tercengang .
“ Tidak
usah heran begitu , tapi tak apa – apalah . Kalian hanya melakukan satu
kesalahan kecil yang fatal . “ Armand terkekeh .
“
Kesalahan apa ? Apa yang kau maksud dengan kesalahan ?! “ pekik Raka .
“
Kalian .. datang ke pulau ini ... “ kata Armand datar .
“ Kau gila ! Jadikau membunuh semua teman -
temanku hanya karena kami datang , hah ?! “ pekik Raka .
“ Lebih
tepat nya kalian itu mengganggu ! Kalian t’lah mengusik ketenangan Rania di
pulau ini ! “ kata Armand .
Raka
seolah - olah berpikiran bahwaRania yang dimaksudkan Armand adalah sosok hantu
perempuan yang mereka jumpai kala mencari keberadaan teman mereka yang hilang
di tengah hutan .
“ Jadi
hantu perempuan itu adalah Rania ! Rania adalah hantu perempuan suruhan mu yang
kauperalat supaya bisa menakuti kami dan pergi dari pulau ini , bukan begitu ?!
“ tanya Raka .
“ Dugaanmu
itu salah besar . Lagi pula aku sama sekali tidak tahu- menahu kalau memang ada
hantu di pulau ini . “ Armand menyanggah .
“ Jadi
apa yang sebenarnya terjadi ?! Jangan mempermainkan aku ! ” Emosinya sudah
menumpuk di ubun – ubun . Tapi ditahannya , karena dia ingin mengetahui apa
yang sebenarnya terjadi dan apa hubungannya , Rania & pulau itu sebagaimana
yang t’lah dikatakannya .
“ Sebelum
aku membunuh kalian semua , ada baiknya aku bercerita sedikit kepada kalian
tentang aku , Rania & hubungan nya dengan pulau ini . “ Sambil mengawali
ceritanya .
2 tahun
lalu ...
Di ruang tamu , nampak seorang laki – laki sedang bersantai
memainkan alunan nada di gitar . Jari jemarinya begitu lihai memindahkan jari –
jarinya sesuai dengan petikan . Suara merdu mengiringi permainan gitarnya
selaras dengan petikan nada pada bunyi senarnya . Nada handphone
berbunyi menandakan ada panggilan masuk ke handphone nya .
“ Halo
Rang . Ada apa ? “ tanya Armand .
“ Kamu
udah berangkat belum di sana ? Lumayan lama nih kami berdua nunggu .?! “ kata
Rangga .
“ Oh
iya iya . Ini lagi di jalan .” kata Armand .
“ Cepat
sikit ya , bro . Ada hal yang penting mau aku omongin sama kalian berdua . “
“ Ok .
Gua pasti datang kok . Tapi elu berdua di kafe biasa tempat kita nongkrong kan
? “ tanya Armand .
“ Ya
Iya . Maka nya cepat . “ kata Rangga sambil menutup handphone .
No comments:
Post a Comment