Friday, 5 June 2015

The Last Holiday ( Part 4 )



Topeng terungkap
Masih dalam suasana pikiran yang kacau , mereka masih berusaha mencari Rahel yang hilang tadi malam . Tiba – tiba , Satrio tercekat , ia seperti ingin mengatakan sebuah ide .
“ Eh Sat , aku punya ide . “ kata Raka .
“ Ide apa ? “ tanya Satrio .
“ Biar lebih cepat , kau cari bantuan warga desa dari luar pulau ini &aku akan cari di mana Rahel dan lain – lainnya disembunyikan .” tegas Raka .
“ Aku masih ingat sedikit tapi jaraknya lumayan jauh , Rak . Apa sebaiknya kita cari bantuan dulu baru mencari tahu di mana persembunyiannya ? “ tanya Satrio .
“ Gak, gak ada cara lain . Aku yang mencari mereka dan kau datang dengan bantuan begitu aku sudah temukan teman – teman dan dalang di balik ini semua . “ tukas Raka .
“ Hem , ya sudahlah , aku mau kok , asal kau bisa jaga diri baik – baik , Rak . Bisa kan ? “ tanya Raka .
“ Kalo itu sih kau gak usah khawatir .Aku bisa  jaga diri kok . Kupastikan teman – teman kita ditemukan dalam keadaan selamat . “ Raka berusaha meyakinkan sambil menepuk bahu Satrio .
“ Kalo begitu , duluan ya , Rak . “ Satrio pergi dari hadapan Raka .
Raka pun juga pergi . Ia masuk menyusuri pedalaman hutan dan Satrio mencoba mengingat dan mencari jalan menuju desa Baturaja .
Satrio dalam perjalanan , entah mengapa ia berhenti mendadak .
“ Aduh aku udah beneran lupa jalan mau ke desa itu . Gimana nih ?! “ Satrio panik .
“ Tapi untuk kali ini aku gak boleh nyerah , pasti si Raka juga lebih bersusah payah buat nemuin tempat di mana teman – teman kami disembunyikan . “ Satrio berusaha menguatkan dirinya .
“ OK lah perjalanan harusdilanjutkan . “ kata Satrio .
Setelah berpikir panjang , akhirnya Satrio memilih jalan kecil yang ada di sebelah kirinya dan melanjutkan perjalanan .
Ternyata si sosok misterius itu mengikutinya perlahan – lahan dari belakang . Perlahan tapi pasti si pembunuh itu mengikuti Satrio dengan sangat hati – hati , mengatur langkah gerakan kakinya agar tidak menimbulkan suara yang mencurigakan .
Satrio berhenti sejenak ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang .
“ Kayak ada yang ngikutin ... “ iamenoleh ke belakang .
“ Ah gak ada ... “ Satrio melanjutkan perjalanan .
Satrio tak tahu bahwa dia menyelinap di balik pohon . Satrio melanjutkan perjalanannya sementara itu , si sosok tersebut masih saja mengikutinya . Terus berjalan dan mengatur langkah kakinya agar tidak menginjak sesuatu yang akan mencurigakan targetnya . Dan ternyata si sosok tersebut tak sengaja menginjak ranting kayu kering sehingga terdengar bunyi yang membuat Satrio menengok ke belakang .
Kraak ...
            “ Siapa itu ?! “ sentak Satrio .
“ Kayak yang ada nginjek kayu . “ Satrio menoleh lagi ke belakang .
            “ Hm , kayu ini patah seperti ada yang menginjak nya .. “
Satrio berjalan ke belakang dan dia melihat potongan kayu kering patah tersebut sambil berlutut sedikit .  Saat dia berlutut , semak – semak yang ada di depan nya , kurang lebih 7 meter , mengeluarkan suara gemerisik .
Sreikk ... Sreikk ...
            “ Suara itu asalnya dari dalam semak – semak itu .. “ kata Satrio dalam hati sambil mendekati semak – semak itu dengan sangat hati – hati .
            Perlahan – lahan dan akhirnya dia sudah ada di depan semak – semak itu .
            “ Syuungg “ suara tebasan pedang membelah sesuatu yang ada di depan nya ...
Di tempat Raka
“ Tak kusangka hutan ini dalam juga . Agak lebat . “ kata Raka dalam hati sambil menyisir tanaman yang ada di depannya dengan parang  di tangannya .
Sambil terus menyisir , Raka mengingat perkataan pak supir yang t’lah mencoba mengingatkan dia dan teman – temannya agar tidak mendekati pulau itu tapi mereka malah mengabaikannya . Dan sekarang , mereka menanggung akibatnya . Hilang satu per satu , tanpa ada meninggalkan jejak berarti dan hanya tersisa Raka sendiri . Dia harus berjuang mencari tahu apa yang terjadi dengan semua teman – teman dan juga mencari tahu misteri apa yang tersimpan di balik pulau itu .
Penyesalan semakin menyesakkan dada Raka . Tak tertahankan . Tetesan air mata pun mengalir dari kelopak mata Raka . Jika saja dia bisa bersikap lebih tegas untuk membatalkan rencana mereka untuk liburan ke pulau itu pasti takkan begini kejadian nya . Biarlah semua teman – temannya kecewa padanya , tapi mereka semua dalam keadaan selamat . Kini sudah terlambat menyesalinya , yang hanya bisa dilakukan ialah menemukan titik terang .
Saat dirinya masih termangu , dia melihat sebuah bangunan rumah tapi tak terlalu besar .
“ Apa itu ? apa sebuah bangunan ? “ kata Raka sambil mencoba memotong lagi agar terlihat jelas apa yang ada di depan nya .
“ Oh ya jelas sekali . Memang sebuah rumah . Tapi rumah siapa ini ? Apa rumahnya bang Armand ? Tapi seingatku rumah bang Armand agak jauh dari pulau ini . “ pertanyaan – pertanyaan itu bermunculan di pikiran Raka .
Raka pun mendekati rumah itu dan membuka pintu nya yang ternyata tidak terkunci . Raka pun masuk ke dalam rumah itu dan ternyata ruangannya tak terlalu luas , terlihat hanya sebuah kayu besar dan sebuah bingkai foto .
“ Foto siapa ini ? Mirip sekali dengan Rahel ! “ Raka terkejut .
“ Sebenarnya siapa pemilik dari rumah ini ?! “ Raka semakin penasaran .
Dan kemudian , Raka melihat sebuah pintu , seperti pintu menuju ruang bawah tanah . Raka membuka pintu itu dan masuk dengan sebuah anak tangga yang telah terpasang sampai ke bawah .
Raka t’lah masuk ke sebuah bungker yang luas . Ia terperangah melihat luasnya bungker itu .
“ Wah ... “ Raka ternganga sambil mengagumi dalam hati dan terheran bagaimana bisa sebuah bungker seluas ini dibangun dan siapa pula orang yang membangunnya .
Belum hilang rasa penasarannya itu , seseorang t’lah keluar dari sebuah ruangan . Ia menggunakan topeng , celana jeans hitam , dan kaus berwarna hitam .
“ Wah ada tamu rupanya . “ kata orang tersebut .
“ Siapa kamu ?! Apa kamu pemilik rumah ini ?! “ Raka mengambil sikap was – was .
“ Ohoh jangan galak seperti itu . Aku sebenarnya yang mengundang kamu untuk datang ke sini . Waktu yang tepat sekali ! “ tawa orang tersebut .
“ Mengundang ?! Jadi kamu yang menulis surat itu ?! pekik Raka .
“ Surat merah itu ? Ya benar sekali . Teman – teman mu memang sudah lama sekali menunggu kedatanganmu . “
“ Kalau begitu di mana mereka sekarang ?! Cepat katakan di mana mereka sekarang ! “ teriak Raka .
“ Sudah kubilang tahan dulu emosimu . Coba kau lihat papan nisan ini . “ Diasedikit menunduk dan menyusun beberapa papan nisan itu . Raka tertegun melihat nama – nama yang tertera di sana .
“ Jadi .. Kamu yang ... “ Sambil melihat nama teman – temannya yang tertulis di papan nisan itu .
“ Hm , tapi kamu ingin tahu kan di mana dua orang teman mu yang sedang kaucari ? “ tanya orang itu .
Dia berjalan dan  membuka sebuah pintu , ternyata di sana terlihat Rahel : badan& kakinya sudah terikat oleh tali tambang , mulutnya dibekap dengan kain ; Agun juga demikian . Badan , tangan , dan kakinya juga terikat dan mulutnya juga di sumpal .
“ KAU JAHANAM ! KETERLALUAN ! “ pekik Raka .
“ Egh , ini juga sebenarnya salahmu . Jika kau datang lebih cepat pasti kau masih bisa melihat teman - teman mu yang lain dalam keadaan selamat , tapi aku juga masih berbelas hati pada kedua temanmu ini .”  katanya sambil berjalan dan mengelus – elus pipi Rahel dan memegangi kepala Agun , keduanya terlihat pingsan .
“ARRGH ! KAUUUU ! “ Raka berlari sambil mengepalkan tinju di tangannya . Dia sudah takkan bisa menahan kesabaran lagi melihat apa yang sudah dilakukan kepada teman – temannya .
“ BAJINGANNNN !!! “ Emosinya terlepas bersamaan dengan tinju yang mengenai topeng nya . Saking kuatnya pukulan itu , badannya pun terdorong hingga mengenai dinding dan tubuhnya pun jatuh bersandar .
“ Uhh , hebat sekali kau bisa merobohkanku dengan satu pukulan saja . “ sambil menyingkirkan pecahan topeng itu dan mencoba berdiri .
“ Tapi aku juga tak bisa tinggal diam . Kupastikan kedudukannya akan berubah . “ akhirnya topeng yang melekat di wajahnya sudah dilepaskannya .
Raka tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang dan seolah tak mampu berkata .
ARMAND !
“ Bang .. Armand ?! Tapi kenapa ...!? “ Raka masih tercengang .
“ Tidak usah heran begitu , tapi tak apa – apalah . Kalian hanya melakukan satu kesalahan kecil yang fatal . “ Armand terkekeh .
“ Kesalahan apa ? Apa yang kau maksud dengan kesalahan ?! “ pekik Raka .
“ Kalian .. datang ke pulau ini ... “ kata Armand datar .
  Kau gila ! Jadikau membunuh semua teman - temanku hanya karena kami datang , hah ?! “ pekik Raka .
“ Lebih tepat nya kalian itu mengganggu ! Kalian t’lah mengusik ketenangan Rania di pulau ini ! “ kata Armand .
Raka seolah - olah berpikiran bahwaRania yang dimaksudkan Armand adalah sosok hantu perempuan yang mereka jumpai kala mencari keberadaan teman mereka yang hilang di tengah hutan .
“ Jadi hantu perempuan itu adalah Rania ! Rania adalah hantu perempuan suruhan mu yang kauperalat supaya bisa menakuti kami dan pergi dari pulau ini , bukan begitu ?! “ tanya Raka .
“ Dugaanmu itu salah besar . Lagi pula aku sama sekali tidak tahu- menahu kalau memang ada hantu di pulau ini . “ Armand menyanggah .
“ Jadi apa yang sebenarnya terjadi ?! Jangan mempermainkan aku ! ” Emosinya sudah menumpuk di ubun – ubun . Tapi ditahannya , karena dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa hubungannya , Rania & pulau itu sebagaimana yang t’lah dikatakannya .
“ Sebelum aku membunuh kalian semua , ada baiknya aku bercerita sedikit kepada kalian tentang aku , Rania & hubungan nya dengan pulau ini . “ Sambil mengawali ceritanya .
2 tahun lalu ...
            Di ruang tamu , nampak seorang laki – laki sedang bersantai memainkan alunan nada di gitar . Jari jemarinya begitu lihai memindahkan jari – jarinya sesuai dengan petikan . Suara merdu mengiringi permainan gitarnya selaras dengan petikan nada pada bunyi senarnya .  Nada handphone berbunyi menandakan ada panggilan masuk ke handphone nya .
“ Halo Rang . Ada apa ? “ tanya Armand .
“ Kamu udah berangkat belum di sana ? Lumayan lama nih kami berdua nunggu .?! “ kata Rangga .
“ Oh iya iya . Ini lagi di jalan .” kata Armand .
“ Cepat sikit ya , bro . Ada hal yang penting mau aku omongin sama kalian berdua . “
“ Ok . Gua pasti datang kok . Tapi elu berdua di kafe biasa tempat kita nongkrong kan ? “ tanya Armand .
“ Ya Iya . Maka nya cepat . “ kata Rangga sambil menutup handphone .






No comments:

Post a Comment